BEBERAPA pria tua berambut putih itu tampak asyik berbincang dan bersenda-gurau. Ada juga di antara mereka yang sibuk mencari keringat dengan berolahraga bulu tangkis atau sekadar lari-lari kecil. Begitulah suasana Minggu pagi itu yang terlihat di kompleks pensiunan Departemen Keuangan, di Ciledug, Tangerang.
Mereka yang masih menyempatkan diri untuk berolahraga memang tampak terlihat lebih sehat, bugar, dan lincah. Salah satunya ialah Abdul Hamid. Pria kelahiran 1 Januari 1941 itu merupakan salah seorang pensiunan Departemen Keuangan (kini Kementerian Keuangan), 18 tahun silam. Dia tampak menikmati Minggu pagi itu dengan berolahraga dan bermain bulu tangkis dengan rekan-rekannya sesama pensiunan.
Tangannya lihai mengayuh raket. Gerakannya pun terlihat cukup sigap dan lincah untuk ukuran seorang pria yang sudah menginjak umur 74 tahun. Itulah rutinitas yang kerap dilakukan pria dengan sembilan cucu tersebut.
"Ya beginilah setiap Minggu pagi, suasana di lapangan ini selalu santai dan ramai oleh orang-orang tua seperti kami. Ada yang berolahraga, ada yang ngopi-ngopi, ada yang sarapan, dan ada juga yang ngobrol-ngobrol," ungkap Abdul kepada Media Indonesia, beberapa waktu lalu.
Selalu bersyukur Semasa bekerja, Abdul yang dulu menjabat Kasubag Tata Usaha dan Keuangan di Departemen Keuangan itu mengaku tak pernah mengeluh atas segala pekerjaan yang ditugaskan kepada dirinya. Menurutnya, itulah salah satu investasi sehingga dirinya jarang stres, baik semasa aktif bekerja maupun setelah pensiun. Selain itu, kata dia, selalu berpikiran positif juga menjadi kunci baginya untuk menjalani hidup dengan tenteram.
"Mungkin dulu zaman saya itu berbeda dengan sekarang. Kalau dulu itu dikasih tugas dan pekerjaan seperti apa pun pasti kita terima dan kita syukuri. Namun, sepertinya sekarang tidak seperti itu, banyak yang mengeluh jika dibebani tugas berat. Ya mungkin zaman juga sudah berubah," ungkapnya.
Itulah yang menurut Abdul bisa menjadi salah satu faktor dirinya masih bisa tetap bugar dan sehat sampai umur 74 tahun. Menurutnya, sulit bagi seseorang saat ini untuk bisa menikmati apa pun yang telah diperolehnya atau bersyukur. Namun, itu tidak pernah ada di pikiran Abdul.
"Saya itu orangnya selalu mengucap syukur atas apa yang sudah didapat sampai saat ini. Dulu waktu kerja, mendapatkan gaji berapa pun saya nikmati. Saat ini, mendapatkan gaji pensiunan sebesar Rp3 juta juga saya nikmati sekali dan bagi saya itu sudah lebih dari cukup," kata pria kelahiran Jakarta itu.
Ia banyak melihat para pekerja di zaman sekarang ini tak pernah puas akan gaji yang mereka terima setiap bulan. Menurutnya, hal itu memang bagus karena setiap orang memiliki motivasi untuk mendapat pekerjaan dengan jabatan yang lebih tinggi untuk memperoleh gaji yang lebih besar. Namun, pada akhirnya banyak yang dikorbankan demi mencapai target tersebut.
"Anak-anak muda sekarang kadang bekerja sampai larut malam, melupakan jam istirahat yang normal, tidak mengatur pola makan dan tingkat stres yang tinggi. Poin-poin itulah yang saya pikir telah menghilangkan sebuah investasi untuk menjadi sehat," jelas Abdul.
Ia pun selalu bersyukur atas apa yang sudah diberikan kepada dirinya hingga saat ini, termasuk soal makan. Abdul mengaku dirinya hingga saat ini tak pernah pantang dengan makanan apa pun.
"Saya makan tidak pernah sampai kenyang karena itu memang tidak bagus. Makan secukupnya saja, tapi yang penting teratur. Saya juga tak ada pantangan apa pun, semua daging masih saya makan," paparnya.
Poin utama lain yang tak kalah penting, menurut Abdul, ialah olahraga. Menurut penuturannya, olahraga yang dia lakukan sejak muda membuat tubuhnya selalu bugar dan jarang sakit. Faktor lain yang mendukung dirinya untuk rajin berolahraga ialah lokasi rumahnya yang tepat berada di depan lapangan bulu tangkis.
"Jadi enggak usah mahal-mahal. Jalan pagi, main bulu tangkis, naik sepeda itu merupakan rutinitas saya di pagi hari. Apalagi rumah saya pas di depan lapangan, jadi tambah semangat untuk olahraga," ujarnya tersenyum.
Abdul memang bukan pensiunan pejabat teras yang barangkali bisa rutin bermain golf atau rutin menjalani tes kesehatan. Namun, meski hanya pegawai biasa, dia pun paham pentingnya kesehatan. Oleh karena itu, kata dia, dirinya rutin berolahraga meski tak mesti mengeluarkan ongkos mahal. "Untuk sehat itu murah kok, yang mahal itu kalau sakit," ujarnya tertawa.(M-6)