Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEGUGUPAN melanda Julius Caesar saat pesawat kecil yang membawanya telah mencapai ketinggian 12 ribu kaki. Ketinggian ini menandakan sesaat lagi ia akan terjun ke luasnya langit.Berbagai perlengkapan yang sudah menempel di tubuh, mulai dari kacamata hingga parasut, tidak mampu mengurangi kegugupannya. Momen liburan di Selandia Baru itu memang akan menjadi kali pengalaman Julius menjajal sky dive. Skydive pada dasarnya mirip dengan terjun payung, sebab itu pula banyak orang yang menyamakan keduanya. Namun, mereka yang menekuni skydive menuturkan bahwa olahraga ini melibatkan lebih banyak formasi dan atraksi di udara sebelum akhirnya membuka payung.
Itu pula yang membuat penasaran Julius. Mengabaikan rasa gugupnya, jadilah pada 3 Juli 2016 itu ia menuntaskan mimpinya. “Hal yang terlintas di kepala saya adalah, apakah saya benar-benar akan melakukan hal ini? Ketika gerbang pintu pesawat sudah dibuka, saya hanya teriak dan menikmati semua moment saat itu,” ujar Julius kepada Media Indonesia di Jakarta, Selasa (19/7). Pengalaman pertama itu dirasakannya memberi pompaan adrenalin yang tidak bsa disamai dengan olahraga lain. Ketegangan terutama dirasakan pada saat awal lompatan. Namun, saat parasut dibuka, Julius merasa sedikit mual karena seperti bermain di wahana Kora-kora. Tapi, sejurus kemudian perasaannya berubah lagi karena disuguhi pemandangan Kota Wanaka yang indah dari ketinggian. Keseluruhan aksi itu hanya memakan waktu 45 detik.
“Jelas ini untuk mencari pengalaman dan tentunya sebuah tantangan. Setidaknya saya pernah melakukan skydive walaupun hanya satu kali seumur hidup,” tambah pria berusia 29 tahun. Untuk memuluskan niatan kala itu, Julius sudah mempersiapkan sejak di Jakarta. Ia mengumpulkan informasi tentang skydive di Selandia Baru dan mendaftar terjun yang ditemani pendamping itu. Pompaan adrenalin yang diberikan olahraga skydive bahkan masih terus dirasakan Mario Binsar meski sudah berulang kali melompat sejak 2009. “What the hell am I doing here? Itulah yang di pikiran saya pada saat ketika hendak meloncat keluar dari pintu pesawat. Tapi, ketika sudah melayang dan parasut terbuka, kemudian mendarat dengan selamat, yang muncul adalah perasaan bercampur antara senang, lega, degdegan, dan penasaran,” kenang pria yang berprofesi sebagai dokter ini. Sebab itu pula Mario menyebut skydive memberi pengalaman yg menyenangkan sekaligus tetap membuat orang rendah hati, fun yet humbling experience. Mario yang kali pertama mengenal skydive dengan mengikuti kelas yang diadakan Polri kemudian juga mempelajari formasi-formasi di udara.
Formasi
Tiap formasi dikatakannya memiliki kesulitan berbeda. Namun, di samping itu ada kemampuan dasar yang harus dimiliki skydiver. “Kesulitannya adalah mengendalikan posisi badan sehingga bisa bergerak maju mundur ataupun belok ke arah penerjun lain yang menjadi pusat atau base formasi tersebut,” papar Mario. Formasi bintang merupakan formasi yang umum diajarkan pada pemula. Semua penerjun saling pegangan lengan, melingkar membentuk sebuah bintang. Untuk membentuk formasi yang baik, penerjun harus memanipulasi kondisi jatuh dan dalam kecepatan jatuh yang bisa mencapai kecepatan180-250km/jam. Hal ini berlaku untuk semua formasi.
“Jadi setiap gerakan yang saya dan kelompok lakukan harus tepat karena sensitif sekali setiap terjadi gerakan,” jelasnya. Sebab itu penerjun harus betul-betul menguasai skill (body flying) dan menilai keadaan. Jika tidak, risiko gagal untuk mencapai mencapai base dan gagal membuat formasi akan semakin besar. Bahkan bisa saja tabrakan dengan penerjun lain. Oleh sebab itu, perencanaan yang matang harus benar-benar dilakukan sejak masih di darat. Untuk menjadi seorang penerjun yang mahir berformasi, pemula bisa belajar pendidikan terjun payung dengan sistem Accelerated Free Fall (AFF). Sesi pelajaran darat AFF sendiri bisa berlangsung sehari penuh. Kemudian dilanjutkan terjun dalam beberapa tingkatan. “Jadi AFF-nya sendiri itu sekitar sembilan kali terjun. Biasanya sih setelah itu (kalau udah lulus 9 stage itu) ada beberapa kali terjun lagi untuk mematangkan pelatihan awal,” pungkasnya. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved