Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Masih SMA, Muhammad Pradhana, 17, dan Putri Maharani, 17, membuktikannya dengan menyabet gelar juara 1 dan juara 2 dalam kompetisi Global Business Challenge (GBC) di New York, Amerika Serikat, pada 18-19 April lalu. Kecanggungan saat harus bekerja sama dengan peserta dari berbagai negara tidak menghentikan mereka untuk unjuk kemampuan dalam lomba simulasi bisnis tingkat internasional itu.
Apa sih lomba Global Business Challenge ini?
Dalam lomba ini, kami dikelompokkan secara acak dan diberikan kasus bisnis yang berbeda-beda. Setiap kelompok beranggotakan 9 orang dan berperan sebagai perusahaan multinasional yang harus menganalisis kasus bisnis tersebut. Waktu yang diberikan cuma dua jam. Setelah itu, kita buat presentasi singkat yang bagus dan jelas tentang hasil analisis dan tawaran solusi untuk kasus bisnis yang levelnya perguruan tinggi ini. Semua pesertanya ialah siswa setingkat SMA dari berbagai negara.
Bagaimana rasanya bekerja tim dengan teman-teman dari negara lain?
Dhana: Kebanyakan peserta dalam timku berasal dari Amerika, ada juga dari Bulgaria dan Brasil. Senang sih bisa belajar berkomunikasi sekaligus mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.
Aku juga bisa lihat cara presentasi mereka yang memang lebih bagus. Mereka juga mau berbagi pendapat dan mendengarkan pendapatku. Setelah lomba selesai, aku masih tetap berteman dengan mereka untuk membangun network.
Apa komentar teman setim tentang kalian, siswa dari Indonesia?
Dhana: Dalam tim aku berperan membuat mission statement dari kasus-kasus yang dipelajari. Selain itu, aku dan semua peserta tim juga diwajibkan menyampaikan presentasi. Mereka cukup menghargai aku dan pendapatku. Dalam timku juga ada peserta yang sangat suportif, membantu membangun suasana kerja tim menjadi asyik. Awalnya, aku memang belum merasa terlalu mantap, tapi menurut mereka, saat presentasi aku cukup oke.
Apa persiapan kalian sebelum lomba?
Sebelum berangkat lomba, sekolah menyediakan kelas training kira-kira 5-6 kali pertemuan. Jadi setiap Sabtu, kami ke sekolah untuk mempelajari kasus-kasus atau case study yang pernah jadi bahan lomba GBC tahun-tahun sebelumnya. Biasanya training mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 12.00. Kalau telat atau enggak datang, kami wajib bayar denda Rp50 ribu supaya disiplin ikut training.
Case study yang harus kalian pecahkan?
Kasus yang dikasih untuk setiap kelompok itu tentang persaingan produk Sony PS4, Xbox, dan Nintendo Wii U dan kita diwajibkan untuk pro-produk PS4. Pertama kami buat dulu rumusan masalahnya kayak comparison and contrast dan menganalisis target marketing setiap produk. Terus kami identifikasi kelebihan produk yang kita dukung jika dibandingkan dengan produk pesaing. Setelah itu, kami buat semacam saran strategi dan inovasi ke depannya, misalnya memperluas target marketing dan meningkatkan kualitas visual grafiknya.
Apa yang kamu pelajari dari lomba ini?
Putri: Aku belajar bagaimana cara menyelesaikan kasus-kasus perusahaan, belajar menyusun strategi, belajar memahami target pasar, dan membuat produk yang tepat guna.
Pengalaman paling berkesan pas di sana?
Dhana: Selama dua hari berkompetisi di sana aku dipertemukan dengan teman-teman sekelompok yang seru dan bisa saling mengerti. Padahal, kalau aku dengar cerita dari kelompok lain, ada saja yang enggak cocok atau bahkan ada yang dominan. Selain itu, yang paling berkesan juga bisa jalan-jalan sama teman-teman sekolah di Amerika, kapan lagi kan?
Putri: Pengumuman pemenang itu berkesan banget buat aku karena di tiga kelompok pemenang GBC tahun ini ada perwakilan sekolahku semua. Aku benar-benar kaget dan senang.
Apa sih yang seru dari belajar bisnis?
Dhana: Orangtuaku punya bisnis properti, jadi passion-ku dalam bidang bisnis bisa dibilang karena orangtua yang mengajari. Kata mereka, enaknya berbisnis ialah kemungkinan setiap hari memperoleh profit. Aku juga bisa mengeksplor apa yang aku suka dan menjadikannya sebagai bisnis. Yang jelas, kita harus menjadi sekreatif mungkin dalam berbisnis dan harus berani mengambil risiko tinggi. Kita juga harus benar-benar passionate sama pilihan bisnis kita.
Putri: Keluargaku enggak ada latar belakang pebisnis sama sekali, tapi orangtuaku memberi kebebasan dan mendukung passion-ku di bidang bisnis.
Mau lanjut kuliah di mana?
Dhana: Penginnya lanjut kuliah di Fakultas Ekonomi UI atau Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB.
Putri: Rencananya mau kuliah di Fakultas Ekonomi UI, tapi aku juga masih coba cari informasi sekolah di luar negeri karena teman-teman banyak yang akan lanjut kuliah di sana. (M-1)
miweekend@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved