Berantas Sarangnya Lawan Virusnya

(Suryani Wandari/M-1)
24/4/2016 06:00
Berantas Sarangnya Lawan Virusnya
()

ADA nyamuk, ada DBD, akhirnya anak-anak yang sakit. Mungkin karena penasaran dengan penyakit yang banyak menyerang masyarakat, termasuk
anak-anak, para reporter cilik (repcil) angkatan 2015 diberi tugas untuk meliput tentang topik ini. Pada Rabu (20/4), sebanyak lima repcil menemani Medi memasuki lantai 4 Brawijaya Women and Children Hospital atau Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Brawijaya. Di sana, kami berjumpa dr Febie Chriestya, MSc, SpPD. Repcil yang sore itu bertugas ialah Keyla Arista, Rania Berliana, Hasna Hanifah,
Adinda Sabrina Budiawan, dan Faturrahman Faiz. “Demam berdarah dengue ialah salah satu jenis infeksi yang disebabkan virus bernama dengue yang ditularkan gigitan nyamuk,” kata Bu Dokter Febie. Virus dengue ini menumpang hidup di tubuh nyamuk jenis Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk-nyamuk ini sangat senang bersarang, bahkan berkembang biak di genangan air, baik di kaleng, sampah, maupun ember yang berisi air bersih. “Jika kita tidak seringsering membersihkan tempat yang mempunyai genangan air, nyamukakan bersarang, bertelur, dan berkembang biak,” kata Bu Febie.

Faiz pun sakit
Apa sobat Medi juga pernah terjangkit DBD? Bagaimana rasanya? Menurut repcil Faturahman Faiz yang pernah mengalaminya, rasanya sakit sekali, badannya panas tinggi. “Tubuhku rasanya panas sekali, perut kembung, juga nyerinyeri,” kata Faiz. Bu Febie menjelaskan, kondisi yang dialami Faiz memang gejala yang ditunjukkan pasien DBD. Awalnya, bisa saja mirip flu, sakit pada sendi-sendi, sakit belakang mata, bintik kemerahan pada kulit, dan pada kondisi yang lebih serius bisa terjadi pendarahan, seperti gusi berdarah atau mimisan lo sobat.

Agar cepat sehat
Nah, jika sobat Medi mengalami gejala itu, segera minum air yang banyak ya. “Kalian harus memastikan cairan di tubuh kita cukup karena demam berdarah ini bisa menyebabkan dehidrasi. Selain itu, kalian pun harus istirahat yang cukup. Jika kalian mengalami mual-mual atau bahkan muntah itu harus dilawan, harus tetap minum atau makan,” kata Bu Febie. Jangan lupa, segera periksa ke dokter. Biasanya dokter akan menanyakan kronologisnya hingga mulai mengecek darah pasien karena DBD menyerang salah satu sel darah bernama makrofag atau keping pembeku darah. Masyarakat sering menyebutnya trombosit. Lamanya DBD ini bervariatif. Biasanya menyerang 4 hingga 14 hari. “DBD ini seperti pelana kuda bisa tiba-tiba panas, nanti panasnya menurun seperti sudah sembuh, tapi nantinya akan kembali panas tinggi,” kata Bu Dokter.

Yang benar minum jus daun jambu
Menurut Bu Febie, minum jus jambu sebenarnya tidak menurunkan DBD, tapi lebih efektif jika yang diminum ialah jus daun jambu. “Menurut dokter, bukan jambunya yang menyembuhkan, melainkan daun jambu karena mempunyai senyawa yang bisa meningkatkan megakariosit atau trombosit yang masih muda. Jadi, diharapkan produksi megakariosit bertambah dan trombosit meningkat,” kata bu Febie. Nah, ini informasi yang paling ditekankan, efek berat yang ditimbulkan DBD ini ialah meninggal dunia.

Hati-hati dengan pengasapan
Lalu, bagaimana dengan kegiatan pengasapan yang dipercaya akan mematikan nyamuk dewasa? Bu Dokter mengingatkan kita bahwa kegiatan itu harus dilakukan dengan cermat karena justru bisa berbahaya. “Nyamuk-nyamuk yang kuat tidak akan mati. Mereka pergi ke tempat lainnya,” kata Bu Febie.

3M paling ampuh
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya? “Usaha untuk menjaga kesehatan memang bagus untuk menjaga daya tahan tubuh, tapi hal itu tidak cukup. Kalian harus menjaga lingkungan juga yakni 3M, yaitu menutup, menguras, dan mengubur,” kata Bu Febie. Jadi, yuk jauh-jauh dari si nyamuk! (Suryani Wandari/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya