Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PADA 16 Juni lalu, tersiar kabar karamnya Rumah Sakit Apung Bahenol yang didirikan dr Lie Augustinus Dharmawa. Hal ini membuat masyarakat luas ikut dilanda kesedihan. Bagaimana tidak, selama delapan tahun beroperasi, RSA telah menjadi penolong bagi banyak warga kepulauan dan pesisir yang tidak mendapat akses kesehatan.
Tercatat, bukan saja sudah melayani lebih dari 13ribu pasien rawat jalan, RSA yang berbentuk kapal ini bahkan sudah menjalankan 643 operasi kecil dan 385 operasi besar. Sebuah gerakan donasi pun dibuat di Kitabisa.com untuk pembangunan kembali RSA itu.
Hadir sebagai bintang tamu Kick Andy bertajuk Senja tak Kunjung Padam yang tayang hari ini, dr Lie Augustinus Dharmawan mengungkapkan kronologis karamnya RSA Bahenol akibat kebakaran dalam perjalanan ke Sumbawa di Teluk Sape.
“Kapal itu mendadak terbakar dan dengan cepat tenggelam. Untunglah keenam ABK bisa menyelamatkan diri," tukas dokter kelahiran Padang 75 tahun silam itu. "Ada orang yang berspekulasi karena mesinnya tua, jadi korsleting dan terbakar, tapi mesinnya tidak tua. Dua tahun yang lalu, mesin kapal yang tadinya mesin truk diganti dengan mesin kapal," tambah dokter spesialis ahli bedah umum, bedah toraks, bedah jantung, dan bedah pembuluh darah ini.
Dokter Lie mengungkapkan tekad awal membuat RSA hadir dari pengalaman pribadinya yang diselimuti dengan kemiskinan. Sang ayah meninggal saat dr Lie masih berusia 10 tahun dan sejak itu perekonomian keluarganya kian sulit.
"Ketika mama sambil menangis menyuruh saya bermain, saya tahu beliau sangat sedih, tidak mampu memberikan makan dan sebagai hiburan hanya menyuruh anaknya bermain lagi. Ini berbekas ke dalam kehidupan saya. Saya tidak bisa melihat orang menderita," jelas dokter Lie. Meski hidup serbakesusahan, dr Lie tetap tumbuh sebagai anak berprestasi. Ia mendapat gelar dokter dari Free University Berlin, Jerman.
Selain itu, dr Lie merasa bahwa profesi sebagai dokter membawa tanggung jawab sebagai kepanjangan tangan Tuhan. Iman dan rasa nasionalisme di dalam diri yang mengantarkan dokter Lie untuk bisa membantu banyak orang. "Saya yakin ini adalah proyek Tuhan yang boleh saya kerjakan sebagai perpanjangan tangan Beliau. Saya juga bangga menjadi orang Indonesia," ujarnya.
Melanjutkan misi
Berkat gerakan penghimpunan dana, dr Lie mengungkapkan kini sudah bisa mencari kapal pengganti. Ia pun merasa terharu dengan perhatian dan bantuan masyarakat.
"Dananya sudah di atas 40 miliar. Ada dua yang saya lihat, satu bahwa orang melihat apa yang kami lakukan ini memang benar dilakukan di negara kita. Kedua, menjadi cambuk bagi saya untuk terus berkarya memberikan pelayanan kepada mereka yang membutuhkan. Saya tidak berputus asa, apalagi menyerah," tegasnya
Lebih lanjut, ia menjelaskan kapal yang diharapkan menjadi kapal pengganti itu berada di Sulawesi dan tingkat pengerjaannya telah mencapai 70%. Kalau sudah selesai, kapal itu akan dibawa ke Jakarta. Kami akan memuat alat-alat yang dibutuhkan. Kapal yang baru ini kira-kira 4,5 meter lebih besar daripada Bahenol," paparnya.
Bukan hanya lewat kapal, dokter Lie dan DoctorSHARE sejak 2015 juga menjalankan program dokter terbang atau flying doctor untuk menjangkau masyarakat terpencil di daerah pegunungan. "Di mata Tuhan itu nyawa sangat berharga, juga di mata seorang dokter. Yang hidup di hutan itu saudara kita juga, nyawa mereka sama berharganya dengan nyawa mereka yang hidup di pesisir. Jangan tunggu bola itu dating, tapi kita datang untuk penjemputan bola. Itu adalah ide dasar," ujar dokter Lie.
Tak hanya sampai disitu, di usia senjanya, semangat terus membantu banyak orang tak pernah pudar, dokter Lie juga memiliki mimpi besar untuk memberikan akses pendidikan untuk suku laut dengan cara mendirikan sekolah laut yang saat ini sedang melayani di Kepulauan Riau. Ia percaya dengan ilmu, masyarakat pesisir akan keluar dari situasi sulit. (M-1)
Meski kerap diremehkan sebagai pilot helikopter, Velyn tak ambil pusing dan membuktikannya dengan kinerja.
Semakin kamu berwawasan, perbedaan-perbedaan yang tadinya mencolok semakin tidak tampak dan yang terlihat hanya kebersamaan.
Butuh perjuangan besar untuk masuk ke fakultas tersebut, termasuk merelakan waktu untuk banyak mengasah kompetensi baik di sekolah maupun di luar.
Pernah kesulitan dalam menggapai pendidikan menjadi pemantik bagi Angga untuk menyediakan wadah agar tak ada lagi mimpi-mimpi baik yang harus dikubur.
Metro TV menjalin kerja sama dengan Monash University di kampus Monash University Indonesia ,BSD City ,Tangerang Selatan, Banten, Kamis (27/6).
METRO TV bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tangerang menggelar kegiatan donor darah bagi karyawan Media Group.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved