Strategi yang Memacu Jantung

Siti Retno Wulandari
15/11/2015 00:00
Strategi yang Memacu Jantung
(MI/ARYA MANGGALA)
PELUH membanjiri wajah, tangan tak sabar untuk menyeka bulir keringat. Waktu baru saja berjalan 15 menit, tetapi deru napas sudah semakin memburu. Saya bersama dua master permainan airsoft gun, Peter dan Satyo, berada dalam satu tim. Meskipun kerap dijaga keduanya, adrenalin saya tetap terpacu, degup jantung enggan mereda, bahkan untuk berpindah posisi saja saya harus menunda karena rasa takut berlebih. Unit laras panjang yang saya pegang menjadi modal untuk memukul mundur musuh. Akan tetapi, jangan salah, ini bukan senjata yang bisa membuat seseorang kehilangan nyawa.

Pelurunya terbuat dari campuran plastik dan keramik. Pun dengan bagian dalam unit yang terbuat dari plastik, sepintas itu terlihat seperti senjata. Namun bila ditilik lebih dalam, bagian-bagiannya banyak yang terbuat dari plastik. "Ini permainan senang-senang sekaligus olahraga. Memacu kerja jantung, semua bagian tubuh bekerja tak terkecuali otak untuk mengatur strategi yang tepat. Inti dari permainan airsoft gun ini kejujuran, sportivitas, dan disiplin," kata Peter, pendiri komunitas Predator, komunitas pecinta permainan airsoft gun saat ditemui di tempat berlatih dekat kawasan Pulogadung, Jakarta, Sabtu (7/11).

Tak seseram yang banyak diceritakan, saya yang terkena tembak di bagian kaki pun tidak mengalami cedera. Hanya, saya harus mengangkat kedua tangan dan meneriakkan "Hit!" saat terkena peluru lawan. Peter juga mengatakan permainan yang membutuhkan ketangkasan gerak dan otak itu sangat membantu proses olahraga yang jarang dilakukan para pekerja. Semua aman, imbuh Peter, asalkan dilakukan sesuai dengan kegunaan dan ketentuannya. "Pemanasan di awal supaya tidak terkilir. Perlengkapan semua harus lengkap, mulai kacamata, masker, topi, rompi pelindung, pelindung lutut, sarung tangan, hingga sepatunya jenis bot yang kuat supaya tidak tergelincir," tuturnya.

Jangan asal,ikuti aturan
Bukan sekadar menembak dan memukul mundur musuh. Esensi dari olahraga ini ialah bersenang-senang dan menciptakan kebugaran pada tubuh dan pikiran. Kalau sekadar tembak-menembak, kata Peter, nantinya muncul perasaan dendam dan berujung pada saling membalas. Karena itu, pihaknya memiliki beberapa peraturan yang harus ditaati anggota ataupun kelompok yang menyewa jasanya. Endang Witarsa, salah satu anggota kelompok yang baru saja bergabung, mengungkapkan pengalaman pertamanya yang penuh dengan rasa takut.

Bukannya maju dan mencari lawan, dirinya hanya sanggup bersembunyi lama di balik penghalang. Lambat laun, keberaniannya terpacu, bidikannya semakin terlatih, dan gerak perpindahannya semakin baik. "Ada aturannya, kan ini olahraga yang menyenangkan, bukan semaunya. Baru boleh menembak lawan jika berada pada jarak lebih dari 5 meter, lalu enggak boleh mengarah ke wajah, baiknya ke rompi pelindung, unit dalam keadaan terkunci sekalipun enggak boleh diarahkan ke orang," ungkap Endang sembari memperlihatkan unit laras pendeknya. Peraturan lainnya, terdapat batas daya lesat peluru (feet per second/fps) dengan angka maksimum 450. Jika melewati angka tersebut, tidak boleh digunakan untuk bermain olahraga.

Berbagi peran
Tak hanya olahraga memacu jantung dan gerak refleks, permainan airsoft gun juga melatih komunikasi dan diskusi lebih cepat. Karakter terbangun, egoisme harus diredam, strategi pun dimainkan sejak awal. Satyo, anggota komunitas Predator yang memakai baju dengan atribut kamuflase rumput, menjelaskan ada tiga tipe menembak dari olahraga ini. Pertama, jenis tembak target yang berfokus pada membidik target terus-menerus.

Kedua, tembak reaksi atau menembak sembari bergerak, dan terakhir jenis war game yang dilakukan dengan skenario atas sebuah peperangan di masa silam, contohnya perang gerilya. "Selain jenis permainan, ada tiga divisi juga bagi airsofters (sebutan bagi pelaku permainan airsoft gun). Assaulter yang bertugas membuka jalan dan berada di depan, kemudian gunner yang bertugas sebagai pendukung assaulter. Terakhir sniper (penembak jitu) yang menuntut orang harus sabar dan telaten, jarang berpindah," pungkas Satyo.

Seperti yang ditekankan Peter dan Endang, Satyo pun mengungkapkan perihal kejujuran menjadi kunci permainan. Kecilnya peluru membuat hasil tembakan sulit diidentifikasi di tubuh target. Dengan begitu, tanpa kejujuran, orang yang terkena peluru akan mudah saja mengelabui lawan. Tanpa kejujuran dan sportivitas, permainan akan tidak menyenangkan. Selain kedua hal prinsipiil tersebut, ada nilai-nilai lain yang juga harus dipegang seorang airsofter, yakni tanggung jawab, mengutamakan keamanan, dan tentunya siap bersenang-senang.          



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya