Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI era teknologi digital, kebiasaan menulis tangan dan membaca buku cetak mulai terpinggirkan. Hadirnya berbagai teknologi membuat generasi muda beralih untuk menggunakan gadget. Ketergantungan generasi muda pada teknologi telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara salah satunya pemerintah Swedia.
Baca juga: Siswa di Swedia Kembali Dibiasakan Menulis Tangan dan Baca Buku Teks
Banyaknya informasi yang mudah diakses di internet tidak selalu menjamin kebenarannya, berpotensi mempengaruhi kualitas pendidikan dan literasi. Menteri Pendidikan Swedia Lotta Edholm menyatakan bahwa siswa-siswi Swedia membutuhkan lebih banyak buku cetak yang dianggap penting untuk proses belajar.
Pada Agustus 2023 lalu Edholm juga membuat kebijakan untuk menghentikan proses belajar digital kepada anak-anak dibawah umur 6 tahun. Kebijakan ini didorong dengan adanya penurunan kemampuan baca di Swedia dari tahun 2016 (555) sampai 2021 (544). Padahal murid-murid di Swedia tercatat memiliki skor literasi cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain di Eropa.
Baca juga: Duta Baca Indonesia Beri Pelatihan Literasi di Sawahlunto International Songket Carnaval
Indonesia sendiri memiliki tingkat literasi yang relatif rendah, dimana menurut Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) angka literasi Indonesia sebesar 64,48 dari skala 1-100 di tahun 2022. Rendahnya angka literasi di Indonesia dikaitkan dengan terbatasnya akses ke perpustakaan dan ketergantungan pada teknologi selama pandemi Covid-19.
Untuk menggiatkan kembali budaya menulis dengan tangan sejak usia dini, salah satu merk buku tulis di Indonesia, SiDU, telah meluncurkan program Ayo Menulis SiDU sejak 2017. Program ini bertujuan untuk mendorong anak-anak menulis dengan tangan, karena menulis dengan tangan dapat menumbuhkan kemampuan literasi yang nantinya membantu anak-anak menjadi pemikir kritis, pemecah masalah, dan pengguna bahasa yang cerdas.
Baca juga: Peroleh Rp725,8 Miliar, Perpusnas Diminta DPR Maksimalkan Program Literasi
"Kami sangat mendukung pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi khususnya kemampuan menulis sejak dini. Kami percaya bahwa menulis dengan tangan adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh anak-anak” ujar Domestic Business Head Stationery APP Sinar Mas Adi Kurniawan. lewat keterangan yang diterima, Kamis (14/9).
Diharapkan melalui inisiatif ini, kebiasaan menulis tangan dapat kembali tumbuh di Indonesia, melatih kemampuan neuro-motorik, kognitif, dan linguistik anak-anak, menciptakan generasi muda yang berpikir kritis dan cerdas dalam menggunakan bahasa. (RO/H-3)
Di tengah tantangan arus digital saat ini, kegiatan kelas menulis bermanfaat untuk mengasah kreativitas dan kemampuan menulis anak-anak.
Pada momen Hari Anak Nasonal 2024 yang diperingati pada 23 Juli atau yang jatuh hari ini, unda bisa dukung proses belajar membaca anak yang menyenangkan dengan cara sebagai berikut
Masa remaja adalah periode penting dalam kehidupan yang dipenuhi dengan pembelajaran dan penemuan jati diri.
Proyek ini termasuk pengadaan bahan ajar dan pengembangan kurikulum bagi para edukator, pelatihan untuk guru, serta memberikan pendampingan kepada para guru.
Badan Bahasa berkomitmen menggugah semangat membaca di kalangan masyarakat.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.
Menulis adalah kekuatan, dan setiap kata yang ditorehkan memiliki potensi untuk menginspirasi dan membawa perubahan.
Bagi Dee, menulis merupakan "me time" yang menyenangkan dan memberikan kebebasan kreatif.
Lomba Esai Universitas Terbuka 2024 diselenggarakan untuk memberikan kesempatan peserta kembangkan bakat menulis dan asah kemampuan kritis dan kreatif
Kalimat Innalillahiwainnailaihirojiun adalah ungkapan yang sering digunakan oleh umat Muslim ketika mendengar kabar duka atau menghadapi musibah.
Raisa Andriana mengungkapkan proses kreatifnya dalam menciptakan lirik lagu yang dimulai dari menulis cerita panjang hingga meramu kata-kata menjadi lirik yang teratur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved