Dari Bandel sampai Ngeyel

Her
08/5/2016 06:20
Dari Bandel sampai Ngeyel
()

SUDAH sebulan seekor buaya air asin terlepas dan meneror pantai di Lampung. Aparat Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) Polda Lampung pun meminta masyarakat menjauhi laut kendati banyak warga yang ingin menikmati libur panjang akhir pekan ini.

Meski demikian, peringatan itu tak mengurunkan niat operator wisata membatalkan paket wisata mereka. PT Tripvisto Nusantara Jaya (Tripvisto.com), contohnya, menyatakan belum ada pembatalan untuk paket wista ke Lampung.

“Untuk sementara belum ada pembatalan, kami percaya dengan informasi dari rekan-rekan di lapangan,” kata Sumartok, Chief Executive Officer Tripvisto, kepada Media Indonesia, Jumat (6/5).

Meski ancaman buaya air asin dikabarkan sudah muncul sebulan silam, Sumartok mengaku info soal itu baru muncul sekitar lima hari lalu. Untuk menjamin aspek keselamatan berwisata, mereka hanya bekerja sama dengan operator wisata lokal tepercaya dan profesional. Memilih operator wisata yang tergabung dalam asosiasi pariwisata bisa menjadi salah satu cara seleksi. “Seleksi kami lebih pada mengenal pelakunya, dan referensi atau testimoni,” sebutnya.


Dengar

Cucuk Tuna Edy, pendiri www.tripadvisorindonesia.com, menegaskan pentingnya tidak ngeyel saat berwisata. Ketika di Blue Bay Divers, Bangka, contohnya, dia diminta kembali pukul 12.00-13.00 waktu setempat, karena kalau telat bisa terancam gelombang besar. Betapa pun terpesonanya pada tempat tersebut, dia akan menuruti pemandu setempat.

“Masak mau ngeyel saya? Keselamatan lebih dulu dan saat trip saya selalu melibatkan orang lokal supaya bisa memberikan saran-saran berdasarkan hal tersebut,” ujarnya.

Bahkan, ketika di Pink Beach, Komodo, mereka membatalkan niat menyaksikan matahari tenggelam lantaran si pemilik kapal menyuruh pulang pukul 16.00 Wita. Mereka memang mesti melewati hutan yang cukup rawan. “Itu daerah mereka, kita ini tamu,” imbuhnya.

Cucuk menekankan penduduk setempat lebih paham aspek keamanan daerah mereka dan selayaknya jadi rujukan. Sayangnya banyak pemandu lokal belum besertifikasi dan kurang diapresiasi pemerintah, misalnya dengan pemberian lisensi. “Sertifikasi itu penting karena meningkatkan faktor kepercayaan dan kualitas layanan yang lebih baik,” tegasnya.

Cucuk menyadari aspek keselamat­an banyak dimensinya. Selain harus menertibkan operator wisata, juga perlu meningkatkan kualitas para pemandu dan fasilitas keselamatan, serta memberi sanksi kepada turis yang melanggar.

Bagi wisatawan asing ataupun domestik, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keselamatan berwisata. Di era digital, langkah pertama bisa dengan membaca situs dan blog panduan wisata yang kontennya berkualitas. Cermati peringatan-peringatan aspek keselamatan di dalamnya. Libatkan orang lokal sebagai pemandu. Jika menggunakan jasa operator wisata, paling mudah untuk menjamin kualitasnya ialah dengan mencari yang tergabung dalam asosiasi pariwisata. Jangan lupa pula untuk mencari berita terbaru terkait dengan tempat wisatanya, waspadai peringatan soal bencana alam atau ancaman lain seperti hewan liar.

Pada akhirnya, ingatlah bagian terbaik dari setiap perjalanan wisata bukanlah pada destinasinya. Bagian terbaiknya justru saat perjalanan pulang ketika Anda bisa kembali dengan selamat ke rumah, tempat orang-orang terkasih Anda berada. (Her/M-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya