Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUA jam saja melarikan diri dari Jakarta, kita akan sampai Cirebon, Jawa Barat. Tentunya Tol Cipali menjadi kuncinya.
NET TV belum lama ini mengajak media jalan-jalan ke kota yang sarat wisata sejarah dan kuliner ini.
Bertajuk acara Jalan-jalan Masa Kini, kami mengeksplorasi tiga lokasi bersejarah.
Gua Sunyaragi
Tidak berada jauh dari pusat kota, sekitar 15 menit saja, kami sudah sampai di Gua Sunyaragi, di Kelurahan Sunyaragi, Kesambi. Tak ada yang menyangka keberadaannya di sekitar pusat kota. Apalagi, Sunyaragi bermakna sunyi dan raga. Arti lengkapnya, penyunyian raga atau tempat bertapa.
Selain disebut kompleks gua, tempat itu pun sering disebut Taman Air Sunyaragi karena banyak air di setiap bangunannya. Menurut Nurmas, pemandu Gua Sunyaragi, taman air ini berfungsi sebagai pendingin.
Gua Sunyaragi memiliki 10 gua dengan nama berbeda. Gua yang sengaja dibuat pada 1884 ini istimewa karena terbuat dari karang-karang laut. Ya, gua ini berbeda dengan lazimnya, yang masuk ke bawah tanah. Gua ini malah dibuat di atas permukaan tanah dengan karang yang menjulang.
"Gua ini memang tempat bertapa, seperti yang bernama gua pengawal misalnya, yang merupakan gua tempat istirahat pengawal sultan," kata Nurmas.
Oleh karena itu, bentuk gua di sini bukan hanya lorong panjang, melainkan juga lorong pendek dan banyak mempunyai ruangan.
Yang unik di tempat ini, ada patung bernama perawan suti yang berada di tengah jembatan kecil tepat di depan gua. Dikabarkan, jika patung ini disentuh seseorang yang belum menikah, orang tersebut akan susah untuk mendapatkan jodoh.
Keberadaannya di tengah jembatan ini menjadikan banyak orang memegang patung ini secara spontan sebagai pegangan agar tak jatuh. Jika tidak sengaja memegangnya, pengunjung bisa saja langsung datang ke Gua Kelanggengan yang berada tidak jauh dari pohon lengkeng yang sudah berumur ratusan tahun untuk berobat!
Mitosnya, siapa pun yang masuk Gua Kelanggengan akan enteng jodoh dan akan langgeng hingga janur kuning melengkung.
Keraton Kesultanan
Berlanjut ke tempat selanjutnya, saya mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon. Keraton Kasepuhan merupakan salah satu dari bangunan peninggalan kesultanan Cirebon yang masih terawat dengan baik.
Sebagaimana sebuah keraton berdiri, tempat ini pun masih aktif sebagai kerajaan islam dan pusat pemerintahan Cirebon.
Meskipun begitu, tempat ini sudah dibuka sebagai tempat wisata, pengunjung dapat memasuki kompleks keraton dari depan yang harus melewati area Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon disebut lemah duwur yang berarti tanah tinggi. Tempat ini memiliki gapura yang terbuat dari bata merah berarsitektur zaman Majapahit. Di area ini pun terdapat saung atau pendopo segi empat.
Berjalan terus ke area dalam barulah saya melihat bangunan berwarna putih yang merupakan bagian induk keraton. Kami disambut hangat oleh Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat yang bertakhta dari 2010 hingga sekarang. "Senang sekali bisa menyambut para pengunjung di sini. Budaya dan sejarah tentu dapat juga dirasakan di sini," kata Sultan Sepuh XIV, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, yang menyambut hangat kedatangan kami.
Di tempat yang ia tempati ini pun gaya arsitek Cirebon cukup kuat, seperti pada dindingnya terdapat lukisan, keramik, dan ukiran mega mendung sebagai ikon corak Cirebon.
Di samping bangunan ini, ada pula Museum Benda Kuno dan Museum Kereta yang mengoleksi benda-benda yang digunakan pada zaman dahulu seperti gamelan, tombak, keris, dan benda pusaka lain. Ada pula kereta Singa Barong yang merupakan kereta kencana Sunan Gunung Jati yang tidak dipergunakan lagi demi menjaga kelestariannya.
Linggarjati
Satu lagi tempat Cirebon yang terkenal hingga ke mancanegara yang saya kunjungi ialah tempat yang banyak menyimpan sejarah perjuangan pahlawan Indonesia, Museum Linggarjati.
Museum yang berada 25 km dari pusat kota dan di dataran tinggi ini memiliki suhu yang dingin dan masih asri, berada di Cilimus, Kabupaten Kuningan.
Diorama Perjanjian Linggarjati hingga kursi dan meja serta ruangan tempat istirahat yang menjadi saksi berlangsungnya Perundingan Linggarjati untuk pembentukan status kemerdekaan Indonesia ini masih tersimpan dengan baik dan terawat. Ingatan seakan dibawa ke masa Indonesia masih diperjuangkan!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved