Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BUNGA-bunga kering yang sering digunakan sebagai pengharum ruangan menjadi istimewa di ajang Fashion Nation Ke-10. Dalam pembukaan yang berlangsung Kamis (14/4) di Senayan City, Jakarta, itu, bungabunga kering menjadi inspirasi bagi Priyo Oktaviano. Priyo menggunakan bentuk bunga-bunga kering menjadi detail dalam koleksinya yang feminin. “Saya terinspirasi dari potpourri, itu bunga-bunga kering yang kalau di Prancis biasanya dipakai buat pengharum ruangan,” ungkapnya kepada Media Indonesia seusai pergelaran. Lebih lanjut, dia menjelaskan potpourri dari bunga kering memiliki warna yang lembut, demikian pula wanginya. Kelembutan itu pula yang tampak dari 20 set busananya. Potongannya kebanyakan feminin, dengan sentuhan yang lembut. Selain bereksplorasi dengan bahan tile dan vile, dia juga
menggunakan bahan organdi dan linen. Warna yang dipilih kebanyakan pastel. Gaun-gaun Priyo mengantarkan ingatan kita pada gaya perempuan Eropa yang feminin dan klasik. Meskipun begitu, dia memberikan sedikit sentuhan kebebasan, dengan gaun yang agak longgar. Ini berbeda dengan gaun-gaun klasik Eropa yang bagian pinggangnya kaku, kencang membalut pemakainya dengan stagen.
Ide boleh dari Eropa, tapi teknik sangat Indonesia. “Saya pakai teknik bordir Jawa Barat untuk bikin bunga kering 3 dimensi (3D),” ungkapnya. Di koleksinya kali ini, tampak banyak teknik bordir 3D yang dipadukan dengan renda klasik, payet mutiara, juga rumbai (fringe). Untuk detail yang banyak juga bermain teknik benang, Priyo bisa menghabiskan waktu 6-7 bulan dalam pembuatannya.
Teatrikal
Frederick Lee berbeda dengan karya Priyo yang penuh keanggunan dan memberikan nuansa tenang dalam pergelaran. Desainer asal Singapura yang tampil setelah Priyo itu justru lebih menampilkan karakter berani dan teatrikal. Wajar saja 20 koleksinya bertajuk A Wild Botanica Dream. Lee memang dikenal sebagai desainer adi busana (couture) yang kerap memadukan karyanya dengan unsur seni dan teatrikal. Dalam 20 tahun kiprahnya di dunia fesyen, dia konsisten menampilkan unsur drama dengan gaya fl amboyan dan glamor. Demikian pula yang dihadirkan ke Fashion Nation, gaun-gaunnya teatrikal. Dia banyak memilih bahan tak lazim yang nontradisional. Ada rumbai-rumbai dan sebagainya. Lee banyak menggunakan material menerawang yang menampilkan lekuk tubuh pemakainya. Sementara itu, warna-warna cerah menjadi pilihannya.
Selain Priyo dan Lee, masih ada sederet desainer yang tampil di ajang itu. Mereka ialah Ari Seputra, Barli Asmara, Denny Wirawan, Didi Budiardjo, Eddy Betty, Mel Ahyar, Sapto Djokokartiko, Tri Handoko, dan desainer perhiasan Rinaldy A Yunardi. Selain Priyo dan Lee, kebanyakan desainer menampilkan busana bernuansa merah dengan beragam gaya. Salah satu yang menarik ialah gaun merah a-line bertingkat karya Didi. Gaun itu menampilkan keanggunan sekaligus kesan muda. Sementara itu, Tri Handoko menampilkan unsur adati dengan busana padanan kebaya dengan celana 3/4. Sebilah keris pun diselipkan pada kemben busana itu. Hasilnya ialah tampilan yang sangat unik. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved