Istana Origami Kak Thomas

Ni Putu Trisnanda/M-1
19/2/2017 01:01
Istana Origami Kak Thomas
(DOK PUTU)

Sobat Medi pasti sudah sangat familier dengan kesenian melipat kertas asal Jepang yang disebut origami. Bahkan, Medi yakin pasti kamu sudah sering membuat keterampilan ini di sekolah. Ya kan?

Namun, apakah Sobat Medi pernah lihat dinosaurus atau naga besar yang terbuat dari kertas? Kalau gajah, buaya, atau bahkan armadillo dari lipatan kertas, apa Sobat pernah lihat?

Pasti banyak dari Sobat Medi yang belum tahu kan? Apalagi kalau membuat dalam jumlah ratusan! Nah, di Tangerang Selatan, ada lo galeri atau tempat yang menyajikan beragam karya dari kesenian Origami. Tepatnya di Flamingo I JC 9/4, Bintaro Jaya Sektor 9.

Mulai dari bentuk sederhana hingga naga berukuran besar, menghiasi setiap sudut dari galeri milik Kak Thomas Andika itu. Galeri tersebut bernama Thomas Origami!

Sobat! Kak Thomas sudah mulai menekuni seni melipat kertas ini sejak usianya masih 5 tahun. Kini Kak Thomas sudah 18 tahun. Selama itu ia sudah membuat ratusan bahkan ribuan karya origami.

Untuk satu jenis hewan saja, Kak Thomas bisa membuat berbagai macam bentuk. Misalnya, saat membuat hewan seperti kupu-kupu, Thomas mampu membuat hingga puluhan ragam kupu-kupu tergantung dari tingkat kesulitan dan juga ukurannya.

Belajar dari internet

Bagi Kak Thomas, origami ialah kegemarannya. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencoba membuat karya dari contoh-contoh di buku atau di internet. Thomas memang mempelajari kesenian ini secara autodidak atau tanpa kursus. Objek yang paling Thomas sukai ialah hewan, terutama gajah dan hewan langka.

"Thomas suka membuat gajah karena dia besar dan kuat! Thomas juga suka membuat hewan langka supaya orang-orang ingat dengan mereka," ujar Kak Thomas sambil melipat kertas saat ditemui di galerinya pada Selasa, (14/2)

Terapi yang menyenangkan

Sobat Medi, yang lebih keren lagi kak Thomas pernah didiagnosis mengidap autisme saat masih berumur 19 bulan. Hal tersebut sempat menjadi kendala. Saraf geraknya tidak bekerja seperti anak seusianya sehingga ia kesulitan berkonsentrasi, berbicara, atau memegang barang tertentu.

Tentu saja hal ini sempat menjadi kekhawatiran Ibu Wiwie Kartati, Mama Kak Thomas. Untungnya ketekunan dan kesukaan Kak Thomas terhadap origami mampu menjadi terapi yang baik bagi Thomas. Tidak hanya melatih saraf motoriknya, tetapi juga hal-hal lain seperti cara berkomunikasi, mengontrol stres, mengambil keputusan, hingga melatih kesabaran.

Ibu Wiwie mengatakan, galeri ini juga menjadi wahana bagi Kak Thomas untuk terus belajar, "Thomas sekarang selalu menjadi mentor dan juga yang memimpin tur galeri saat ada kunjungan dari tamu sehingga hal itu berdampak baik pada cara Thomas berkomunikasi dan juga untuk mengatur emosinya."

Dari Hobi jadi profesi

Selain mengikuti berbagai macam pameran dan workshop karya-karya Thomas juga sudah medatangkan pemasukan lo buat Kak Thomas. Biasanya karya Kak Thomas diikutsertakan dalam pameran dan lelang. Selain untuk Thomas, hasilnya juga sering disumbangkan ke berbagai kegiatan amal. Seperti saat Hari Anak pada Juli dan Hari Kesadaran Autisme pada April, bahkan salah satu karya Kak Thomas sempat terlelang hingga 11 juta rupiah yang akhirnya didonasikan untuk merayakan Hari Disabilitas.

"Saya dulu sempat takut Thomas bahkan tidak bisa bersekolah. Tapi sekarang Thomas justru sudah bisa punya uang jajan sendiri," ujar Ibu Wiwie saat ditemui di galeri pada Selasa (14/2). Nah, makanya kalau Sobat Medi punya hobi sebaiknya Sobat jalankan dengan tekun. Siapa tahu Sobat bisa menjadi seperti Kak Thomas ya!

Ni Putu Trisnanda, Mahasiswa Jurnalistik, Universitas Padjadjaran/M-1



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya