Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KARUNG-KARUNG penampung sampah setiap kelas menancap pada dinding depan sekolah. Wadah itu khusus menampung botol-botol plastik yang bisa didaur ulang.
Selain itu, tersedia pula pula tempat sampah yang berisi aneka jenis sampah yang bisa didaur ulang, seperti kertas, kaleng, botol plastik, dan beling atau kaca."Ini membantu kami untuk membuang sampah. Kami bisa memasukkan sampah sesuai dengan jenisnya," kata Muhammad Rizwal Maulana, kelas 7B, sekretaris OSIS SMPN 273 Jakarta.
Untuk mengisi karung-karung itu, kelompok kerja alias pokja kelas, setiap pagi menunggu di depan pintu gerbang, menunggu setoran botol plastik yang dibawa teman-teman dari rumah.
"Setiap pagi, setiap orang rata-rata menyetorkan tiga botol plastik." kata Aushaf Hisyam, kelas 7A, sang Duta Bank Sampah SMPN 273 yang dipilih berdasarkan kerajinan mengumpulkan sampah.
Tepat di Hari Kartini, Kamis (21/4), kegiatan yang diinisiasi CSR PT Bintang Toedjoe itu dipamerkan pada perwakilan 26 sekolah se-Jakarta yang akan melaksanakan kegiatan serupa. "Bank sampah ini menjadi sarana edukasi yang penting untuk mencintai lingkungan sejak dini," kata Kepala SMP 273 Jakarta Sarbini.
Acara itu pun dihadiri Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemkot Jakarta Pusat Wendry. "Ini menjadi awal yang baik, semoga nantinya tidak hanya 27 sekolah saja, tapi semua sekolah di Jakarta Pusat bisa mendirikan Bank Sampah," kata Wendri.
Setor sampah setiap pagi
Ya, di SMP 273, setiap minggu per kelas bisa mengumpulkan hingga 12 kg. "Februari dan Maret pengumpulan sampah terbanyak dalam satu kelas itu hanya 4 kg, sekarang sudah mencapai 12 kg," kata koordinator Bank Sampah Ibu Yuhilah.
Dengan konsistensi dan perkembangan yang baik inilah, sekolah itu pun akan menjadi sekolah pertama yang menggunakan sistem daring dalam menyetorkan tabungan sampah per kelasnya. "Bentuknya mirip kartu ATM. Jadi pencatatan enggak pakai kertas lagi. Berapa saldo masing-masing, bisa keliatan dari kartu itu," kata Agus.
Menurutnya, ATM tersebut sangat efektif karena data langsung masuk ke sistem dan grafik perkembangannya bisa terpantau. Untuk membaca data dalam ATM, gadget Android yang dimiliki perwakilan kelas harus menggunakan aplikasi dengan di-tapping.
"Ini membantu kami mencatat dan memantau, lebih praktis, simpel, dan keren," kata Yuhilah.
Sebagai pilot project sekolah pertama yang mendirikan Bank Sampah Desember 2015, SMP Negeri 273 Jakarta memang telah dikunjungi berbagai sekolah untuk memberikan contoh pengumpulan sampah yang baik. Semangatnya, menjadikan sampah sebagai mesin penghasil dana bagi sekolah serta untuk mengisi kas OSIS. Ayo ikutan! (Suryani Wandari/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved