Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengucurkan dana sebesar US$57 juta atau setara Rp900 miliar untuk membangun sebuah proyek yang diberi nama Olympus. Proyek ini berupa konstruksi pos terdepan menggunakan sistem konstruksi off-Earth di Bulan dan Mars yang akan dikerjakan perusahaan asal Texas ICON.
ICON telah meluncurkan Project Olympus pada 2020, dengan alasan bahwa teknologinya dapat membantu membangun infrastruktur penting seperti landasan pendaratan, jalan, dan habitat di Bulan dan Mars. Rencananya konstruksi itu menggunakan tanah dan batu yang tersedia di kedua obyek ruang angkasa tersebut.
ICON juga telah menghasilkan semacam prototipe, habitat Planet Merah yang dicetak 3D yang disebut Mars Dune Alpha. Prototipee ini akan digunakan NASA untuk melatih astronaut pada misi jangka panjang.
Kontrak NASA yang baru diumumkan itu diberikan melalui program Riset Inovasi Bisnis Kecil agensi dan akan membantu perusahaan mengembangkan teknologi dan prosedurnya. ICON berencana menggunakan uang itu untuk mempelajari bagaimana tanah di Bulan atau regolith dan menggunakannya.
"Kami mengubah paradigma eksplorasi ruang angkasa tidak sekadar pulang-pergi tapi juga untuk tinggal. Kami membutuhkan sistem yang kuat, tangguh, dan berkemampuan luas yang dapat menggunakan sumber daya lokal di Bulan dan benda planet lainnya,” ujar salah satu pendiri dan CEO ICON Jason Ballard dilansir dari laman Space.com, Rabu (29/11).
Perusahaan ini juga akan menguji perangkat keras dan lunaknya pada misi luar angkasa yang mensimulasikan gravitasi Bulan. Mereka juga akan melakukan uji coba yang lebih ambisius jika semuanya berjalan sesuai rencana.
"Pengiriman terakhir dari kontrak ini akan menjadi konstruksi pertama manusia di luar Bumi, dan itu akan menjadi pencapaian yang cukup istimewa," kata Ballard dalam pernyataan tersebut.
"Kami senang bahwa penelitian dan rekayasa kami hingga saat ini telah menunjukkan bahwa sistem seperti itu memang mungkin, dan kami berharap sekarang dapat mewujudkan kemungkinan itu," tambahnya.
Ketertarikan NASA pada sistem konstruksi Bulan tidaklah mengherankan. Melalui program Artemis, NASA berusaha mengirim manusia ke Bulan dan tinggal untuk jangka panjang.
Misi Artemis pertama, Artemis 1 yang diluncurkan pada 16 November telah mengirimkan kapsul Orion tanpa awak ke orbit Bulan. Kapsul Orion akan kembali ke Bumi pada 11 Desember dan mendarat di Samudra Pasifik.
"Untuk menjelajahi dunia lain, kita membutuhkan pengembangan teknologi baru inovatif yang disesuaikan dengan lingkungan tersebut dan kebutuhan eksplorasi kita di masa depan," kata Niki Werkheiser, direktur pematangan teknologi di Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA. (M-3)
HUJAN meteor Alpha Capricornid adalah salah satu peristiwa langit yang paling dinantikan oleh para pengamat bintang dan astronom amatir.
SEBUAH bintang aneh yang muncul di langit 840 tahun lalu dan kemudian menghilang, baru-baru ini menunjukkan aktivitas baru.
Komandan penerbangan Barry "Butch" Wilmore dan pilot penerbangan Sunita "Suni" Williams terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS
China berhasil meluncurkan Chang’e 6 pada 3 Mei 2024 dengan tujuan mengambil sampel batuan di sisi terjauh bulan atau sisi bulan yang tidak terlihat dari bumi
Sampah antariksa memberikan potensi bahaya jika masuk kembali (re-entry) dan kemudian jatuh ke bumi.
Misi Shenzhou-18 dipimpin oleh Ye Guanfu, pilot pesawat tempur dan astronaut, yang sebelumnya bertugas di misi Shenzhou-13 pada 2021.
Tiga perusahaan sedang berupaya menyediakan penjelajah Bulan berikutnya milik NASA untuk misi berawak yang direncanakan pada akhir dekade ini.
Jepang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa SLIM yang dijuluki "Moon Sniper" di permukaan Bulan pada Januari lalu.
Jika berhasil, ini merupakan pendaratan pertama Amerika di permukaan bulan sejak akhir era Apollo lima dekade lalu, dan yang pertama oleh industri swasta.
BADAN Antariksa Jepang atau Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) berhasil melakukan pendaratan pesawat luar angkasa "Moon Sniper" di bulan pada Sabtu, (20/1).
Dengan misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), Jepang ingin menjadi negara kelima yang melakukan pendaratan lunak (soft landing) yang sangat rumit di permukaan berbatu Bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved