Adu Gaya Hillary dan Trump

Bintang Krisanti
31/7/2016 04:00
Adu Gaya Hillary dan Trump
(AFP, AP)

ADA kesamaan antara Hillary Clinton dan Melania Trump saat tampil di final konvensi nasional partai masingmasing. Tentu bukan kesamaan peran karena Hillary adalah calon presiden sedangkan Melania calon ibu negara, melainkan kesamaan gaya. Keduanya sama-sama memilih busana berwarna putih.

Bagi Melania, penampilan macam itu memang bukan baru. Sebelum final konvensi Partai Republik yang berlangsung di Cleveland itu, Melania juga memilih busana putih saat hari pertama konvensi, di saat ia memberi pidato yang amat mirip dengan pidato Michelle Obama pada 2008. Melania juga mengenakan dress putih saat Donald Trump bicara soal kemenangannya di pemilihan Indiana pada Mei. Bahkan mantan model berusia 46 tahun itu juga memilih warna putih saat hadir di acara Time 100 Gala ataupun di acara Today Show pada April.

Model busananya didominasi terusan pas badan kecuali gaun dengan cut out di bagian dada untuk acara Time. Sementara itu, bagi Hillary, busana putih cukup asing. Ibu negara 1993-2001 dan menteri luar negeri ke-67 AS itu lebih sering memakai warna biru ataupun blazer dengan corak tidak mencolok yang dipadankan dengan celana berwarna senada. Langkah Hillary memakai putih bisa dilihat sebagai upayanya untuk mengikuti tren karena warna itu belakangan jadi idola para selebritas Hollywood.

Di samping itu, Hillary berarti mulai berani mengambil risiko penampilan. Penata gaya asal Australia Donny Galella menyebut putih merupakan warna yang sulit dipakai. Putih ialah warna yang jujur karena tidak memberi efek melangsingkan pada yang gemuk dan tidak membuat efek berisi pada yang kurus. Namun, putih juga dikenal sebagai warna kesempurnaan karena menunjukkan ketulusan dan kemewahan. "Putih juga sangat mewah dan mungkin karena alasan ini Melania memilih warna ini berkali-kali," kata Galella.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Vogue Australia, Edwina Mc- Cann, mengatakan, "Putih menunjukkan kontrol." Galella juga menyebut Melania mampu mengenakan warna putih dengan sangat baik. Sebenarnya tidak aneh jika Melania dipuji karena selain punya tubuh yang semampai, ia memang sangat paham mode. Menjadi model sejak remaja, ia terjun jadi desainer jam dan perhiasan sejak 2010. Perempuan yang bisa lima bahasa itu 'pede' memilih busananya sendiri. Seperti ketika belanja baju karya Roksanda Ilincic lewat situs fesyen Net-A-Porter, yang kemudian ia pakai di hari pertama konvensi itu.

Skandal kemahalan

Berbeda dengan Melania, Hillary diberitakan telah memiliki tim pemoles citra dan gaya. Namanama besar ada di tim itu termasuk Kristina Schake yang menata gaya Michelle Obama dan penata rias Barbara Lacy. Selain itu, Hillary berkonsultasi dengan 'ratu' dunia fesyen, Pemimpin Redaksi Vogue Amerika Anna Wintour. Wintour disebutkan telah mendekati beberapa label besar AS untuk pengadaan busana bagi Hillary. Namun, berbeda dengan kebiasaan para selebritas yang mendapat busana gratis, tim Hillary membayar busana-busana itu.

Ada kalanya juga harga busana menjadi bumerang. Seperti ketika Hillary mengenakan jaket keluaran Giorgio Armani seharga lebih dari US$12 ribu (lebih dari Rp157 juta). Harga jaket itu menjadi ejekan karena ironis dengan pidato Hillary saat itu tentang kesetaraan pendapatan. Namun sebaliknya, meski harga setelan jas Brioni yang jadi langganan Donald Trump berkisar Rp90 jutaan, publik AS tidak terlalu ribut.

Hal itu dinilai karena selain latar belakang Trump yang merupakan pengusaha sukses, juga karena topik pidato yang tidak bicara tentang kesetaraan. Di sisi lain, Trump tidak jarang jadi bulan-bulanan karena rambutnya. Bahkan untuk mematahkan rumor mengenakan wig, pria berusia 70 tahun itu sempat meminta simpatisannya naik ke atas panggung dan mengecek sendiri. Citra dan penampilan nyatanya bukan hal sepele di pertarungan politik. (news.com.au/businessoffashion. com/gq-magazine.co.uk/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya