Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
"RICKSHAW, Sir? This is cheaper,” bujuk pria paruh baya kepada saya menawarkan jasa angkutan sejenis becak di salah satu persimpangan Thamel Street, Kathmandu, Nepal, Mei lalu. Pria lainnya pun menawarkan taksi yang tidak tampak seperti taksi lazimnya untuk mengantar saya berkeliling kota.
Tidak jauh dari persimpangan, pedagang kaus asyik dalam lamunan sembari menjaga barang dagangan di etalase seadanya di teras bangunan yang hampir roboh dan penuh debu. Pun pedagang lainnya, para penjaja makanan, suvenir, perlengkapan outdoor, dan pakaian hangat untuk pelancong.
Dentuman lagu berlirik Om Mane Padme Hum turut mewarnai jalan-jalan kecil yang berdebu. Klakson kendaraan menambah keriuhan jalanan.
Pengemudi rickshaw menanti penumpang di depan candi yang sudah runtuh
Rajeesha, penjaja kudapan khas Nepal di kawasan Thamel
Tenzing, tetap menjaga warung kelontong yang sepi
Tara, menjaga toko pakaian hangat sambil membaca koran
Kathmandu, ibu kota Nepal, juga dikenal sebagai gerbang menggapai puncak-puncak atap dunia di Himalaya bagi pendaki seluruh dunia, kini tengah berbenah untuk kembali bergairah.
Sabtu, 25 April tahun lalu, pukul 11.56 waktu setempat, gempa 7,8 pada skala Richter memorak-porandakan Nepal kala warganya tengah bersantai menikmati hari libur kerja.
Kathmandu sebagai pusat pemerintahan dan kota terpadat dengan sebagian besar bangunannya terbuat dari tumpukan batu bata turut berguncang. Total korban tewas lebih dari 9.000 jiwa.
Setahun pascagempa, perlahan Kathmandu mencoba bangkit. Candi-candi dan bangunan bersejarah kembali dipugar pemerintah.
Durbar Square, salah satu kompleks situs bersejarah yang turut hancur, pun masuk radar renovasi. Turis mancanegara, sebagai sumber utama pundi-pundi negara, diharapkan kembali hadir.
Butuh kayu untuk menopang struktur gedung yang rapuh akibat gempa
Batu reruntuhan gempa berserakan di depan Gedung Jaganath, Durbar Square
“Semenjak gempa tahun lalu, tamu yang menginap menurun drastis,” ujar Atma, resepsionis hotel tempat saya menginap. Ia pun berharap dengan adanya renovasi dan pembukaan kembali pendakian di Himalaya dapat menghidupkan lagi roda ekonomi.
Pintu masuk para petualang menjejak kaki di Nepal siap kembali menghadirkan cinta dan kedamaian. Seperti singkatan terkenal dari kata Nepal, never ending peace and love. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved