Terminal 3 Soekarno-Hatta Ramah pada Anak Autis

Suryani Wandari/M-1
14/8/2016 01:21
Terminal 3 Soekarno-Hatta Ramah pada Anak Autis
(MI/Tiyok)

MESIN X-ray, troli barang, hingga tempat check-in sudah tersedia, tetapi belum ada pengunjung yang datang ke gedung baru Terminal 3 Bandar Udara (Bandara) Soekarno-Hatta, Tangerang, ini. Ya, karena saat siswa London School Beyond Academy (LSBA) datang ke sana, Jumat (29/7), terminal di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II itu belum dibuka. Kedatangan mereka ke sana bukan sekadar meninjau, lo, melainkan juga bagian dari upaya Terminal 3 menjadi bandara yang ramah individu berkebutuhan khusus, termasuk autisme. Karena itu, ketika dibuka pada Selasa (9/8), semua pengunjungnya, termasuk orangtua juga anak-anak autis, bisa nyaman di sana.

Pahami kondisinya

Apakah kalian pernah bertemu dengan penderita autisme? Atau bahkan tidak tahu apa itu autisme? Autisme ialah gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang, dan karakter stereotip. Penyandang autisme tidak selalu kasatmata dan cenderung terlihat normal tanpa ada cacat fisik. Karena itu, agak sulit mengetahui mereka. Menurut data hingga 2015 saja, diperkirakan terdapat 12.800 anak penyandang autisme.

"Ciri-ciri orang autis ialah dapat dilihat dari berbagai hal. Mereka memiliki kecenderungan untuk tidak memedulikan orang-orang dan lingkungannya dan hanya fokus di dunianya sendiri," kata konsultan anak berkebutuhan khusus yang memberi pelatihan pada para petugas di Terminal 3. Orang autis pun tidak suka mendengar suara berisik dan lingkungan yang baru. Mereka juga mempunyai kecemasan yang lebih, lo. Penyandang autisme juga memiliki beragam ciri dan tingkatan dari pasif dan hiperaktif yang bahkan dapat menyakiti diri sendiri ketika sedang mengalami temper tantrum atau mengamuk luar biasa ketika merasa tidak nyaman atau terganggu, lo, sobat.

Pelatihan petugas

Sebanyak 67 petugas yang terdiri dari Terminal Inspection Service, Customer Service, Customer Service Mobile, serta Duta Larangan Merokok berlatih memberikan pelayanan orang berkebutuhan khusus, terutama autisme.

"Secara operasional, bandara didesain dengan mengedepankan unsur safety dan security. Ini tentu menjadi hal yang sulit dilalui penyandang autisme apabila tidak ada pengertian dan bantuan dari pihak bandara," kata Director of Airport Service and Facility Angkasa Pura II Ibu Ituk Herarindri. Langkah awal pelatihan itu ialah dengan melakukan simulasi mulai pelayanan check-in hingga persiapan terbang terhadap 20 remaja berkebutuhan khusus mahasiswa London School Beyond Academy. Kampus LSBA itu setingkat SMA dan dikhususkan bagi siswa autis.

Proses ini tak hanya menjadi tantangan untuk para siswa menyesuaikan diri dengan tempat baru serta berbagai peraturan ketika datang ke bandara, tetapi juga bagi para karyawan PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta yang harus siap membantu para penumpang berkebutuhan khusus. Ya, sebagai salah satu pusat mobilitasi orang dan barang, bandara harus memiliki semua instrumen pelayanan yang dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan penumpang, termasuk penumpang berkebutuhan khusus kan sobat. "Terminal 3 sudah menjadi autism friendly. Teman-teman ini harus dimengerti agar mereka merasa nyaman," ujar Ibu Ituk Herarindri.

Butuh pengertian

Menurut Ibu Prita Kemal Gani, pendiri dan pemilik The London School of Public Relations (LSPR) yang menaungi LSBA dan mempunyai anak kebutuhan khusus, toleransi pada orang-orang berkebutuhan khusus di Indonesia sudah cukup baik. "Anak-anak autis punya cara pandang yang berbeda. Di restoran saja mereka bisa tiba-tiba mengamuk.

Tapi dengan pemahaman dan toleransi yang baik, pihak restoran dan pengunjung lain dapat menerima hal itu," kata Bu Prita. Menurut rencana, PT Angkasa Pura II pun akan menambahkan beragam fasilitas bagi penyandang disabilitas seperti area drop-off hingga toilet. Semoga dengan ini, para penyandang kebutuhan khusus bisa nyaman berada di lingkungan bandara, ya, sobat!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya