Klik Dulu BARU JALAN!

MI/IIS ZATNIKA
23/8/2015 00:00
Klik Dulu BARU JALAN!
(MI/IMMANUEL ANTONIUS)
'DILARANG menggunakan ponsel selama berkendara', "Main ponsel atau nyetir, pilih salah satu ya!', 'Naik motor jangan ramai-ramai, memangnya mobil?'

Seruan-seruan itu dituliskan dalam huruf penuh warna di atas karton yang diusung di atas kepala anak-anak.

Ada pula polisi-polisi cilik yang berbaris rapi memainkan pianika, berseragam nan gagah. Polisi-polisi beneran, yang tentunya orang dewasa dan berseragam tak kalah rapi, juga hadir di sana.

Walaupun semua hadir dengan wajah ceria, perayaan Global Road Safety Week 2015 yang dilaksanakan Asuransi Mobil Garda Oto bersama Polda Metro Jaya di kawasan Silang Monas itu sesungguhnya didasarkan pada kenyataan menyedihkan, lo, Sobat Medi!

Di dunia, setiap 4 menit sekali, seorang anak meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Data itu merupakan hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2013. Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian kedua setelah infeksi pernapasan. Parahnya lagi, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, kecelakaan lalu lintas ialah salah satu penyebab kematian terbesar pada anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.

Data dari Polda Metro Jaya, juga tak kalah miris. Sepanjang 2014, sebanyak 309 kasus kecelakaan yang terjadi di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok melibatkan anak usia 0 hingga 10 tahun.

Kenyataan yang tak menyenangkan itu seharusnya tidak hanya membuat prihatin, tetapi juga memerlukan aksi. Maka, sebanyak 500 siswa SD se-Jabodetabek turun ke jalan berkampanye.

Lima SD di Jakarta
Kampanye Global Safety Week yang diinisiasi WHO dan PBB juga dilakukan pada acara Garda Oto Goes to School bertema Always drive safely & insurance is lifestyle, di lima SD di Jakarta, yaitu SD Muhammadiyah 24 Jakarta Timur, SD Tarakanita Jakarta Selatan, SD Yakobus Jakarta Utara, SD Belarminus Jakarta Pusat, dan SD Al Azhar Jakarta Pusat, sepanjang Mei hingga Juni.

"Pada kegiatan edukasi di sekolah-sekolah, kami berikan pengetahuan keselamatan tentang rambu-rambu lalu lintas serta perilaku berlalu lintas. Anak-anak ini istimewa karena ingatannya tajam dan ketika mengingatkan orang tua atau orang dewasa di sekitarnya yang melanggar, efeknya mengena, bisa malu dan bikin segan," ujar Kasubdit Ditlantas Polda Metro Jaya AKB Ipung Purnomo kepada Medi.

Kerja keras polisi mengedukasi, termasuk yang dilakukan pada siswa-siswa SD, mulai berbuah. Buktinya, lanjut Pak Ipung, angka kecelakaan sepanjang arus musik dan balik Lebaran 2015 berkurang hingga 30%. Wow hebat, ya!

Terbawa hingga dewasa
"Keselamatan anak-anak tanggung jawab bersama. Alasan lain kami edukasi anak-anak karena pelajaran perilaku berkendara akan dibawa hingga dewasa. Tujuannya, peace of mind, rasa aman dirasakan di jalan, bukannya waswas. 'Indonesia tertib bersatu, keselamatan nomor satu', itu semboyan Polri yang senada dengan kegiatan ini," ujar Laurentius Iwan Pranoto, Manager Communication and Event Asuransi Astra, penyelenggara Global Road Safety Week dan Garda Oto Goes to School 2015.

Cari, gunakan, simpan, berbagi

Selain berinteraksi dengan pak polisi dan ibu polwan (polwan), Sobat Medi diajak untuk belajar tentang literasi keuangan. Mereka belajar dari mana uang bisa diperoleh, bagaimana menggunakannya, pentingnya menabung, serta menggunakannya untuk berbagi. Kebiasaan baik itu tentunya bisa kita gunakan hingga dewasa, ya!

Nah, pemahaman tentang asuransi, yang mungkin lazimnya kamu dengar saat di rumah sakit, ketika mama mengurus pendaftaran, juga dijelaskan. Asuransi ternyata penting, lo, agar risiko yang mungkin menimpa, misalnya sakit, kebakaran rumah dan tentunya kecelakaan saat di jalan, bisa kita alihkan pada pihak lain, yaitu perusahaan asuransi. Jadi, sebagian uang yang diperoleh dari berwirausaha atau bekerja juga harus digunakan untuk membayar asuransi.

Nah, jadi makin tahu kan, mengapa harus paham pada pengaturan keuangan yang dilakukan mama atau papa sehingga tak bisa mendadak minta liburan atau mainan baru. Pengetahuan tentang asuransi itu dijelaskan melalui dongeng, ular tangga raksasa serta puzzle. Seru dan bikin tambah pintar, ya!

Pastikan keamanan
Keseruan yang dialami anak-anak juga dilakukan para orangtua. Mama dan papa belajar defensive driving dari The Real Driving Center.

"Sebanyak 80% kasus kecelakaan di Indonesia disebabkan mentalitas pengendara, yang terbanyak yaitu cara mengemudi agresif, sembrono, menyalip, memotong jalur seenaknya. Semua itu berisiko kecelakaan sehingga mobil rusak, luka-luka atau bahkan korban jiwa," kata Iwan.

Menyetir dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan, dan tentunya patuh peraturan, mengecek kondisi mobil, termasuk selalu mengenakan sabuk keselamatan disebut menyetir defensif.

Nah, untuk yang terakhir, memastikan terdengar bunyi klik dari sabuk pengaman, tentunya bisa kamu lakukan sendiri, bahkan juga bisa kamu ingatkan pada orang dewasa yang mengemudi. (Zat/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya