Sore yang Santai di D.C

Bintang Krisanti
22/11/2015 00:00
Sore yang Santai di D.C
(FOTO-FOTO: MI/BINTANG KRISANTI)
PUKUL 5 sore biasanya program harian kami di Washington DC, ibu kota Amerika Serikat (AS), berakhir. Pada jam itu pula tampak jalan-jalan di wilayah perkantoran mulai ramai. Para pekerja menyusuri trotoar, bergegas menuju stasiun bus dan subway atau berjalan kaki pulang. Tampak pula taman-taman kota yang memang seharian tidak pernah sepi dari pelari, di sore hari makin hidup. Pria dan wanita, berpasangan ataupun sendiri-sendiri begitu asyik memacu kaki mereka. Ini pula yang saya lihat di suatu sore di Georgetown Waterfront Park, taman yang memanjang di sisi utara sungai Potomac atau tepatnya di bawah jalan bebas hambatan Whitehurst.

Di taman itu banyak pula warga yang sekadar duduk-duduk di undak-undakan di tepi sungai. Anak-anak kecil terlihat memberi makan bebek-bebek yang memang banyak berkerumun berenang di sekitar undakan. Sementara di tengah sungai yang bening itu, ada sekelompok orang bermain kano dan paddle board. Olahraga yang terakhir ini memang sedang populer. Olahraga itu dilakukan sambil berdiri di atas papan yang mirip papan selancar. Kayuhan dilakukan dengan menggunakan dayung panjang.

Menikmati hidup
Alam Burhanan, seorang jurnalis asal Indonesia yang sudah sekitar lima tahun bekerja di Washington DC, mengungkapkan bahwa umumnya warga di sana tertib jam pulang kantor. "Hampir tidak pernah lembur, rata-rata (mereka) pulang tepat waktu untuk kumpul sama keluarga atau ya nikmatin waktu aja. Tapi, mereka kalau datang pagi, jam 7 sudah di kantor," kata Alam yang bekerja sebagai produser di VOA. Dengan ruang terbuka yang tersebar di segala penjuru kota dan tentunya tertata baik, keseharian yang sehat memang seolah mudah dijangkau di sini. Tidak perlu menunggu hari libur atau berkendara jauh untuk bisa berolahraga atau bersantai menikmati alam.

Sebagai gambaran, hanya berjarak dua blok ke barat maupun ke timur dari hotel kami yang terletak di pusat kota, saya sudah bisa menjumpai taman yang rindang.Rock Creek Park yang berada di timur hotel kami (The Melrose Hotel), bahkan terus memanjang ke utara dan menyambung dengan Dumbarton Oaks Park di daratan tinggi Kalorama Heights. Totalnya, Washington DC punya 930 km persegi area taman.

Kota tua Alexandria
Di hari lain, kami punya waktu untuk naik kapal wisata dari dermaga di Georgetown Waterfront Park untuk menuju ke kota tua Alexandria. Kota yang didirikan pada 1749 ini berada di selatan dari Kota Washington DC, tepatnya di sisi seberang Sungai Potomac dan sudah masuk negara bagian Virginia. Dengan membayar US$16 untuk sekali perjalanan kapal ke Alexandria, sepanjang pelayaran itu, kita sekaligus bisa melihat sisi timur The Mall. Kompleks The Mall berisikan berbagai museum dan monumen bersejarah AS.

Di bagian timur itu berdiri monumen untuk menghormati Abraham Lincoln, Franklin D Roosevelt, dan Thomas Jefferson. Dari kejauhan, kita juga bisa melihat Monumen George Washington yang berbentuk seperti obelisk tinggi. Begitu tiba di dermaga Alexandria, nuansa kota tua langsung terlihat. Tidak jauh dari dermaga, ada bangunan tua yang dulunya merupakan pabrik peluru meriam dan kini sudah beralih fungsi untuk galeri. Dari dermaga hingga ke sisi timur kota, sepanjang jalan ada kafe, restoran, dan butik-butik antik. Di ujung timur kota itu berdiri megah monumen lainnya untuk George Washington.

Kue legendaris Georgetown
Kembali ke Georgetown, malam hari bisa dinikmati sembari berjalan-jalan di kawasan yang termasuk salah satu kawasan trendi Washington DC. Di sepanjang jalan berjejer toko-toko dari merek fesyen ternama bersanding dengan kafe-kafe. Jika anda mampir ke sini, jangan lewatkan Georgetown Cupcakes (DC Cupcakes). Antrean pengunjung memang biasa memanjang hingga ke luar toko, tetapi waktu yang kita habiskan akan terbayar dengan lezatnya kue-kue buatan kakak beradik, Katherine Berman dan Sophie LaMontagne ini



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya