Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
HANYA ada sedikit benda di ruang itu. Cuma ada dua kursi kecil yang terbuat dari kayu. Hanya cukup untuk menampung duduk seorang yang tidak banyak makan ruang. Masing-masing diletakkan berjarak untuk menyisakan sedikit ruang. Sekira cukup untuk tempat sebuah meja kecil berada simetris di tengah.
Seorang lelaki duduk di salah satu dingklik itu. Sebelah kanan, ya, dingklik yang berada di samping kanan meja kayu. Ia tampak menunggu. Dalam duduk diam, ia menegakkan punggung tegak dan merenggangkan kedua kaki. Ida Bagus Swamba berusaha membuat raut muka senyaman mungkin. Namun, itu ternyata belum cukup. Ia tidak bisa menyembunyikan gurat cemas dari wajah. Bagaimana tidak? Saat itu ia tengah menunggu kehadiran perempuan yang sekian lama dicarinya.
Berlahan, dengan jalan pelan, seorang perempuan memasuki panggung. Ia tidak bertangan kosong. Kedua jemarinya menggaet erat sebuah nampan kecil berbahan tembikar. Lengkap dengan teko dan cangkir kecil di atasnya. Mirip seperti properti. Perempuan itu hendak menyajikan minum untuk lelaki yang sedari awal menunggunya.
Seusai meletakkan nampan tembikar di atas meja, Sukreni mengambil posisi duduk simpuh. Tidak begitu jauh, hanya beberapa depa di depan Ida Bagus Swamba. Lalu, dialog pun bermula.
Itulah secuplik pembuka dalam pentas Sukreni Gadis Bali yang dihelat di Galeri Indonesia Kaya (31/7). Lakon itu diangkat dari novel karya sastrawan Indonesia AA Panji Tisna dengan judul sama yang pertama kali diterbitkan pada 1936. Novel ini bahkan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dijual di mancanegara.
Pertunjukan teater ini bercerita tentang Ida Bagus Swamba dan Sukreni yang sebentar lagi akan menikah. Seminggu sebelum hari penikahan mereka, Sukreni menghilang. Ida Bagus Swamba dengan patah hati mencari Sukreni ke mana pun dan tidak berhasil menemukannya. Setelah beberapa waktu, Ida Bagus Swamba bertemu dengan Astaman yang mengetahui keberadaan Sukreni. Swamba mendatangi Sukreni, meminta jawaban dari Sukreni. Sukreni menceritakan sebuah tragedi pahit yang menimpanya menjelang hari pernikahan. Ia diperkosa I Gusti Made Tusan.
Pementasan ini menampilkan dialog antara dua orang yang diperankan Reuben Elishama dan Angelina Arcana dan disutradarai Wawan Sofwan.
Bukan tanpa alasan. Selama setengah jam pertunjukan, latar panggung tidak berubah. Hanya panggung dengan kursi yang mengimajinasikan ruang sempit. Sutradara sengaja bermain dengan menonjolkan ruang sempit. Tanpa banyak properti, tanpa perpindahan ruang, dan tanpa pencahayaan gemerlap. Menurutnya, ruang sempit ialah simbol dari masing-masing tokoh.
"Mereka kan sangat merasakan bahwa selama ini mereka cari di berbagi tempat enggak ketemu. Ternyata mereka ketemu di ruang ini yang lebih sempit ini. Sukreni juga diperkosa di ruang yang sempit," terang Wawan.
"Ini lebih ke simbolis bagaimana mereka masuk ke ruang nostalgia mereka yang sangat sempit sekali," lanjutnya.
Panggung sempit berlatar tetap yang mendekat ke arah penonton. Sikap tubuh dan penempatan posisi pemain cenderung tetap tanpa banyak perubahan posisi pemain yang tiba-tiba. Itulah yang membuat penonton berfokus pada dialog. Penonton juga dibawa hanyut dengan suasana yang dibangun pemain. Pada akhirnya, teater Sukreni Gadis Bali telah membawa pada keintiman antara pemain dan penonton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved