Bukan Yoga untuk Prestise

Fario Untung Tanu
31/7/2016 01:30
Bukan Yoga untuk Prestise
()

SEKILAS yoga yang dilakukan Yudhi Widyantoro tidak berbeda dengan aliran yoga lainnya. Ada gerakan berdiri dengan kepala (headstand), vrikshasana (pose pohon), hingga teknik pernapasan ujjayi yang dilakukan untuk menenangkan pikiran. Namun, Yudhi menyebut praktik yoganya sebagai organik yoga. “Organik yoga menjalankan dan menerima berbagai jenis aliran yoga. Kita tidak menilai perbedaan itu sebagai salah dan benar, tetapi merangkulnya serta menerima keberagaman yang membuat kita kaya,” tutur pria berusia 52 tahun itu kepada Media Indonesia, Selasa (26/7).

Letak perbedaan organik yoga dengan yoga lainnya lebih terletak pada pemahaman dan penerapannya secara holistis. Yudhi yang merupakan pencetus organik yoga menjelaskan bahwa konsepnya mendorong agar asana (gerakan) yang dilakukan ialah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan mental tiap-tiap orang. Selain itu, tiap orang juga harus berusaha menerapkan dan memaknai asana-asana itu secara holistis dalam segala aspek kehidupannya.

Yudhi memberi contoh lewat gerakan headstand. Gerakan itu seharusnya bukan dilakukan hanya untuk menguji kemampuan tubuh atau bahkan pamer kepada orang lain, melainkan harus dimaknai sebagai gerakan yang mengajarkan kita agar tidak sombong. “Tidak ada gunanya kita jungkir balik dan melakukan headstand kalau masih menjadi manusia sombong dan menyebalkan. Hanya bisa melakukan suatu gerakan atau pose-pose hebat lainnya itu bukan yoga. Kita berlatih yoga untuk menjadi orang yang lebih baik, menjadi manusia yang lebih manusiawi,” tegas Yudhi.

Pemaknaan yang dalam juga ia terapkan saat melakukan gerakan lain. Misalnya dalam gerakan vrik­shasana yang dilakukan dengan berdiri menggunakan satu kaki. Kaki lainnya ditekuk menyamping dengan telapak kaki menempel ke paha bagian dalam kaki yang lain. Kemudian kedua tangan diangkat lurus dengan kedua telapak tangan menyatu di atas kepala. Gerakan vrikshasana memiliki makna agar orang tumbuh layaknya pohon yang kuat dan juga seimbang.

Menerapkan gerakan-gerakan yoga tersebut secara holistis, menurut Yudhi, akan membuat diri meraih manfaat dengan maksimal. Ini termasuk efek kesehatan jasmani dan rohani. Bicara gerakan headstand, yang melakukannya akan bisa berpikir lebih jernih sekaligus mendapat sensasi euforia yang positif. Sementara itu, pada gerakan vrikshasana, bukan saja kekuatan kaki yang terlatih, tetapi juga konsentrasi. Yudhi juga percaya ketika teknik ujjayi dilakukan dengan baik, kita akan terlatih mengendalikan emosi.

Sosial
Konsep yang disebarkan Yudhi memikat tidak sedikit orang. Salah satunya Hanum Kusuma Dewi. Hanum merasa praktik yoga yang banyak dilakukan sekarang ini lebih seperti tren dan prestise. Banyak orang melakukan yoga agar terlihat sebagai sosialita. Hanum pun merasa cocok dengan konsep organik yoga. “Sedangkan memahami yoga secara organik adalah melihat yoga dari berbagai sisi, tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Para praktisi perlu memahami filosofi yoga dan juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Ia juga melihat organik yoga tepat untuk mereka yang membutuhkan ketenangan, baik itu dari sisi jasmani maupun rohani. Seperti halnya mereka yang sedang bermasalah, seperti narapidana, anak jalanan, serta kaum terpinggirkan. “Memang yoga organik ini lebih ditujukan kepada kaum sosial, yaitu mereka yang sedang terjerat masalah. Jadi, yoga ini ditujukan untuk perubahan sosial dan lingkungan hidup. Keduanya tidak dapat terpisahkan,” tutur Hanum yang juga beberapa kali mengikuti kegiatan yoga organik. Dari situ pula, organik yoga dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk individu yang menjalankan, tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan. Ini tentunya jika sifat-sifat sosial dan kebersamaan yang ada dalam filosofi yoga dijalankan. Hanum yang mulai aktif di organik yoga pun menerangkan ia berusaha mengembangkan sifat sosial yang ia punya. Ia berusaha lebih peduli dan membantu orang lain dan berusaha menekan amarah. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya