Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI tengah ramainya pengunjung Record Store Day Indonesia (RSDI) 2023 akhir pekan lalu, ada hal menarik. Selain anak-anak muda yang mengulik koleksi-koleksi vinyl dari sekitar 111 toko rilisan fisik yang melapak di Pasar Raya Blok M, Jakarta Selatan, ada satu pengunjung belia.
Dia adalah Alif Zuhair. Siswa kelas 5 sekolah dasar di Depok, Jawa Barat. Sabtu siang (6/5) itu, Alif ditemani kedua orangtuanya ikut berburu vinyl. Alif membeli vinyl album Glow On milik grup band hardcore punk AS, Turnstile.
Itu adalah vinyl kedua Alif. Sebelumnya, ia telah memiliki piringan hitam dari musikus Boy Pablo. Di beberapa toko daring, vinyl Glow On dengan sampul merah muda seperti yang dibeli Alif itu dibanderol di antara harga Rp500 ribu-Rp600 ribuan.
Meski begitu, uang untuk membeli vinyl itu diperoleh Alif bukan dari orangtuanya. Melainkan dari tabungan dan uang ‘THR’ lebarannya. Selain vinyl, Alif juga memboyong pulang turntable pertamanya.
“Kalau vinyl, dia pakai uangnya sendiri. Baru kalau turntable saya belikan,” kata ayah Alif, Endry Irawan, kepada Media Indonesia di RSDI 2023 di Pasar Raya Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu(6/5).
Alif mengenal vinyl dari Endry yang kebetulan saat muda bermain band. Kini, anaknya tersebut juga bermain gitar dan nge-band bersama para seniornya kelas 9.
“Jadi kalau di rumah ya kami ngobrolnya musik.”
Sebelum vinyl, Alif sudah mengoleksi beberapa karya rilisan fisik cakram padat (CD). Di antaranya The Adams, rumahsakit, dan band punk asal Bogor, The Jansen.
“Ya mungkin dia pengin experience. Zaman saya dulu kan opsinya kaset atau CD. Kalau mau vinyl, lbujet terbatas. Sekarang vinyl sudah lebih aksesibel tapi saya bilang ke dia, nabung dulu, kalau mau beli (vinyl) dari duit sendiri,” tutup Endry. (M-2)
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Peritel piringan hitam (vinyl), PHR, tahun ini siap memproduksi vinyl sendiri di dalam negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved