Juara Barista Indonesia

Suryani Wandari
31/7/2016 04:15
Juara Barista Indonesia
(MI/ADAM DWI)

Kopi punya banyak kisah dan makna dan bagi Ryan menyeduh kopi setiap hari telah membuatnya mandiri.

Menjadi seorang barista sebelumnya tak pernah terlintas di benak Ryan Wibawa, bahkan ia tak pernah akrab dengan kopi. Buatnya, minuman itu cuma identik dengan rasa pahit. Namun, sejak 2011, setelah mencicipi kopi di Starbucks Indonesia tempatnya bekerja, ia mulai jatuh cinta dengan kopi yang ternyata menyimpan banyak cerita.

Bahkan, setelah empat tahun berkarier di dunia meracik kopi, ia menjadi juara pertama pada kompetisi barista tingkat nasional, Indonesia Brewers Cup, dan merebut peringkat ke-23 pada kompetisi internasional, World Brewers Cup pada Juni lalu. Selasa (19/7), di sela-sela aktivitasnya meramu kopi di Starbucks Indonesia Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Muda menggali kisahnya.

Ceritakan dong awalnya bisa terjun jadi barista?

Sebelumnya saya kuliah yang tak ada hubungannya dengan kopi. Masuk Starbucks itu karena ingin punya pengalaman kerja saat kuliah. Tapi dulu itu masih belum tahu profesi barista itu seperti apa. Saat itu hanya ingin punya pengalaman kerja, ingin tahu bagaimana rasanya cari uang sendiri.

Tantangan waktu pertama kali bikin kopi?

Seru, bisa belajar menyeduh kopi secara manual. Awalnya, saya benar-benar enggak tahu kopi, enggak pernah minum, tahunya hanya pahit seperti kopi bapak saya di rumah.

Sekarang jadi suka kopi dong?

Ya, tahu-tahu jadi suka. Tapi dalam artian masih dalam ambang wajar, enggak sampai kecanduan yang harus minum kopi sehari berapa gelas gitu. Saya suka explore kopinya. Biasanya diskusi dengan teman, kopi yang baru ditemui. Ternyata enggak semuanya kopi itu pahit. Kopi itu seperti wine, mulai rasa hingga cara dapatnya.

Bagaimana sih cara menikmati sebuah kopi yang paling mantap?

Tentu kopi itu akan menghasilkan aroma pada saat diseduh. Aroma kopi itu pun bisa berbeda-beda, seperti rempah-rempah, wangi bunga, hingga buah yang segar. Indra penciuman itu lebih nangkep aromanya. Biasanya aroma yang kita tangkep akan sama dengan rasa yang kita dapatkan. Setelah nyium aromanya, cara meminumnya juga berbeda, yakni harus diseruput dengan bunyi, agar enggak terlalu panas dan lebih nyebar ke seluruh lidah. Kopi panas dan dingin itu cita rasanya sama atau beda? Rasanya pasti berubah, kopi dengan suhu panas yang baru diseduh hingga suhu ruangan, rasanya akan berubah. Lebih nikmat saat panas, tapi jangan terlalu panas. Lidah kita akan berkemampuan mengenali rasa kopi pada 50-60 derajat.

Kamu ikut kompetisi barista Juni ini ya?

Pada Indonesia Brewers Cup, awalnya saya ikut pada regional Jakarta, bersaing dengan 35 peserta. Lalu setelah diambil 12 tertinggi dari tiga kota, yaitu Jakarta, Semarang, dan Bali, masuk ke tahap nasional yang kembali, hingga disaring menjadi tiga orang, saya kebetulan menang juara 1. Yang juara 1 diikutsertakan untuk kompetisi tingkat internasional, World Brewers Cup, di Dublin, Irlandia. Saat itu saya menjadi peringkat ke-23 dari 36 negara yang ikut.

Persiapan kompetisi?

Saat tahap Jakarta, saya mulai persiapan mencari kopi ke Singapura. Selain itu, saya pun berlatih mempresentasikan kopi yang saya suguhkan. Untuk kompetisi di Dublin, saya sempat ke perkebunan kopi hingga akhirnya saya membawa kopi colombia parietas geisha yang belum di-roasting. Tantangannya pun lebih besar, enggak cuma memikirkan kopi, tapi membawa alat yang bisa saja rusak di jalan.

Teknik yang dipakai?

Teknik menyeduh yang saya pakai itu gampang-gampang susah. Saya pakai 15 gram kopi dan 210 gram air. Saat pertama saya memasukkan 30 gram air ke kopi gunanya untuk pemanasan untuk keluarkan karbon dioksida lalu ditahan 30 detik, baru saya tuang lagi ke angka 100 gram dan menunggu 1 menit hingga menuangkan semua air. Jadi, caranya simpel, tinggal diseduh dengan jeda untuk biarin kopi ekstraksi dengan air.

Ada rencana punya kafe sendiri?

Ada mimpi sih bikin kafe kecil, tapi di situ saya bisa serving customer yang datang. Mereka bisa tanya-tanya tentang kopi dan bisa cerita bareng. Jadi, saya enggak mau itu menjadi sekadar coffee shop. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya