Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Para aktivis muda itu dipertemukan. Berasal dari aneka organisasi kampus, mereka berlatih agar punya pemahaman dan keterampilan tentang keberagaman dan perdamaian.
Sebagian mewakili Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat mahasiswa (Sema), hingga Himpunan Mahasiswa (Hima). Ada juga beraneka komunitas yang bergiat dalam aksi perdamaian, seperti Forum Pemuda Lintas Iman (Fopulis) Fopulis yang bermarkas di Sukabumi serta Komunitas Alang-Alang dari Cirebon.
"Menghadapi situasi konflik, kita jangan menjadi orang-orang yang agresif dan melarikan diri," tegas Mochamad Miqdad yang menjadi salah satu pembicara dalam Sekolah Pengelolaan Kebinekaan dan Perdamaian (SPKP) 2017.
Peserta SPKP sebanyak 23 anak muda, berkumpul di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sekolah istimewa yang diadakan Pusat Kajian Kebinekaan dan Perdamaian (PKKP) itu diadakan enam hari, 29 Januari hingga 3 Februari dengan tiga isu utama, gender, agama, dan etnik.
Ditularkan di komunikasi
"Tema acara ini, pengetahuan kebinekaan untuk membangun komunitas, tujuannya agar mereka yang sudah berkomunitas bisa lebih advance dan bagi yang belum ada komunitas bisa membangun komunitas dan mengadvokasi warga," jelas August Leonardo, panitia SPKP 2017.
Para peserta dibuka matanya untuk berfokus pada musuh bersama bangsa yaitu sumber daya bangsa yang dikuasai segelintir orang, ganasnya korupsi, dan karut marut dunia pendidikan.
"Nah, isu-isu penyebab konflik itu justru tak perlu kita besar-besarkan. Namun, problem dengan kebinekaan itulah yang menjadi wajah kita hari ini," ujar Miqdad yang bekerja di lembaga Proseven, kependekan Peace True Sustainable Village Development.
Kabar baiknya, lanjut Miqdad, kelompok-kelompok yang menjaga toleransi masih lebih banyak jika dibandingkan dengan potensi perpecahan.
"Kalau kita keliling Indonesia, masih lebih banyak orang yang toleran ketimbang yang sebaliknya," jelas pria gondrong itu.
Ikut di SPKP 2017, anak-anak muda yang aktif di komunitas atau kampus bisa makin komple, sehingga juga terampil sebagai aktivis kebinekaan. Mereka menjadi agen yang menyebarkan semangat dan nilai-nilai perdamaian pada berbagai kegiatan komunitas juga kampus.
Kisah kelam
Peristiwa yang mungkin paling mendebarkan ialah saat sesi berbagi dengan komunitas Arus Pelangi yang menaungi lesbian, gay, biseksual dan transgender. Ada pula kisah tentang orang-orang muda yang berfokus pada isu perempuan dan remaja, khususnya hak seksual, hak kesehatan reproduksi serta antikekerasan dari SAPA Institute, yang bermarkas di Kabupaten Bandung. Dari cerita-cerita yang mungkin tak lazim diketahui anak-anak muda itu, para peserta sekolah diajak berpikir dan berdiskusi untuk merumuskan langkah-langkah riil yang akan mereka buat setelah lulus dari SPKP 2017.
"Seusai sekolah mereka bisa melakukan kegiatan seperti SAPA Institute, yang telah bergerak di daerah Pabean, Majalaya, untuk memperjuangkan hak kesetaraan gender," kata Miqdad.
Di komunitas dan lingkungan sekitarnya, alumnus SPKP mengagendakan pembuatan spanduk yang dipasang di balai desa, menyebarkan brosur, serta melakukan pertemuan dengan para ibu.
Eksis di CFD dan media sosial
Program lainnya, memanfaatkan media sosial hingga eksis di Car Free Day. "Banyak sekali yang bisa dilakukan, bahkan melalui media sosial," ungkap Theo Negoro, peserta yang berasal dari Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Sementara itu, Tera Ummuttaufiqoh seusai dengan SPKP 2017 ini ia berencana membagikan apa yang sudah dia dapat selama enam hari tersebut dalam sebuah seminar. Sementara itu, Tera Ummuttaufiqoh berencana membagi pemahamannya pada seminar.
"Kebetulan memang sudah ada agenda Pesantren for Peace, di dalamnya ada seminar Call Day of Human Right, mengundang beberapa pesantren yang melingkupi daerah Bandung. Di seminar ini memang akan dibahas mengenai perdamaian, HAM, dan toleran, dan saya akan terlibat di dalamnya," ujar Tera. Meski sebagian generasi internet berjarak dengan realitas sosial, lebih sibuk dengan interaksi di dunia maya, SPKP diharapkan jadi perekatnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved