Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KETUKAN langsung menghentak sejak mula suara. Musik terus mengalun dengan tempo stabil. Paduan bonang dengan perkusi mampu membuat suasana menghanyut. Panggung dibuka, layar diangkat. Seorang pria berdiri membelakangi penonton. Ia menggunakan jaket dengan penutup kepala. Namun, ada yang berbeda dengan busana bagian bawah. Ia menggunakan celana tanggung sebawah lutut berbalut kain jarik.
Seiring dengan musik yang terus menderu, dua pria memasuki panggung dengan membawa gunungan berukuran cukup besar, sekira dua kali tubuh mereka. Mereka bergerak indah dengan gunungan masing-masing. Sesaat sebelum dua pria berhenti gerak dengan gunungan, pria berjaket berbalik. Sembari menanggalkan jaket dari tubuhnya, ia bernyayi dengan irama rap.
Lagu yang dibawakannya berjudul Sang Gatotkaca. Itu secuil pentas Komunitas Ranggon Sastra bertajuk Gatotkaca Finding Love. Mereka berpentas pada acara pembukaan ASEAN Literary Festival 2016 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Meski tajuk dalam pentas mengandalkan kata cinta, bukan berarti pentas itu membawakan kisah percintaan dua sejoli. Cinta bukanlah terbatas antara dua sejoli, bukan pula antara lawan jenis yang tengah dimabuk asmara. Cinta dalam pentas ini sengaja dikembalikan pada hakikat makna. Cinta antarsesama manusia, cinta pada semua kehidupan, dan cinta pada semua yang berindera.
" Jangan pernah kau sempitkan makna cinta itu," ujar Kresna saat menasihati Gatotkaca. Kala itu Gatotkaca tengah dirundung gemuruh galau. Ia memutuskan turun ke bumi untuk mencari cinta. Di tengah perjalanan, ia menemukan Pergiwa, putri Arjuna. Gatotkaca merasakan perasaan suka dalam dirinya. Ia tergila-gila pada Pergiwa. Namun, saat bersamaan ia harus mendapati kegalauan akibat cinta. "Kalau saja manusia berhenti membangun hubungan mereka berdasarkan harapan. Mereka mau memulai hubungan dengan keikhlas an. Bukankah itu akan membuat hidup menjadi lebih damai dan bahagia?" Tegas Kresna. Tema itulah yang coba diketengahkan dalam pentas ini.
Meski demikian, bukan berarti pentas memaksa penonton berpikir lebih keras. Justru sebaliknya, sepanjang pertunjukan, tawa kerap terdengar dari bangku penonton. Musik menderu saat awal pertunjukan ternyata efektif. Hentakan tempo tinggi mampu menyeru penonton yang sebelumnya sempat berkerut kening saat menyimak pidato mantan Presiden Timor Leste, Jos Ramos Horta. Apalagi, sebelumnya, acara ASEAN Literary Festival 2016 sempat didera demo pembubabaran terkait dengan materi festival yang dianggap mengandung provokasi terhadap isu 1965, paham komunis, dan promosi lesbian, gay, biseksual, serta transgender (LGBT). (Abdilla M Marzuqi /M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved