Kipra Sean di Bulan Sumpah Pemuda

Suryani Wandari
23/10/2016 04:30
Kipra Sean di Bulan Sumpah Pemuda
(DOK TIM SEAN GELAEL)

Sean Gelael kian mendekati arena formula satu.

Bangsa Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan, sejak puluhan tahun lalu para pemuda Indonesia telah membulatkan tekad untuk mengangkat harkat dan martabat hidup bangsanya. Bukti itu tergambarkan sejak 28 oktober 1928 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Di masa kini, bentuk semangat perjuangan itu dapat dilihat dari perjuangan pemuda di berbagai aspek, termasuk diantaranya Muhammad Sean Ricardo Gelael. Hasil kerja kerasnya mengasah hobi sejak kecilnya itu membuat ia berlaga hingga ajang Grand Prix 2 (GP2), satu tingkat di bawah Formula 1. Pemuda bertubuh tinggi yang merupakan putra semata wayang mantan pereli nasional Ricardo Gelael dengan Rini S Bono ini mendapatkan dukungan besar dari keluarganya.

Ricardo Gelael yang juga pemilik tim Jagonya Ayam KFC Indonesia mengatakan, pada balapan WEC ini, Sean dan tim tidak dibebani target yang tinggi. Ia berharap Sean bisa belajar sekaligus menguji kemampuan balapnya saat tampil bersama satu lintasan dengan beberapa mantan pebalap F1 dan pebalap berpengalaman lainnya. Selain ketenangan, kesabaran dan konsistensi balap, pada ajang ketahanan ini, kata Ricardo, keberanian pebalap untuk menyusul pebalap lain akan benar-benar diuji. "Sebenarnya ini ujian yang komplet bagi pebalap. Tentu saja ini juga bagus buat Sean yang masih perlu banyak belajar untuk mematangkan karier balapnya di GP2," kata Ricardo.

Di beberapa balapan, Sean memang gagal menyelesaikan balapan seperti balapannya di sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (2/10) silam. Ia tidak bisa menyelesaikan balapan setelah mobilnya melintir pada putaran kedelapan saat berupaya menghindari tabrakan dengan pebalap lain di tikungan.

"Saya sangat menyayangkan karena saya sedang menikmati jalannya balapan. Saya menginjak rem terlalu dalam untuk menghindari tabrakan dengan pebalap lain saat menikung. Tentu ini mengecewakan meskipun ini juga memberi pelajaran berharga buat saya," kata Sean. Namun, Sean pun mampu melebihi target yang dibebankan tim. Sean fi nis di urutan ketujuh pada balapan di Baku yang bertajuk seri Eropa dan meraih podium kedua pada balapan di Sirkuit Red Bull Ring, Austria.

Navigator cilik

Ayahnya ternyata telah mengenalkan dunia balap kepadanya sejak kecil, ia kerap diajak sang ayah menema ninya tampil di berbagai kejuaraan hingga diajari me ngendarai mobil.

"Saat diajari mobil oleh papa, saat itu saya cuma megang-megang setir dan terasa enak sekali," kata Sean. Tak heran jika kegemarannya tersebut terus diasah hingga Sean menjadi navigator cilik di usia delapan tahun dan menjadi co-driver profesional saat berusia 10 tahun. Hal ini membuat Sean mendapatkan penghargaan sebagai awak pengemudi termuda dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

ia pun kembali meraih penghargaan Muri sebagai co-driver termuda pada Indonesian Natio nal Relly Championship 2008. Bagi Sean mempelajari karakter sirkuit serta penyesuaian mobil sangatlah penting, apalagi pada saat sesi latihan maupun balapan selalu dibarengi denagan rileks. Sampai saat ini, ia mampu beradaptasi dengan bagus pada sesi latihan pertama dan kedua ajang balap FIA World Endurance Champion ship di sirkuit Fuji Speedway, Jepang, Jumat (14/10). Meski baru pertama kali tampil di sirkuit ini, Sean mampu membuat catatan waktu terbaik untuk timnya Extreme Speed Motorsport di sesi latihan kedua.

Sean yang turun pada kategori LMP2, berkolaborasi dengan pebalap Italia Antonio Giovinazzi dan pebalap Belanda Giedo Van der Garde. Pada sesi latihan pertama, Giedo, Sean dan Antonio mencetak waktu satu menit 34, 250 detik. Catatan waktu itu dibuat Giedo dan menempatkan mereka di urutan keempat dalam kategori mobil LMP2. Sementara pada sesi latihan kedua, rekor waktu berhasil dipertajam Sean menjadi satu menit 32, 971 detik. Namun demikian, posisi mereka kali ini berada di urutan kelima.

"Sebenarnya kami belum mengejar catatan waktu terbaik. Karena semuanya baru pertama kali, saya ingin belajar terlebih dahulu. Setelah mengenal karakter mobil dan sirkuit, pada sesi latihan bebas berikutnya baru kami akan mencoba mengejar catatan waktu terbaik. Mudah-mudahan kami juga bisa mendapat hasil yang bagus di babak kualifi kasi," ujar Sean Pebalap muda Indonesia ini merasa sangat antusias untuk menghadapi balapan ketahanan enam jam FIA World Endurance Championship.

Ia menguji kemampuan balapnya dengan berada satu lintasan bersama pebalap-pebalap berpengalaman yang pernah berlaga di ajang Formula 1, seperti Mark Webber, Kamui Kobayashi, Kazuli Nakajima, Giedo Van der Garde, dan Bruno Senna. Sementara itu, pada ajang GP2 seri ke-10 di Sepang, Sean menempati posisi ke-15 dengan koleksi 24 poin. Kini, balapan GP2 tinggal menyisakan satu seri di Abu Dhabi, baginya balapan di Abu Dhabi perjua ngan terakhir untuk memperbaiki peringkatnya. Hal ini tentu sangat baik mengingat Sean memimpikan masuk di Formula 1. (M-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya