Serunya Main Musik

M-1
11/12/2016 02:45
Serunya Main Musik
(MI/Duta)

Pada suatu hari di sebuah kerajaan, terdapat tujuh anak raja yang sedang bermain di aula istana, bermain gadget, kartu, dan aneka gim lainnya. Namun, perlahan suasana riang diselingi canda ini mulai diramaikan ledekan, berkejaran, hingga akhirnya tak sengaja salah satu anak menyenggol cermin pusaka kerajaan hingga terjatuh dan pecah. Wah gawat sekali nih sobat, bisa-bisa sang raja marah!

Ya benar sobat, rupanya raja marah kepada tujuh anaknya. Raja sedih sekali karena cermin itu merupakan harta turun temurun dan sulit dibuat lagi. Nah, agar sang raja tidak marah, kerajaan pun memberikan beragam hiburan, seperti sulap, yoyo dan tarian, tapi beliau tetap saja marah.

Proses belajar

Kisah itu memang tak terjadi di dunia nyata sobat, tapi kisah drama musikal yang digelar Yayasan Mandiri Tunas Global, Sabtu (26/11) di Teater Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Dibantu Gelar Production, 235 siswa dari seluruh siswa TK, SD, dan SMP Sekolah Tunas Global berperan dalam Pentas Seni dan Budaya.

"Melalui pementasan dan seluruh proses yang dilaluinya sudah tentu membangkitkan kepercayaan diri. Kegiatan ini menjadi pembelajaran yang efektif membuat tumbuh kembang lebih baik," kata Pak Eppy S Rachman, Pembina Yayasan Mandiri Tunas Global.

Pencarian kolam abadi

Seluruh pemain kompak mengenakan kostum sederhana dengan bawahan sarung yang diikatkan berbeda. Karena melibatkan ratusan siswa, mereka pun dibagi beberapa kelompok, ada yang menjadi kupu-kupu, ombak, prajurit, naga laut hingga pohon-pohon di hutan.

Mereka tampil bergantian di panggung dengan menampilkan drama musikal berjudul 7Quest atau 7 pencarian. Ya sobat, sejak cermin itu pecah, sang raja memerintahkan ketujuh anaknya untuk mencari bahan pembuat cermin pusaka, yaitu dari kolam abadi dan bunga tulis emas yang tumbuh di kolam tersebut.

Dalam perjalanannya yang mengharuskan berlayar menuju suatu pulau, anak-anak ini berselisih paham. Mereka pun harus menghadapi naga laut yang mengamuk hingga menyebabkan badai di lautan dan kapal yang mereka tumpangi pun terdampar di sebuah pulau.

Di pulau itu mereka bertemu dengan penduduk asli yang mengira marah dan tak tahu sopan santun, pertempuran pun sempat terjadi. Setelah mengaku kalah, 7 anak raja ini pun masuk ke hutan yang di salah satu bagiannya terdapat kolam yang sangat bagus dan jernih.

Di tengahnya terdapat tanaman teratai dengan bunga emas. Ya, tanpa sengaja mereka menemukan kolam abadi seperti yang diinginkan ayahnya.

Masing-masing berusaha mengambil air menggunakan botol, tapi saat diambil airnya berubah menjadi pasir. Berulang kali dicoba, tapi tetap gagal. Tiba-tiba muncul seorang anak penduduk asli, ia membawa sebuah bejana dan memberikannya kepada mereka dan menyuruh bergandengan tangan untuk mengambil air bersama-sama. Yes berhasil, begitu pun mengambil bunga tulip emas. Mereka pun kembali pulang. Melihat itu sang raja senang bukan main. Raja pun bangga dan mengumumkan semua anaknya sebagai raja.

Kreativitas siswa

Sebelumnya, para siswa pun melakukan audisi untuk mengetahui bakat dan menentukan peran yang cocok. Mereka harus menampilkan banyak mimik wajah seperti sedih, marah, senang hingga sakit.

Hingga di atas panggung, mereka melakukannya dengan kompak loh. Dalam penampilan seperti ini, semua pemain berperan penting, meskipun tampil sebentar hanya menjadi pohon atau air di lautan, yang penting berani dan melakukannya semaksimal mungkin.

Disaksikan langsung oleh orangtua, para siswa ini membuat kagum dan bangga ibu dan ayah nih. Di akhir acara, orangtua menjemput langsung mereka di panggung sambil memeluk dan memberi selamat atas kerja keras.

Selain penampilan, semua kreativitas siswa pun ditonjolkan lewat menari, melukis, hingga bernyanyi. "Semua menampilkan kreativitas siswa. Mulai dari lagu ciptaan Pak Eppy yang diaransemen oleh siswa, gambar background besar di belakang dan musik pengiring pun dilakukan siswa," kata Pak Kadek B Aryawan, Panitia Pelaksana.

Pak Kadek pun mengungkapkan, butuh waktu hingga 2 sampai 3 bulan untuk mempersiapkan semuanya, melatih siswa berani dan aktif di panggung. Pementasan seperti ini akan terus menjadi agenda Sekolah Tunas Global karena nantinya akan dibuka ekstrakurikuler drama di sekolah. Ya, ini menjadi pengalaman pertama tampil dipanggung agar semua anak bisa tertarik serunya belajar drama.

Apakah sobat medi ingin belajar akting untuk menampilkan drama musikal seperti mereka juga? Yuk belajar dengan temanmu dari sekarang!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya