Bersama Rayakan Keberagaman

(M-2)
05/6/2016 02:20
Bersama Rayakan Keberagaman
(MI/FURQON ULYA HIMAWAN)

SEMANGAT keberagaman langsung kentara ketika memasuki studio Survive! Garage, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Puluhan karya tertata apik di setiap ruang pamer. Sekilas, karya-karya itu biasa, tapi di tangan seniman, karya yang terpajang itu menyimpan pesan tentang keberagaman Indonesia yang sedang terkoyak. Pesan itu tampak jelas dalam karya Andrew Lumban Gaol, seniman Anti-Tank yang terkenal dengan poster Munir dan Udin. Di pameran ini, Anti-Tank menyertakan karya berukuran A3 dengan judul Agama Damai. Di karya itu Anti-Tank memperlihatkan sebuah tangan yang sedang memegang buku bertuliskan ‘Agama Kita Agama Damai’ dan menyelipkan sekuntum mawar merah sebagai tanda cinta bagi semua makhluk yang ada di dunia.

Lewat karya itu Anti-Tank ingin meneriakkan setop kekerasan dan aksi intoleransi atas nama agama karena agama kita agama damai. Teriakan itu sangat khas dari karya-karya Anti-Tank yang selalu menyuarakan ketidakadilan, intoleransi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Seperti tampak pada karya keduanya yang dipajang berjudul Hadang Fasisme. Itu sebuah karya untuk merespons maraknya aksi intoleransi yang marak terjadi di Yogyakarta dengan menyebar teror dan intimidasi terhadap kemerdekaan berekspresi. Karya Anti-Tank ialah satu dari sekian karya yang ada di pameran Keep The Fire On #2 bertajuk Merayakan Keberagaman. Ada 137 karya dari 91 seniman yang dipamerkan selama 1 bulan, yakni sejak 22 Mei-22 Juni.

Sesuai temanya, Merayakan Keberagaman, ratusan karya yang ada terdiri atas berbagai warna, ukuran, dan media. Ada yang memamerkan karya lukis, drawing, patung, dan salaman karena itulah makna keberagaman karya seni. Pameran Merayakan Keberagaman di studio Survive! Garage ini dibagi 3 ruang, masing-masing berukuran sekitar 5 x 3 di ruang depan, 3 x 3 di ruang tengah, dan 3 x 3 di ruang dalam. Meski ruang itu terasa sempit, jam terbang tinggi seniman-seniman
di Survive! Garage yang sudah piawai dalam men-display karya membuat ruang terasa nyaman dan tidak membosankan
mata untuk menikmati karya seni.

Seni jangan mati
Ada hal yang berbeda di pameran Keep The Fire On #2 kali ini. Selain pameran karya seni, juga ada pelatihan seni yang inklusif dengan melibatkan warga serta anak-anak di sekitar studio. Berbeda pada pameran Keep The Fire On #1 yang hanya memamerkan karya. Pemilik studio Survive! Garage, Bayu Widodo, mengaku pameran kali ini merupakan tonggak dimulainya lagi aktivitas seni yang sempat terhenti karena pembubaran acara Lady Fast pada awal April lalu.
Bayu ingin memperkenalkan kepada warga bagaimana seniman berkarya sehingga tidak timbul saling curiga dan mampu menumbuhkembangkan sikap toleransi antarsesama. “Merayakan keberagaman itu lebih bagaimana kita bisa menghormati toleransi terhadap pilihan apapun di kehidupan ini. Dan melalui seni, kita ingin memberikan makna keberagaman,” katanya. Makna keberagaman itu pun terlihat dalam karya mural di tembok depan ruang pamer.

Annisa R Rahmasari menyuguhkan mural yang mampu menarik minat anak-anak. Proses pembuatannya pun mengajak anak-anak kampung sekitar untuk berpartisipasi. Dengan goresan hitam di atas tembok bercat putih, Annisa menengahkan indahnya keberagaman jika bisa saling memahami dan mau belajar bersama. Dengan demikian, keberagaman itu mampu membuahkan karya yang indah dan bermanfaat untuk makhluk lainnya. Secara saksama, satu per satu pesan keberagaman yang ingin disampaikan seniman dalam pameran Merayakan Keberagaman bisa terbaca.

Terlebih mural Annisa mampu menjelaskan itu. Namun, yang paling menarik dari semua itu ialah nyala api solidaritas antarseniman untuk terus berkarya dan memperjuangkan keberagaman tak kan mati. Nyala api itu akan terus berkobar dan menjelma kedamaian menerangi gelapnya malam. Menerangi dan melenyapkan gelapnya ruang yang telah lama dipelihara kejahatan. “Kreativitas seniman tidak boleh mati. Kita tidak boleh takut pada intimidasi, teror. Teruslah berkarya,”
kata Bayu. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya