Keindahan Langit di Malam Gelita

Depi Gunawan/X-8
06/8/2016 08:31
Keindahan Langit di Malam Gelita
(Sumber: Lapan)

SEBETULNYA rasi Angsa (Cygnus) di langit utara dengan Segitiga Musim Panas (Summer Triangle), tiga bintang terang di sekitar rasi angsa, yakni Vega, Deneb, dan Altair bisa dilihat dengan mata telanjang.

Begitu pula di langit selatan, manusia bisa melihat rasi Layang-Layang atau Salib Selatan (Crux) yang sering digunakan sebagai penunjuk arah selatan.

Bahkan tepat di atas kepala manusia, bisa disaksikan rasi Kalajengking (Scorpio) dengan bintang terang Antares.

Namun, semua benda-benda cakrawala itu bisa dilihat pada malam hari dalam keadaan gelap gulita.

Untuk itu, malam ini (6/8) bertepatan pada peringatan Hari Keantariksaan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengimbau masyarakat agar mematikan lampu selama 1 jam mulai pukul 20.00-21.00 WIB.

"Menurut Lapan, kampanye mematikan lampu itu penting untuk membangun kesadaran publik soal pentingnya menyelamatkan kegelapan dari polusi cahaya yang telah menyita keindahan langit di malam hari," ujar astronom Hendro Setyanto, yang juga pemilik Imah Noong, observatorium pribadi miliknya, di Bandung, kemarin.

Hendro membuka pintu kepada masyarakat umum untuk mengamati benda-benda langit tersebut.

Namun, karena keterbatasan tempat, pihaknya membatasi untuk 50 orang saja.

"Dipersilakan bagi masyarakat umum yang ingin datang, kita beri kesempatan bagi warga untuk bersama-sama mengamati ini," tambahnya.

Imah Noong terletak di Kampung Areng, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Hendro, untuk menyukseskan kampanye Lapan itu, pihaknya menyiapkan dua teleskop.

Masyarakat secara gratis bisa memanfaatkannya untuk melihat keindahan langit.

Dengan teleskop di Imah Noong, tambahnya, masyarakat bahkan bisa melihat Planet Saturnus lengkap dengan cincinnya serta ratusan miliar bintang yang membentang dari utara ke selatan.

"Kita juga bisa melihat permukaan bulan secara detail, galaksi, serta beberapa gugus bintang lainnya," jelasnya.

Pada pengamatan malam, masyarakat bisa melihat banyak pancaran bintang langit, asal polusi cahaya bisa dikendalikan.

"Maka itu perlu dukungan seluruh masyarakat dengan mematikan lampu selama satu jam saja agar kita bisa melihat ribuan sinar cahaya bintang tanpa bantuan teleskop. Kalau hanya yang mematikan lampu hanya satu desa, enggak akan berpengaruh," ungkapnya.

"Kita bisa lihat galaksi bimasakti dan kita tahu kalau galaksi itu tidak bisa dilihat di sembarangan tempat, kalau masyarakat ikut membantu dengan mematikan lampu, kami akan melihat galaksi bimasakti lebih baik lagi," lanjutnya.

Hendro berharap, program kampanye ini bisa dilaksanakan tiap tahun untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya langit gelap bagi masyarakat.

"Terutama untuk para pemuda, langit adalah harta yang luar biasa yang harus digali dengan kearifan dan pengetahuan yang lebih baik."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya