Muda Merdu yang Mengharumkan Bangsa

MENGIKUTI kompetisi bergengsi di dunia menjadi impian banyak tim paduan suara. Tahun ini impian itu terwujud bagi Paduan Suara Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSM UAJY). Mereka bertanding dalam Championship Competition World Choir Games (WCG) 2016 pada 7-9 Juli lalu yang diikuti 283 tim paduan suara dari seluruh dunia. Kesempatan bertanding di WCG 2016 ini diperoleh setelah mereka berhasil meraih medali emas dalam tiga kompetisi paduan suara secara berturut-turut sejak 2012. Tiga kompetisi itu ialah International Choir Competition di Vietnam pada 2012, Sing N’ Joy Manilla di Filipina pada 2013, dan Asian Art Festival di Singapura pada 2014. Tahun ini, PSM UAJY kembali meraih dua medali emas dari kategori mixed youth dan scenic folklore, serta satu medali perak dari kategori scenic pop/pop show pada World Choir Games 2016.

“Pada kategori scenic folklore kami membawakan lagu Oh Adingkoh dan Bawi Kuwu Tumbang. Keduanya lagu daerah suku Dayak, Kalimantan Tengah,” cerita Alfredo Wujon, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa PSM UAJY, Jumat (15/7). Lagu daerah memang menjadi kekuatan paduan suara Indonesia. Tidak hanya bernyanyi, PSM UAJY juga menampilkan koreografi khas lagu daerah yang dibawakan dalam kategori Scenic Folklore pada WCG 2016. Bukan hal mudah menyanyi dan menari secara bersamaan dalam kelompok paduan suara. Untuk itu, mereka berlatih dengan koreografer Yason Christy Pranowo dan sanggar tari serta beberapa teman yang berasal dari daerah lagu tersebut. Perjuangan panjang Kisah lainnya datang dari Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran (PSM Unpad), Jawa Barat. Tahun lalu paduan suara yang dilatih Arvin Zeinullah itu berhasil menjadi paduan suara pertama di Indonesia yang membuat film dokumenter.

Film dokumenter yang digarap Embara Film dan Pont Pic ini berjudul Indonesia Kirana. Proyek ini diawali dengan pengambilan gambar tim Indonesia Kirana ke Gunung Papandayan, Jawa Barat, pada 17 Agustus 2014 untuk menyanyikan lagu Berkibarlah Benderaku. “Kami ingin menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa, tetapi dengan pendekatan kami sebagai paduan suara mahasiswa,” terang Najma Nabilla Savitri, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa PSM Unpad kepada Muda lewat sambungan telepon, Senin (18/7). Film yang berdurasi 90 menit itu menceritakan proses dan perjalanan PSM Unpad dalam mengikuti kompetisi paduan suara 13th International Choral Competition Gallus- Maribor 2015 di Maribor, Slovenia, dan konser kebudayaan atas undangan khusus Kedutaan Besar Republik Indonesia di Hongaria. Ketua Program Indonesia Kirana 2014, Dzulfiqar Abduljabbar, memilih mengombinasikan audio dan visual untuk memudahkan penyampaian pesan secara emosional kepada penonton. Ia ingin penonton bisa merasakan nilai-nilai perjuangan membawa nama Indonesia pada dunia.

Film Indonesia
Kirana telah diputarkan di Bioskop XXI Ciwalk Bandung sebanyak dua kali dan XXI Epicentrum Jakarta pada Mei lalu dengan jumlah lebih dari seribu penonton. Film itu juga ditayangkan di Bioskop XXI Tunjungan Plaza Surabaya pada 22 Juli dan XXI Jogja Empire, hari ini. Baik PSM UAJY maupun PSM Unpad menempuh proses dan perjuangan yang panjang untuk bisa tampil maksimal dalam kompetisi paduan suara internasional yang diikuti. PSM UAJY menghabiskan waktu hampir satu tahun untuk persiapan mengikuti WCG 2016 yang meliputi seleksi tim, pemilihan lagu, materi suara, dan yang tak kalah merepotkan ialah pengumpulan dana. Begitu pula dengan PSM Unpad. Film Indonesia Kirana diproduksi sejak November 2014 hingga 2015. Najma mengakui modal untuk ikut kompetisi di luar negeri itu besar. Oleh karena itu, anggota PSM Unpad biasanya tidak hanya berperan sebagai penyanyi, tetapi juga sebagai tim panitia yang mengurus printilan persiapan untuk berangkat. “Di sini kita terus berpacu dalam kedisiplinan dan kerja keras,” kata Najma yang bersuara alto. (M-4)