Dedikasi untuk Negeri

MI/DZULFIKRI PUTRA MALAWI
30/8/2015 00:00
Dedikasi untuk Negeri
(DOK. SYAURA COTRUNADHA)
MUNGKIN Anda pernah mendengar beberapa karya almarhum Ismail Marzuki, seperti Sepasang Mata Bola, Indonesia Pusaka, serta Halo-halo Bandung. Bagaimana jadinya jika lagu-lagu tersebut diaransemen ulang dengan balutan jazz atau bahkan musik techno yang menghentak? Jika penasaran, Anda bisa menyimaknya dalam album bertajuk The Harmony of Ismail Marzuki.

Album tersebut diluncurkan Selasa (25/8) malam, di Hard Rock Cafe, Jakarta. Selain launching album, malam itu juga digelar konser amal yang hasilnya disumbangkan untuk keluarga almarhum, terutama putrinya, Rachmi Azizah yang kini hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Peluncuran album dan konser itu merupakan gagasan dari sekolompok pelaku industri hiburan yang mayoritas dari dunia musik dan menamakan dirinya Masyarakat Peduli Indonesia (MPI). Adapun mereka yang terlibat di album ini antara lain Chaplin Band yang membawakan lagu Kopral Jono, Dhani Chaplin, Reza The Groove, Paul T-Five (Aryati), serta Nina Tamam, Fla Rieka Roeslan, Syaharani (Sabda Alam). Adapun tatanan musik dipegang Iso Eddy dan Paul 'T Five' Latumahina.

Karya Ismail Marzuki yang sangat nasionalis dan penuh nuansa romantis itu, membuat Iso merasa bersemangat mengaransemen ulang. "Saya tidak mengubah lirik dan napas dari lagunya, saya hanya berikan nuansa-nuansa baru yang sesuai dengan penyanyinya. Awalnya ada 25 lagu Ismail Marzuki, kemudian kami pilih lagi. Saya mencoba merasakan dan mengimajinasikan rasa lagu-lagu beliau," jelas Iso kepada Media Indonesia sebelum konser.

Genre musik yang sedang menjadi tren saat ini, Elecronic Dance Music (EDM) disematkan di lagu Halo-Halo Bandung yang dimainkan DJ Iso & DJ Lawrence, Marcell Siahaan, dan Yacko yang menamakan grup mereka Juggernaut. "Saya sesuaikan karakter lagu-lagu Ismail Marzuki dengan warna musiknya yang cocok seperti apa dan bisa mencakup warna musik Indonesia saat ini," lanjut Iso.

Kata dia, album ini dikerjakan sejak pertengahan Juni hingga Agustus 2015. "Semua produksi dapat dirampungkan karena para musisi bersepakat untuk mengapresiasi dan melestarikan karya musik beliau," ujarnya.

Setelah baby project ini, MPI bakal membuat album-album selanjutnya yang tetap mengusung semangat mengapresiasi karya para musikus Indonesia yang melegenda, termasuk lagu-lagu daerah.

Untuk bangsa
Rasa cinta terhadap musik Indonesia dan juga negeri ini juga diusung sekelompok musisi yang biasa nongkrong di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Kelompok musisi yang antara lain terdiri dari legenda reggae Indonesia; Tony Q, Njet Barmansyah (The Flowers), Riffy Putri, Steven Jam, Ipang Lazuardi (BIP), Atoklobot, dan Anies Saichu itu, membuat album yang berisikan pesan-pesan dan ekspresi kecintaan terhadap bangsa ini. Misalnya saja di lagu 10 November yang didedikasikan untuk para pahlawan.

Lagu-lagu di album ini merupakan ciptaan para penyair, seperti Yoyik Lembayung, Amien Kamil, dan Teguh O. Wijaya. Album berisikan sembilan lagu ini diprakarsai sekaligus ditata musiknya oleh Tony Q ini dan diproduseri Didik Kurdianto. Adapun budayawan, Radhar Panca Dahana bertindak sebagai penasihat.

"Saya ingin memberikan karya untuk bangsa ini. Saya tidak peduli album ini laku atau tidak," ujar Tony Q kepada Media Indonesia, di Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS), Bulungan, Selasa sore lalu.

Apa pun bentuknya, apa yang dilakukan para musisi ini patut diapresiasi. Setidaknya, mereka masih menunjukkan kepedulian terhadap bangsa ini di tengah derasnya gempuran globalisasi. (M-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya