Hidangan Imlek Lezat dan Sarat Makna

PERAYAAN tahun baru Tionghoa atau Imlek memang baru 28 Januari. Namun, semarak perayaannya sudah terasa, termasuk di Mal Ciputra, Jakarta. Pusat perbelanjaan yang berada di kawasan Grogol itu merayakannya dengan perayaan bertajuk Shanghai Broadway dengan mengusung kebersamaan dan keharmonisan keluarga.

"Di Tahun Ayam kali ini, kami ingin mengajak semua merasakan pengalaman baru dengan makan bersama khas Imlek, menikmati hidangan yang tidak ditemukan pada hari biasa, menandakan di awal tahun dimulai dengan ikatan kekeluargaan yang baik dan harmonis," kata Ferry Irianto, General Manager Mal Ciputra Jakarta, Kamis(12/1).

Nuansa gedung broadway berpadu warna Imlek merah dan emas tidak hanya ditonjolkan dalam ruangan, tapi juga warna hidangan yang disajikan. Seperti Yu Sheng, sajian mirip salad itu terdiri dari 15 bahan, di antaranya wortel, lobak, rumput laut, kacang, ubur-ubur, dan salmon. Turut dilengkapi taburan bumbu kayu manis bubuk, wijen, pangsit goreng, minyak ayam, lada hitam hingga saus plum yang masing-masing punya makna tersendiri. Misalnya pangsit goreng berarti emas, sayuran hijau berarti evergreen atau awet muda.

Semua bahan itu ditempatkan dalam mangkuk besar. Semua bahan dicampurkan dengan cara mengaduk setinggi-tingginya sembari melafalkan doa-doa kebaikan. Hasil campurannya bisa menentukan keberuntungan di masa depan. Semakin terkumpul di tengah tanpa tercecer bermakna semakin baik keberuntungan bagi pemakannya. Tidak hanya kental filosofi, sajian ini pun nikmat. Tidak ada rasa amis dari salmon dan ubur-ubur. Di mulut terasa asam yang segar.

Makna berbeda juga diungkapkan Eight Treasure Soup. Sesuai dengan namanya, sup ini terdiri dari delapan bahan dasar, jamur tungku, potongan daging ikan, teripang, perut ikan, dry scallop, jamur abalone, black mushroom, ginggo nut, dan lotus seed yang berpadu dalam kuah berwarna cokelat kehitaman dari kecap asin dan cuka hitam. Tak ada bahan yang menonjol, rasa semua bahannya tercampur dan menyatu. Masakan ini bermakna setiap usaha yang dilakukan dapat berkembang pesat.

Di hidangan selanjutnya, ada Jumbo King Prawn with Butter Sauce yang melambangkan kemakmuran. Ada pula Sea-Cucumber with Abalone Mushroom and Broccoli yang bermakna kehidupan yang lebih baik.

Bandeng
Tentunya Imlek tidak lengkap tanpa sajian ikan bandeng. Ikan bandeng yang licin mengisyaratkan usaha yang senantiasa lancar dan terus melaju ke depan, seperti ikan yang tak pernah berjalan mundur. Namun, bila Anda bosan dengan sajian ikan bandeng yang biasa saja, mungkin bica mencoba sajian ikan bandeng legendaris khas Imlek dari Willam Wirjaatmadja Wongso atau akrab disapa William Wongso. Pakar kuliner Indonesia itu memilih menggunakan cabai merah dan belimbing wuluh untuk membuatnya menjadi pindang yang segar. Ikan bandeng yang digunakan pun disajikan secara utuh.

Simbol rezeki yang utuh dan keberuntungan juga ditonjolkan pada masakan Ayam Kodok, ciri khas peranakan. Tampilan ayam utuh, daging dalamnya dipisahkan dari tulang tanpa merusak kulitnya. "Terdapat tiga daging yang digiling, yakni daging ayam, sapi, kornet. Sebagian lagi dicincang, lalu dicampurkan semua," kata William Wongso.

Sajian lain yang disiapkan William Wongso ialah Sauteed Misoa. Mi Jepang yang disajikan dengan toge dan sayuran itu memiliki cita rasa yang pedas cocok dengan lidah orang Indonesia. Mi ini dimakan dengan menyeruputnya hingga habis tanpa dipotong.

Sebagai penutup, ada Kue Keranjang Jongkong Kelapa Muda yang disajikan dengan daun pisang. "Ini cara lain menyajikan kue keranjang khas Imlek, dengan cara dikukus bersama kelapa muda, rasanya jadi berbeda dan unik. Makanan ini pun bermakna melengketkan setiap hubungan seperti layaknya kue keranjang," pungkas William Wongso. Bagi tradisi Tionghoa, setiap bahan masakan memang punya filosofi tersendiri. Bahan dan cara memakannya pun mengandung arti yang bermacam-macam agar membawa kebahagiaan dan keberuntungan. (M-4)