Rasa Surakarta di Hotel Bintang Lima

Her/M-4
25/9/2016 14:00
Rasa Surakarta di Hotel Bintang Lima
(MI/HERA KHAERANI)

SETELAH saya seharian bersepeda keliling Surakarta, Jawa Tengah, rasa lelah di badan memerlukan penawar. Bagi saya, obatnya datang dari aroma yang menguar dari segelas tirtamaya di Restoran Srikandi, The Royal Surakarta Heritage, tempat saya menginap pada akhir Agustus lalu.

Tirtamaya merupakan minuman tradisional yang terbuat dari beras kencur, jahe, lemon, dan serai. Tak hanya aromanya, rasanya pun memberikan efek relaksasi bagi tubuh.

Setelah itu, barulah saya siap menikmati santap siang di restoran yang desainnya senada dengan hotel, bertema batik dan tradisional tersebut. Soto widodo menjadi pilihan saya. Namanya yang serupa dengan Presiden Indonesia yang dahulu pernah menjadi Wali Kota Surakarta menarik perhatian saya. Terlebih dalam menunya tertulis keterangan soto widodo merupakan kado dari Surakarta untuk Indonesia.

Soto widodo ternyata merupakan soto daging bening yang disajikan dengan paduan nasi merah dengan nasi putih. Hidangan ini disajikan dengan abon daging yang terasa manis, kontras dengan sotonya yang gurih. Di sisi lain, ada keripik dan kerupuk yang mendampingi. Seporsi soto widodo dihargai Rp59 ribu.

Kami juga memesan mi liwet bagong. Jika lazimnya nasi diliwet, Restoran Srikandi justru menyajikan mi liwet. Mi yang disajikan kering diberi kuah kental bercampur sayur labu khas masakan Surakarta. Ada daging ayam, telur, tahu, dan tempe. Saat Anda menikmati hidangan satu ini, bersiaplah menghapus segala referensi tentang liwet yang biasa pada olahan nasi. Sensasinya lain!

Sebelumnya saya juga menikmati nasi campur punakawan. Di dalamnya ada hidangan-hidangan khas Surakarta, mulai ayam dan tempe penyet, telur kecap, hingga tumis labu. Sayangnya, nasi campur punakawan disajikan dengan nasi goreng yang juga kaya rasa sehingga rasanya saling bersaing. Jika Anda ingin menikmati lauk pauknya secara maksimal, sebaiknya Anda pesan nasi putih atau merah saja. Seporsi nasi campur punakawan lengkap dengan kerupuk karak ini dihargai Rp79 ribu.

Namun, jika Anda sedang menginginkan makanan yang serbasehat, salad surakarta layak dicoba. Isinya aneka sayuran segar yang dikukus, juga daging sapi rebus kecap dan telur kecap. Inilah salad ala Kota Surakarta. Dari setiap restoran, hidangan penutup merupakan hal yang selalu saya nanti-nanti. Pasalnya, hidangan penutup yang berkesan akan lama terkenang dalam ingatan. Pilihan saya di Restoran Srikandi jatuh pada semar mendem duren.

Kue khas Surakarta ini serupa dadar gulung. Sesuai dengan namanya, ada pasta duren yang mendem alias bersembunyi di dalamnya. Rasanya tidak terlalu kuat. Karena itu, makanan tersebut sesuai ketika disajikan bersama krim, karamel, dan potongan macarons. Hidangan penutup seharga Rp45 ribu itu pun mengakhiri santap siang saya dengan manis.




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya