Tegangan Listrik untuk Jauhkan Hiu

Siti Retno Wulandari
30/7/2016 05:30
Tegangan Listrik untuk Jauhkan Hiu
(DOK. ALI DOFIR)

SERINGNYA bertandang ke kampung nelayan membuat Ali Dofir paham keluhan nelayan.

Para nelayan di pesisir Banyuwangi dan Probolinggo, Jawa Timur, merasa bingung karena sering disalahkan atas masuknya mamalia laut dan hiu ke dalam alat tangkap mereka.

Dalam beberapa kunjungan yang dilakukan Dofir dan dosennya, keduanya melihat para nelayan memang tidak memburu hiu.

Bahkan para nelayan sesungguhnya tidak ingin mengambil selain ikan target mereka.

Para nelayan pun kerap meminta saran dan prasarana maupun andil pemerintah agar kejadian tangkapan sampingan itu tidak terulang.

Bersama dua temannya, Galih Dandung dan Romi Dwi, Dofir kemudian tergerak untuk menciptakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan mampu selektif terhadap mamalia dan hiu.

Para mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang, itu menggali ide dari 50 jurnal penelitian.

Dari situ mereka sepakat membuat alat penangkal dengan menggunakan tegangan listrik.

"Hiu memiliki organ electro receptor, mendeteksi listrik dengan tegangan kecil sekitar 10 microvolt per sentimer persegi. Ternyata di Indonesia belum ada realisasi alatnya. Langsung kami rumuskan dan buat inovasi tersebut, namanya Electro Shield System," kata Dofir kepada Media Indonesia, Senin(26/7).

Alat yang dibungkus lapisan kedap air tersebut sempat mengalami revisi hingga empat kali sampai berfungsi dengan baik.

Tegangan listriknya pun diberi rasio supaya tidak mengganggu spesies laut lainnya, tetapi tetap dapat menangkal hiu mendekat.

Sayang, Dofir enggan menyebutkan besaran rentang tegangan karena dianggap sebagai kunci dari inovasi yang masih terus dikembangkan.

Yang pasti, imbuh Dofir, mereka menggunakan besaran tegangan di atas 10 microvolt.

Besaran itu dipilih setelah uji tegangan kepada hiu.

Jika menggunakan besaran tegangan di bawah 10 microvolt, hiu justru mendekat karena mengira ada mangsa.

Uji coba pun sudah dilakukan dengan melibatkan nelayan di sekitar Banyuwangi dam Situbondo.

Lokasi uji coba itu ialah keramba hiu sebesar 10 x 10 meter.

Uji coba di keramba itu sekaligus menunjukkan sedikit perbedaan perilaku hiu di sana dengan yang ada di laut.

"Di perairan laut enggak ada hiu yang masuk, setelah Electro Shield System kami pasang di alat tangkap. Namun di keramba, saat hiu diberi umpan dia tetap bergerak mendekat lalu kembali menjauh saat menerima tegangan listrik tersebut," ungkapnya. Tegangan listrik yang dikeluarkan alat tersebut dapat terasa di jarak 8 x 5 meter.

Uji coba di keramba itu sekaligus menepis kekhawatiran efek buruk alat penangkal tersebut terhadap ikan yang lebih kecil.

Spesies selain hiu terlihat tidak mendapat efek samping apa pun.

Temuan para mahasiswa ini kemudian mendapat dukungan dari WWF Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk terus dikembangkan.


Harus kumpulkan data

Bycatch and Shark Conservation Coordinator WWF Indonesia Dwi Ariyogagautama memuji inovasi yang dilakukan Dofir dan teman-temannya.

Meskipun di luar negeri sudah ada alat pemancar listrik yang dibuat dalam bentuk gelang, alat para mahasiswa Universitas Brawijaya tetap dinilai orisinal.

Alat berbentuk gelang hanya diciptakan untuk para peselancar.

"Ini masih terus diuji coba, sampai pada titik apakah alat ini aplikatif termasuk juga melihat dari segi biaya. Harus ada data berapa jenis ikan yang tertangkap, mengurangi hasil tangkapan tidak jika alat ini dipasang," tukas Yoga, Selasa (26/7).

Temuan Dofir dan teman-temannya termasuk dalam 64 judul inovasi alat tangkap ramah lingkungan yang bersaing dalam kompetisi yang digelar WWF Indonesia sejak Juni 2015.

Kompetisi itu memilih lima inovasi yang dibiayai untuk riset dan dipresentasikan pada Januari 2016.

Yoga menjelaskan kompetisi itu digelar WWF Indonesia untuk menjawab kebutuhan nasional akan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Pihaknya berharap alat-alat yang dibuat dapat benar-benar bermanfaat bagi nelayan.

Para mahasiswa Indonesia yang telah menjuarai kompetisi itu selanjutnya berkesempatan mengikuti kompetisi berskala internasional. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya