Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Medali dan berbagai pencapaian yang diraihnya dari berbagai kompetisi tak hanya mengasah tekniknya, tetapi juga nilai-nilai kehidupan.
KARATE, bagi Lutfi Ardiansyah bukan cuma olah raga bela diri yang mendatangkan banyak pencapaian. Dari teknik tendangan, pukulan hingga bantingan yang ia latih dan tandingkan di berbagai kejuaraan, ia belajar tentang pentingnya menghormati diri dan orang sekitar, ketekunan dan cara melawan rasa malas. Pretasi terakhirnya, Juara 2 Thailand Open 2016 serta Juara 3 PON 2016. Namun pada pesta olahraga antar provinsi lah ia beroleh predikat sebagai peserta termuda di kelas pertandingan yang diikuti. Disela latihannya, Muda mengulik lebih tentang pembelajaran yang ia dapat dari karate. Simak ya!
Ceritain dong kenapa kamu lebih milih karate dibanding olah raga lain?
Awalnya karena memang tertarik belajar bela diri, tujuannya agar saya selalu merasa aman karena ada basic bela diri.
Kebetulan ayah saya punya teman yang melatih karate, jadi saya dilatih dia. Sampai sekarang pun pelatihnya masih sama. Karate memiliki keistimewaan sendiri dibandingkan bela diri lainnya, karena meliputi keseluruhan teknik dalam bela diri, ada pukulan, tendangan, tangkisan, hingga bantingan. Saya juga jatuh cinta sama karate karena lebih dulu berkenalan dengan karate, bukan bela diri lain. Lama kelamaan makin tertarik karena karate membawa budaya Jepang yang menghormati sesama.
Saat bertanding di PON kemarin, apakah ada strategi khusus?
Fokus di ketajaman teknik karena rata-rata orang daerah dari nasional itu ngutamain power, teknik dinomorduakan. Latihan juga jadi jauh lebih sering. Biasanya, seminggu 3 kali di hari biasa, tapi, menjelang PON jadi seminggu 6 kali. Satu hari untuk istirahat.
Pengalaman paling berkesan saat mengikuti karate?
Saat tanding di Thailand Open 2015. Waktu itu saya bisa mengalahkan Myanmar yang juara Sea Games 2013. Alhamdulillah hasil kerja keras dari SD sampai sekarang, saya sudah berhasil mengumpulkan 15 emas, 30 perunggu, dan perak yang saya lupa berapa jumlahnya.
Dan saya ingin terus menambah medali. Gimana cara bagi waktu?
Kalau dibilang ganggu sih ganggu, pasti keteteran belajarnya, suka kepikiran juga kalau lagi di karantina ketinggalan banyak pelajaran. Tapi Alhamdulillah masih bisa nanya sama teman-teman dan dosen yang bersangkutan, jadi bisa kekejar.
Cara kamu mengoptimalkan diri sebagai seorang atlet?
Tetap fokus, harus selalu menjaga tubuh fit agar konsistensi pada karate tetap berjalan. Saya selalu menjaga pola makan, porsi latihan, dan mengonsumsi vitamin.
Tantangan terbesar yang dihadapi atlet?
Saat ia harus mempertahankan predikat juara, mempertahankan lebih susah dari pada merebut. Selain itu, tantangan mengatasi rasa malas. Meski demikian, saya selalu berusaha melawan dengan cara mengingat orang tua yang selalu jadi motivasi saya.
Apakah atlet bisa jadi profesi?
Kalau sudah jadi atlet pelatda atau pelatnas pasti kita dikontrak dan dari situ akan dapat gaji, apalagi kalau berprestasi, pasti ada bonus. Jadi menurut saya, lakuin aja apa yang kalian suka.
Do what you love, and love what you do. Kalau sudah punya potensi diri, jangan didiamkan, harus dikembangkan. Siapa tahu kesuksesan kita datang dari potensi yang tidak kita jalani itu. Jadi, apapun potensi yang kita miliki, selagi masih positif lakukan saja. Jangan takut pelajaran terganggu, kalau kita bisa, bagi waktu pasti dua duanya bakal jalan, kok.
Kiat kamu agar bisa berprestasi?
Manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Lawan penyakit malas saat latihan, kalau malas tidak akan terkejar target juaranya. Latihan terus menerus, dan tanamkan dalam diri bagaimanapun caranya harus menjadi juara.
Apa agenda kedepan?
Kuliah dan prestasi tetap jalan, tidak akan putus dari karate walaupun sudah bekerja. Saya berharap bisa menjadi juara dunia seperti idola saya, Antonio Dias. (M-1)
Syifa Amelia Jurusan Jurnalistik, Politeknik Negeri Jakarta
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved