Menggenjot Jaringan Internet yang Mumpuni

Hera Khaerani
16/7/2016 07:00
Menggenjot Jaringan Internet yang Mumpuni
(MI/RAMDANI)

DALAM sehari Andro Siahaan, 34, bisa menghabiskan waktu 4 jam untuk menyaksikan berbagai jenis video di ponsel pintar dan laptopnya. Mulai video tutorial, film, sepak bola, berita, hingga video musik disaksikannya.

“Sehari sih bisa 4 jam nonton video di internet. Baik itu di laptop atau ponsel pintar,” ujar bapak dua anak itu kepada Media Indonesia di Jakarta, Kamis (23/6).

Andro tidak sendiri, Safry, 33, bisa menghabiskan waktu hingga 7 jam sehari hanya menonton video dan film di internet. Video menjadi penyumbang lalu lintas data tertinggi, terutama di kalangan anak muda. Remaja masa kini bisa dibilang menjadi streaming natives. Berbeda dengan di masa lalu di saat orang terbiasa menonton televisi, anak-anak sekarang lebih terbiasa menonton video internet.

“Ini mengindikasikan ada pergeseran besar dalam tingkah laku,” tekan Presiden Direktur Ericsson Indonesia Thomas Jul di Jakarta, Kamis (16/6).

Fenomena ledakan video internet itu melanda negara-negara di dunia. Dalam empat tahun terakhir, remaja menonton video/televisi lewat ponsel pintarnya, 85% lebih sering. Bahkan pada 2021, video akan mencakup 70% dari total lalu lintas data mobile di dunia.

Youtube ialah aplikasi yang paling banyak diakses pengguna ponsel pintar di Indonesia. Diikuti Whatsapp, BBM, Google, dan Line. Menariknya, Youtube selalu muncul di lima teratas aplikasi yang digunakan di negara-negara Asia Tenggara dan Oseania, seperti Australia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Berkaca pada itu, tidak mengherankan jika Ericsson Mobility Report juga Southeast Asia and Oceania Report menyatakan kehidupan masyarakat kini tidak terlepas dari ponsel pintar. Hal itu yang menjadi pendorong lalu lintas data di Indonesia.

Hasil riset itu menunjukkan Indonesia memiliki langganan ponsel pintar tertinggi di Asia Tenggara dan Oseania. Tercatat hampir 100 juta pada 2015 dan diprediksi tumbuh menjadi 250 juta langganan ponsel pintar di akhir 2021. Di penghujung 2016, penetrasi langganan ponsel pintar di Indonesia diprediksi akan lebih dari 50%.

Di sisi lain, penetrasi langganan mobile broadband mungkin akan tumbuh mendekati 80%. Itu artinya peningkatan nomor langganan ponsel pintar antara 2015-2021 akan lebih dari 150 juta. “Penting bagi operator untuk terus mengoptimalkan jaringan performa dan memastikan jaringan-jaringan yang fleskibel untuk menghadapi pengembangan yang luar biasa ini,” ujar Thomas Jul.

Akses
Sejalan dengan kebutuhan internet yang makin mumpuni lantaran kebiasaan itu, akses internet melalui wi-fi terus meningkat. Jika dibandingkan dengan Maret 2015, pada Maret 2016 ada penurunan jumlah penggunaan data mobile broadband di negara-negara ASEAN dan Oseania. Di Indonesia dan Filipina terutama, penggunaan wi-fi lebih tinggi.

Perlu dicatat, Indonesia pun sudah mulai bergeser dari penggunaan wi-fi di tempat-tempat publik. Banyak rumah tangga memasang wi-fi di rumah mereka untuk menjamin layanan internet. Hal itulah yang mendorong peningkatan tersebut. Bila terus bertahan seperti ini, Indonesia akan mengikuti jejak negara maju seperti Singapura dan Australia yang pemanfaatan mobile broadband mereka jauh di bawah wi-fi.

Laporan Ericsson mengindikasikan negara-negara di Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan besar dalam pemanfaatan internet dan ponsel pintar. Mereka akan mengatasi ketertinggalan. “Kalau di negara-negara maju dengan GDP tinggi pertumbuhannya tidak seberapa besar, itu karena mereka sudah di sana (internetnya sudah maju),” jelas Thomas Jul.

Di tingkat dunia, negara maju sudah akan bergeser ke internet of things. Hal itu tentu saja akan diiringi implementasi 5G. Namun, Ericsson memprediksi implementasi komersial 5G baru akan terjadi di atas 2020. Untuk Indonesia, akan jauh lebih lama lagi kendati saat ini sudah ada segelintir orang yang mulai memanfaatkan internet of things di rumah mereka.

Ericsson Mobility Report sendiri merupakan pengukuran yang diklaim terdalam dari beberapa live network terbesar dunia yang diseleksi. Presdir Ericsson Indonesia menjamin, “Kami tidak pernah meleset jauh dari kondisi riilnya.” (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya