ZartZort

(M-1)
19/6/2016 01:20
ZartZort
(DUTA)

Cerita Bersambung

“KITA sudah berjuang seperti ini, masih saja kau bilang berputus asa?! Lihatlah! Pasukan dari keempat complex terus berkurang, sedangkan pasukan Planet Zort terus bertambah!” seru komandan. “Tapi tidak untuk sekarang! Sekarang belum darurat! Walaupun pasukan sudah sangat berkurang!” seruku yang sibuk melihat kondisi pasukan. “Sekarang memang belum! Tapi, sebentar lagi akan darurat! Kenapa kau keras kepala sekali?! Lihatlah monitorku! Lima menit lagi, pasukan kita akan habis semua!

Kecuali, pasukan black complex. Itu juga hanya tersisa sedikit!” kesal komandan. “Kita masih punya 4 menit lagi untuk melawan pasukan Zort! Berpikirlah dengan jernih! Habiskan detik terakhir dengan yang berguna! Jangan mengomel seperti ini!” aku sudah kesal dengan komandan. “Sekarang tinggal 2 menit lagi! Apa kau masih bersikeras melawannya sampai detik terakhir?! Lebih baik, keluarkan sekarang!” paksa komandan.

***
Aku menggeleng. “Anda sudah terlalu berputus asa. Seluruh pasukan Planet Zort itu semua manusia yang ada di sana! Kita harus menunggu semua pasukan datang. Baru kita keluarkan!” jelasku. “Semua pasukannya sudah keluar! Kau bisa melihatnya di monitorku! Tekan tombolnya sekarang, atau aku yang menekan tombolnya! Lebih baik gugur karena senjata sendiri daripada karena senjata lawan!” komandan mengancamku. Aku berdiri dari kursi. Menatap komandan sebentar. Aku
membuka penutup tombol.

Aku ragu-ragu menekan tombol. Aku mengingat kebersamaan saat di dorm khusus orang yang terpilih untuk perang, saat berkumpul dengan keluargaku, bermain dengan sepupuku, dan masih banyak lagi. Aku menangis mengingat semua kenangan. Tanganku bergetar saat ingin menekan tombol.

***
Aku menatap tombol itu. Warnanya hitam pekat, dengan tulisan ‘NuklirBOM200’. Itu yang dari tadi aku bicarakan. Jika aku menekan tombol itu, semua pasukan Planet Zort akan gugur termasuk aku dan komandan. Tanganku disingkirkan komandan. Komandan langsung menekan tombol itu tanpa pikir panjang. BOOM! Yang aku takutkan akhirnya terjadi. Aku hanya ingin bilang, “Terima kasih untuk semua yang ada di Planet Zart. Kalian sudah percaya dengan kami. Tapi, inilah perjalanan akhir kami. Sekarang, kalian sudah merdeka. Kalian punya dua planet. ZartZort.” (M-1) TAMAT



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya