Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DERETAN bambu berbentuk prima itu tampak bercahaya dari lampu-lampu yang terpasang. Pemandangan itu mencuri perhatian saya ketika memasuki area parkir selatan Summarecon Mal Serpong, Jumat (12/8) petang.
Kerlip lampu kekuningan itu memberikan kesan romantis. Apalagi dari area panggung, terdengar lantunan instrumen tradisional khas Jawa Timur. Hari itu, Festival Kuliner Serpong baru dibuka dan area parkir disulap menjadi tempat berbagai penganan tradisional dijajakan. Ajang tahunan itu kali ini mengambil tema Wuenak e’ puolll, dengan mengedepankan kekayaan warisan kuliner Nusantara khususnya dari Jawa Timur.
Ada Sate Ayam Ponorogo Nyamleng, Depot Nasi Campur, dan Rawon Pojok Tambak Bayan, Soto Ambengan Cak-Har, Nasi Krawu, Cwie Mie Malang Gendingan, Bebek Ireng Suroboyo Cak Baz, dan masih banyak lagi. Tidak kurang dari 96 tenant dikumpulkan di tempat itu. Selain Jawa Timur, ada masakan tradisional dari belahan Indonesia lainnya seperti dari Jambi, Aceh, dan Makassar.
Menariknya dari 96 pedagang itu, 61 disajikan dalam bentuk stan, 28 hadir dalam gerobakan, tiga di antaranya angkringan, 3 lainnya wartegan, dan 1 lagi bale. Hal itu menjadikan festival kuliner tersebut kian atraktif. Es goyang, contohnya, betul-betul hadir dengan gerobak yang sesekali digoyang-goyang pejualnya.
Senja itu, nasi krawu menjadi hidangan pertama yang kami nikmati. Taburan serundeng kelapa berwarna cokelat dan kuning di atas nasi, menambah gurih olahan daging yang terasa manis. Dengan tambahan sambal, hidangan seharga Rp26 ribu itu menjadi lengkap.
Setelah makan nasi krawu, kami juga mencicipi nasi jamblang Mang Dul. Nasi khas Cirebon yang dibungkus daun jati itu, porsinya kecil, jadi tidak akan terlalu mengenyangkan bila hanya memakan sebungkus nasi.
Pilihan lauknya banyak, ada kerang, paru, daging, cumi, dan ikan asin. Semakin banyak pilihan lauknya, makin banyak yang harus dibayarkan. Berbeda dengan panganan lain yang menjadikan sambal sebagai pelengkap yang diberikan gratis, pada nasi jambal, sambal termasuk hidangan istimewa yang mesti dibayar seharga Rp3.000.
Beranjak ke pilihan kuliner dari Jambi, kami menjajal mi celor Djoeragan. Kuah kentalnya gurih, sedangkan ukuran mienya lumayan tebal.
Dari deretan kudapan manis, kami memilih es oyen. Namun, hidangan penutup yang kami rasa istimewa ialah ketan durian yang seporsinya dihargai Rp20 ribu. Rasa duriannya jelas khas, tetapi manisnya pas nyaman di lidah.
Rasa nostalgia
Festival Kuliner Serpong bisa menjadi tempat bagi para perantau di Jakarta, Tangerang, dan sekitarnya, melepas rindu. Tak hanya untuk dimakan di tempat, ada juga oleh-oleh dari berbagai daerah yang bisa dibawa pulang, tanpa perlu mendatangi kota asalnya.
Festival ini juga bisa menjadi tempat bagi Anda yang mencari rasa nostalgia. Kendati digelar di parkiran mal megah, konsep, dan dekorasinya mengingatkan suasana pasar malam. Semakin terasa ketika mendekati pojok dolanan yang terdiri dari permainan khas pasar malam. Ada lempar kaleng dengan bola dan lempar gelang ke botol. Bila berhasil, tentu saja ada hadiah yang bisa ditukarkan. Seru sekali!
Rasa nostalgia juga bisa didapat saat mampir ke jajanan baheula Java Oenik yang berada dekat gerbang masuk Festival Kuliner Serpong. Ada coklat ayam jago, permen rokok-rokokan, permen susu, telor cicak, sagon, dan masih banyak lagi.
Masih ingatkah ketika uang Rp25 atau Rp50 masih memiliki nilai dan uang Rp500 bisa membuat anak-anak puas jajan? Ha ha, sayangnya untuk perkara harga, jajanan tempo dulu yang penuh rasa nostalgia itu harus kembali ke realita. Cokelat ayam jago, misalnya, kini harganya Rp5.000 dan sebungkus telor cicak juga bisa dibeli dengan harga yang sama.
Karena banyak pilihan, berkunjung ke tempat ini mungkin takkan puas bila hanya sehari. Beruntung Festival Kuliner Serpong berlangsung sebulan, sejak 12 Agustus sampai 12 September 2016. Setiap Senin-Kamis, bukanya pukul 16.00-22.00 WIB. Tiap Jumat, bukanya 14.00-23.00. Sementara itu, Sabtu, Minggu, dan libur nasional, buka pukul 11.00-23.00.
Yuli contohnya, pertama kali datang ke sana 12 Agustus lalu. Warga Jakarta itu sudah terlalu kenyang untuk mencicipi hidangan lain malam itu, tetapi masih ada banyak yang ingin dinikmatinya. Dia lantas mengantre ke kasir untuk mengisi ulang kartu yang digunakan sebagai alat transaksi di Festival Kuliner Serpong. “Biar besok tidak perlu antre lagi, sekalian isi hari ini,” jelasnya.
Nah, kalau ingin mencari satu tempat untuk beragam selera satu keluarga atau sahabat, tempat ini layak jadi pilihan. Selamat melakukan perjalanan rasa dan ingatan yang dibalut kerinduan pada masa silam. (M-4)
miweekend@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved