Penantian para Pelanggar Laut

Sumaryanto Bronto
05/6/2016 07:11
Penantian para Pelanggar Laut
(MI/Sumaryanto)

DENGAN rambut pirang dan tato naga besar di dada kanan, ia cocok dengan gambaran anak muda pemberontak. Namun, kehidupan yang telah dijalani dan permasalahan yang dihadapinya sekarang sebenarnya lebih rumit daripada sekadar kisah gejolak masa muda. Pemuda itu bernama Nahn, usianya 20 tahun.

Ia bisa jadi telah mengarungi banyak lautan demi menangkap ikan. Namun, sayang upayanya mencari nafkah dilalui di jalan yang salah. Maka ia kini menjadi salah satu anak buah kapal (ABK) berkebangsaan Vietnam yang terjaring operasi kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akibat masuk dan beroperasi di wilayah RI tanpa izin.

Sejak Maret lalu, Nahn dan 95 ABK dari tujuh kapal Vietnam lain ditempatkan di stasiun Satuan Kerja Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Satker-PSDKP) KKP di pesisir Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau.

Tidak banyak yang bisa mereka lakukan sembari menunggu datangnya hari deportasi. Kebanyakan waktu di stasiun berbentuk bangunan biru yang berdiri di atas dermaga kayu itu dihabiskan dengan duduk bermalas-malasan atau bahkan tidur-tiduran di ayunan kain yang mereka kaitkan di kaki dermaga.

Berbeda dengan para ABK asal Thailand yang kerap membuat masalah, para petugas menyebut ABK Vietnam patuh pada aturan. Mereka pun diperbolehkan mencari penghasilan dengan membantu penduduk sekitar. Namun untuk makan sehari-hari mereka tetap bergantung pada kemurahan hati petugas memberi pasokan bahan.

Baik muda maupun tua, mereka mungkin saja tidak mengerti tentang pelanggaran dan pencurian yang telah menguras ikan kita. Demi urusan perut, mereka patuh terhadap para cukong dan nakhoda kapal yang menjadi otak maling laut Indonesia. Bagaimanapun hukum dan kedaulatan harus ditegakkan.

Para nakhoda dipidana dan kapal mereka mengantre diledakkan. Nahn dan para ABK lain sesungguhnya masih beruntung tidak dikenai sanksi pidana (non justisia). Semoga ketegasan pemerintah menjadi pelajaran bagi mereka dan siapa saja para maling di laut Indonesia. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya