Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Anak muda harus berani berlari mengejar impian, jangan takut capek!
SAAT matahari bergeser ke arah barat, sekitar pukul 15.00 WIB, sebanyak 569 anak muda berusia 20 tahunan berkumpul di Ruang Amerta, kompleks Kuil Myoganji, di kawasan Puncak Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka yang datang dari 20 provinsi di Indonesia mengenakan berbagai kostum unik dari daerah masing-masing dan bersiap untuk mengikuti upacara pembukaan Ready to Take the Challenge (Reach) 2016.
Sejumlah 569 muda-mudi itu ialah peserta yang akan ikut ambil bagian di acara youth camp untuk generasi muda agama Buddha dari Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI). Pada ajang Minggu (19/6) itu, tidak semua peserta adalah generasi muda dari agama Buddha. Dari sejumlah 569 peserta yang ambil bagian di acara Reach, sejumlah 95 orang merupakan generasi muda dari agama lain, seperti Islam dan Kristen. Selama hampir sekitar 1 jam, para peserta yang terbagi dalam 23 kontingen itu meneriakkan aneka yel-yel yang mewakili daerah masing-masing.
Nyalakan semangat
Tepat sekitar pukul 16.00, salah seorang peserta, wakil dari kontingen pemenang Reach tahun lalu, 2015, menyerahkan piala api Reach pada Ketua Umum MNSBDI Herwindra Aiko. Selanjutnya, piala tersebut akan diperebutkan kembali pada ajang Reach tahun ini. Setelah itu, tiap kontingen secara bergiliran dipersilakan menampilkan atraksi dan orasi yang menunjukkan makna 'shockhing ethnic'. Yakni tiap peserta harus menampilkan atraksi yang menarik dengan muatan etnik yang mampu memberi kejutan. Rata-rata kontingen menampilkan tarian khas daerahnya, lengkap dengan kostum dan atribut, tetapi telah dimodifi kasi sesuai kreativitas mereka.
Tampilan atraksi itu sekaligus mengawali kegiatan belajar mereka di youth camp Reach 2016. Proses pembelajaran berlangsung selama lima hari, Senin (20/6) hingga Jumat (24/6). Selama lima hari itu, para peserta mengikuti kelas film, musik, tari, kuliner, wawasan, teater, dan buddhologi. Para pemberi materi di antaranya EKI Dance Company, Oni krisnerwinto, Michael 'Biyik' Jamaica Cafe, Nanang Hape, Chef Theo dan Uli Herdinansyah.
Jangan sok tua
Pandhita Utama MNSBDI, Melinda Tandajaya, saat membuka acara Reach, meyakinkan bahwa para peserta Reach masih muda sehingga jangan merasa dan berperilaku seolah-olah sudah tua. Hal itu sesuai dengan tema acara Reach 2016, yakni Gw muda, belum tua. "Kita muda, belum tua, anak muda harus berani berlari untuk kejar impian, jangan takut capek karena gampang capek itu bukan anak muda," cetus Melinda. Melinda juga mengajak para peserta Reach untuk lebih bekerja keras dan mengisi masa muda dengan hal-hal yang lebih berguna.
Masa muda sangatlah istimewa. "Kerja keras, jangan takut salah, habiskan masa muda untuk berusaha sebaik-baiknya karena menjadi muda tak bisa diulang. Dan kita masih muda, belum tua," ujar Melinda. Ketua Panitia Reach 2016, Wirya Kartasasmita, mengatakan MNSBDI secara rutin menyelenggarakan kegiatan Reach setiap tahun. Pemilihan tema tersebut, menurut Wirya, karena pihak MNSBDI ingin mengajak peserta dan anak muda pada umumnya untuk memaksimalkan potensi dalam dirinya, mulai berpikir, berkarya, hingga menjalin hubungan dalam pertemanan.
Maksimalkan potensi
Wirya menyayangkan banyak anak muda saat ini yang secara usia masih muda, tetapi cara pandang, dandan, hingga perilakunya justru tidak sesuai dengan usia. Umpamanya, masih muda, sudah berpikir kapan pensiun, segera berumah tangga walau belum siap, serta dipenuhi kekhawatiran dalam setiap mencoba hal baru."Anak muda harusnya memaksimalkan potensi, berani mencoba hal baru, memunculkan terobosan di masa ini maupun akan datang," ujar Wirya. Melalui kegiatan Reach, lanjutnya, MNSBDI berupaya mendorong anak muda untuk lebih memaksimalkan potensi sebagai anak muda.
Hal itu penting mengingat di masa akan datang, Indonesia menjadi negara yang lebih dari separuh dari penduduknya adalah anak muda. Kondisi ini bisa menjadi potensi yang menguntungkan jika memang anak muda tumbuh menjadi pribadi yang dapat diandalkan secara keahlian maupun kesiapan mental dalam mengisi masa depan. "Bagai api, anak-anak muda harus dapat diarahkan atau mengarahkan diri dengan tepat. Karena bisa menghangatkan atau mengubah diri jadi energi atau malah membakar hingga menghabiskan semua yang ada," imbuh Wirya. Setelah menerima pembelajaran dalam berbagai kelas, seperti teater, tari, film, dan kuliner, para peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikannya pada Sabtu (25/6) di hadapan para juri dan para peserta lainnya.
Humas MNSBDI, Suprapti, menambahkan semua kegiatan selama Reach berlangsung, yakni dari semenjak menampilkan berbagai atraksi di pembukaan, keaktifan dan antusiasme dalam belajar, serta kedisiplinan dan kebersihan tiap markas kontingen, mendapat penilaian. "Hingga akhirnya, kontingen terbaik dan mendapat penilaian paling banyaklah yang berhak membawa piala bergilir," ujar Suprapti. Di akhir acara, pada penutupan Reach, Minggu (26/6), Ketua Umum MNSBDI Herwindra Aiko menyampaikan evaluasi untuk tiap kontingen peserta Reach. Dengan demikian, akan diketahui mana daerah yang mengalami kemajuan maupun penurunan, berdasarkan tampilannya selama youth camp.
Bukan soal menang kalah
"Kalah belum tentu gagal, menang belum tentu berhasil, tinggal bagaimana kalian melihatnya. Jika kalian melihat kegagalan dari sudut yang berbeda, kalian akan bangkit dan menjadi sebuah keberhasilan besar, begitu juga sebaliknya," ujar Aiko. Aiko berpesan agar generasi muda jangan pernah berhenti dengan keterbatasan yng dimiliki.
Generasi muda, kata Aiko, mesti punya semangat, jangan mudah menyerah dan terus berjuang. Jangan hanya melihat dari sisi kalah dan menang, tetapi harus melihat sesuatu yang baru. "Bagi yang menang, akan lebih berat untuk mempertahankannya. Namun, yang kalah pun bisa menang dengan semangat baru," pungkas Aiko. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved