Olahan Dapur Nenek

AROMA pala langsung menusuk hidung ketika air sudah menge luarkan uap. Chef Eka Surjawigena dengan sigap memasukkan racikan bumbu yang sudah disiapkan. Pagi itu, di la Table Restaurant Hotel ibis Yogyakarta Malioboro, Jl Malioboro no 52-58, Yogyakarta, chef Eka mempersiap kan menu spesial ala Dapur Nenek, yakni Sop Buntut dan Sate Maranggi. Di meja sudah tertata beberapa bumbu dan rempah khas Nusantara. Ada bawang bombai, bawang putih yang sudah dihaluskan, tomat merah, jahe, biji pala yang sudah dihaluskan, kentang, dan wortel yang sudah dikupas lalu dipotong dadu, kecap manis, garam, merica, serta jeruk nipis. Tentunya tak ketinggalan buntut sapi sebanyak 1.000 gram.

Chef Eka memulai proses memasak dengan memanaskan panci di atas kompor dan membasahinya dengan beberapa tetes minyak goreng. Sambil menunggu panas, chef Eka dengan cekatan merajang bawang bombai dan langsung memasukkannya ke panci. Disusul bawang putih yang sudah dihaluskan, pala bubuk, cengkeh, lalu air. Semua didiamkan hingga mendidih. Ketika sudah mendidih, saatnya buntut sapi dimasukkan. Tanpa jeda lama, chef Eka memasukkan jahe, dilanjutkan kecap, garam, dan merica sehingga kelezatan aromanya semakin menusuk-nusuk hidung. Untuk penyajian, chef Eka menambahkan potongan dadu kentang dan wortel serta daun bawang. Tentunya tidak tertinggal acar dan emping. "Ini menu spesial pertama dari Dapur Nenek di Hotel ibis Yogyakarta Malioboro," ujar chef Eka. Ketika sesendok sup buntut ala chef Eka mampir ke lidah, dagingnya terasa empuk. Aroma cengkeh dan pala yang menyatu membuat lidah ingin terus mencecapnya.

Sate Maranggi
Menu spesial lainnya ialah Sate Maranggi. Satai ini merupakan makanan khas Jawa Barat. Proses memasaknya ialah daging harus direndam terlebih dahulu dengan bumbu-bumbu racik an. Bahan-bahan yang diperlukan tentunya daging sapi yang dipotong dadu, tusuk satai, minyak goreng, kecap manis, tomat, bawang merah, bawang putih, cabai rawit merah dan hijau, jahe, jeruk nipis, asam jawa, ketumbar, garam, serta gula merah. Chef Eka mulai merajang bawang merah untuk dicampurkan ke daging sapi, diurap sebentar, lalu dicampur bawang putih yang sudah dihaluskan. Beberapa bumbu juga dimasukkan, seperti garam, merica, asam jawa, ketumbar yang sudah dihaluskan, gula merah, air jeruk nipis, dan kecap manis. Racikan itu diurap bersama daging sehingga semua bumbu meresap sampai ke daging. "Minimal 1 jam dibiarkan dan dimasukkan ke lemari es agar bumbu meresap ke dalam daging," kata chef Eka berbagi resep Dapur Nenek. Chef Eka tidak memanggang satai dengan panggangan arang, tetapi wajan panjang khusus memanggang. Saat memanggangnya, sesekali chef Eka membaliknya agar matangnya rata dan melumuri daging dengan kecap manis untuk mengeluarkan aroma satai.

Untuk penyajian, chef Eka memilih mendampingkannya dengan lontong dan sambal kecap yang dicampur dengan potongan cabai rawit dan tomat. Empuk dan halusnya daging sapi Sate Maranggi membuat kita tak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menikmatinya. Terlebih paduan rasa sambal yang manis-pedas membuat kita tak ingin berhenti menyantapnya sampai tusuk terakhir.

Yellow Fin
Selain dua menu itu, Hotel ibis Yog yakarta Malioboro punya minuman spesial, yakni jus Yellow Fin dan dr Green. Yellow Fin adalah minuman yang terinspirasi dari sirip ikan tuna Yellow Fin yang berwarna kuning di atas dan merah di bawahnya. Racikannya, warna kuning ialah jus nanas, sedangkan warna merah berasal dari jus stroberi yang dicampur dengan es krim rasa stroberi. Sementara itu, minuman dr Green merupakan minuman jus kesehatan yang diracik dari mentimun dan apel hijau. Percampuran ini memunculkan warna hijau pudar dan sangat bermanfaat untuk kesehatan terutama kulit. "Minumannya ada Yellow Fin dan dr Green," kata Agung Buditama, Food and Beverage Manager Hotel ibis Yogyakarta Malioboro. Itu semua merupakan olahan dari Dapur Nenek. (M-5)