Pamor Baru Motif Pucuk Rebung

Bintang Krisanti
07/8/2016 09:26
Pamor Baru Motif Pucuk Rebung
(MI/ARYA MANGGALA)

BATIK dalam gaun malam yang glamor maupun busana cocktail yang seksi memang sudah banyak. Meski begitu, selalu ada cara untuk memberi nuansa berbeda.

Itu pula yang terlihat dalam koleksi perdana Ambah Batik yang diperagakan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (4/8). Dalam 48 set busana yang ditampilkan, salah satu keunikannya ialah paduan motif batik yang klasik dengan garis-garis busana yang modern.

Dina Handayani Rimandra, pendiri Ambah Batik, menyebutkan motif yang digunakan ialah pucuk rebung. Pilihan motif itu menggambarkan pula inovasi yang brand itu lakukan.

"Pucuk rebung biasanya cuma jadi motif di pinggiran atau ujung kain, kali ini aku ingin pucuk rebung jadi ciri khas Ambah Batik, baik sebagai motif utama maupun kombinasi dengan motif lainnya," kata Dina yang ditemui seusai konferensi pers.

Pucuk rebung merupakan motif batik Melayu berbentuk meruncing ke atas dengan pangkal yang lebar, seperti segitiga. Motif itu banyak ditemui di kain-kain adati mulai Sumatra, Jawa, hingga Kalimantan.

Di tangan Stephanie Poai, desainer Ambah Batik, salah satu tampilan segar batik pucuk rebung diwujudkan dalam jumpsuit pendek berwarna dasar biru. Motif batik ditampilkan di bagian tengah dalam warna kuning dan oranye. Kesan seksi kemudian makin kuat dengan belahan di bagian tengah torso.

Ada pula koleksi busana pria yang juga beragam jenis mulai formal hingga kasual. Pada busana pria, Dina juga tidak segan-segan menerapkan motif secara keseluruhan baik pada atasan maupun celana meski membuat tampilan total jadi terlalu ramai.
Di sisi lain, Stephani mengungkapkan ia menghindari potongan-potongan rumit agar motif pucuk rebung tetap tampil utuh pada setiap busana.

Seluruh koleksi Ambah Batik ini menggunakan batik tulis sutra baron, thai silk, batik cap, dan kombinasi tulis katun.

Misi sosial

Meski baru meluncurkan koleksi perdana saat ini, Dina menjelaskan bahwa entitas Ambah Batik sudah dibuatnya sejak 2013. Namun, kesibukan yang tinggi membuatnya belum dapat membentuk tim dan memproduksi busana selama hampir tiga tahun ini.

Kini Ambah Batik berjalan bukan semata demi keuntungan, melainkan memiliki misi sosial. Itu sejurus juga dengan filosofi brand tersebut soal menulis hidup yang memberikan manfaat bagi orang lain. Filosifi itu juga berangkat dari nama 'Amba' yang berarti menulis. Sementara itu, huruf 'H' di belakang merepresentasikan kata 'hidup'.

Konsep itu kemudian diwujudkan alokasi 50% keuntungan untuk penyediakan fasilitas dan pelatihan keterampilan bagi siswa-siswi sekolah menengah kejuruan (SMK). Pelatihan keterampilan meliputi menjahit, mencanting, memasang payet, dan finishing busana.

Dalam proses pengerjaan koleksi perdana Ambah Batik, Dina melibatkan siswa-siswi SMK binaan Galeri Batik Kudus, Solo, Pekalongan, dan Bogor.

Konsep bisnis itu pun disambut baik oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, yang juga hadir pada malam peragaan busana tunggal Ambah Batik. Menurutnya, konsep itu menjadi nilai tambah produk dan brand Ambah Batik sekaligus penting untuk mendorong terwujudnya ekosistem ekonomi kreatif yang semakin baik. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya