Pilihan Manis di Hari Raya

Hera Khaerani
03/7/2016 09:58
Pilihan Manis di Hari Raya
(dok.MI)

KUE manis merupakan kudapan yang tidak terpisahkan dari momentum Lebaran. Sederetan kue kering kerap jadi pilihan untuk dihidangkan bagi keluarga maupun tamu yang datang bersilaturahim.

Namun, bila Anda ingin mencoba sensasi lain, tak ada salahnya menghadirkan kue warisan tradisi Nusantara di rumah saat hari raya. Apalagi mengingat luasnya Indonesia juga berimbas pada sangat bervariasinya kue tradisional. Lantaran setiap wilayah memiliki kekayaan alam yang berbeda, bahan baku kue tradisional pun menyesuaikan. Di Papua contohnya, karena berlimpah sagu, kue tradisional rata-rata berbahan dasar sagu.

Menurut Chef Yeni Ismayani yang spesialisasinya kue tradisional, rasa kue tradisional menyesuaikan adat setempat. "Semakin ke timur rasanya makin simpel, asal manis dan tidak terlalu 'nendang'," simpulnya.

Sepanjang Mei-Agustus 2016, Chef Yeni dilibatkan Gulaku dalam pro­g­ram Jajanan Manis Bersama Gulaku. Termasuk di antaranya gebrak pasar tradisional dan komunitas perempuan, tempat mereka mengenalkan resep jajanan tradisional dan cara pembuatannya.

"Anak-anak zaman sekarang lebih kenal crepe ketimbang dadar gulung. Nah ibu sebagai sosok yang biasanya mengelola asupan makanan di rumah mestinya dibiasakan lagi menyajikan kue tradisional biar mereka kenal," cetusnya.

Sayangnya, banyak yang sudah skeptis lebih dulu, menganggap semua kue tradisional sulit dibuat. Sebagaimana tradisi lain, kue pun punya nilai historis dan budaya bangsa kita. Kue sikaporo khas Bugis contohnya, dulu merupakan makanan para bangsawan kerajaan. Sekarang, ia hanya disajikan pada aca­ra besar semisal seserahan pernikah­an adat Bugis. Tak banyak yang kenal jajanan tradisional khas Bugis itu.

Tantangan terbesar dari kue tradisional, kata Yeni, ialah orang-orang zaman dulu biasanya tidak membuat resep dalam takaran. "Mereka semua serbakira-kira dan pakai perasaan saja, tapi kan kita tidak bisa mencuri ‘pera­sa­an’ mereka dalam membuat kue," ungkapnya. Makanya dia bersama Gulaku menyusun resep kue tradisional yang sudah disesuaikan demi bisa lebih memasyarakat lagi.

Tingkat kemanisan
Mencicipi berbagai kue tradisional yang disiapkan Chef Yeni dalam aca­ra Gulaku di JJ Royal Bistro, Jakarta, Selasa (21/6), tergambar jelas betapa bentangan pulau-pulau Indonesia memiliki tingkat toleransi manis yang berbeda. Saat mencoba kue eurimoo khas Timika, Papua, yang terbuat dari campuran tepung sagu kering, pisang kepok, kelapa parut, gula, garam, dan air, rasa manisnya samar-samar saja. Justru rasa manis buah pisang yang lebih mampu membangkitkan indra pengecap.

Itu bertolak belakang dengan kue lapis 8 jam khas Sumatra. Kue yang warnanya cokelat akibat karamelisasi lewat proses pengukusan selama 8 jam itu rasanya manis sekali. Tak hanya menggunakan gula putih, kue lapis 8 jam juga menggunakan susu kental manis.

Membuat kue tradisional juga menantang kemampuan bermain api. Ada beberapa kue yang memerlukan api besar. Kue lumpang asal Palembang yang berbahan dasar tepung kanji, tepung beras, gula, santan, dan air suji, memerlukan kukusan dalam kondisi api besar dengan panas sempurna. Bila tidak, takkan terbentuk serupa lumpang yang menampung. Kue lumpang yang biasa dihidangkan dalam acara pernikahan, memiliki filosofi mendalam, sebentuk doa agar dapat menampung banyak rezeki.

Untuk memudahkan memahami kebutuhan api, Chef Yeni menjelaskan, "Kue-kue yang berserat dan butuh pengembangan berlebih itu pasti butuh api besar. Kalau kue bertekstur lembut, butuh api kecil."

Nah, bila Anda tertarik untuk coba membuat kue tradisional untuk Lebaran ini, coba intip resep-resep yang telah disesuaikan dalam situs www.resepgulaku.com. "Ini merupakan bentuk kepedulian Gulaku untuk ambil bagian dalam melestarikan warisan kuliner asli Indonesia agar tidak pudar diterjang serbuan makanan internasional," imbuh Fiter Cahyono Communication Officer Gulaku.

Dengan hidangan kue tradisionalnya, dijamin rumah Anda akan terasa berbeda dan istimewa. Selamat mencoba dan turut menjadi duta budaya di hari raya! (M-4)

miweekend@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya