Juara di Dunia Yang Kian Datar

Khoirul Hamdani
07/6/2015 00:00
Juara di Dunia Yang Kian Datar
(MI/Khoirul Hamdani )

''Het moderne leven eist beweging, activiteit. Hidup baru menuntut kita ini bergerak, beweging, menuntut kita ini aktif, aktif maju ke muka. Siapa yang tidak bergerak, siapa yang tidak aktif maju ke muka, hancur lebur, terhimpit dalam perebutan perjuangannya bangsa-bangsa yang mencari hidup.''

Kutipan pidato Presiden Soekarno berjudul Pemuda mesti Dinamis itu sungguh relevan dengan situasi kekinian Indonesia. Sang proklamator menantang pemuda dan pelajar Surakarta, pada 11 Juli 1960, agar mereka menjadi generasi progresif dan dinamis.

Nah, tantangan serupa kini dihadapi anak muda bangsa ini menjelang kompetisi global, salah satunya dipacu pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Istilah itu mungkin lebih banyak kita dengar di berita dan jauh dari keseharian. Namun, MEA ternyata berkorelasi langsung dengan kita lo. Ada peluang yang bisa diraih, tetapi disertai tantangan yang mesti dilewati agar menjadi kabar baik, bukan sebaliknya.

Kompetisi global
Buat mengupasnya, Sabtu (30/5), Media Indonesia dan Bank Indonesia bekerja sama dengan Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, menyelenggarakan bincang-bincang di Gedung Soetarjo Unej.

Judul yang diusung dalam salah satu rangkaian program Media Indonesia Goes to Campus itu bertajuk Mempersiapkan Generasi yang Handal untuk Menghadapi Kompetisi Global. Pesertanya tak kurang dari seribu mahasiswa Unej.

''Saya optimistis banyak peluang yang bisa diambil. Siap atau tidak siap ya pilihannya harus siap,'' kata Direktur Eksekutif Bank Indonesia Benny Siswanto yang mengupas peran BI dalam menghadapi MEA.

Pembicara lainnya, Andy Irawan, praktisi bisnis perhotelan, menegaskan generasi muda harus aktif mempersiapkan diri. ''Jika tidak bisa 'menjual diri sendiri,' kita akan tergilas MEA,'' kata Andy.

Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong menegaskan saat seperti sekarang ini bukan lagi waktunya berkeluh kesah atau apriori. Untuk bergabung di dunia yang makin datar, tanpa sekat, anak muda bangsa ini harus serius membekali diri dengan aneka keterampilan, baik akademik maupun kepandaian yang diperoleh di luar kampus.

Hal itu diamini Rektor Unej Mohammad Hasan. ''MEA sebagai peluang yang harus diambil Indonesia,'' kata Mohammad.

Penduduk di pelosok
Kendati kabar optimistis terus dihembuskan pembicara, pertanyaan kritis mahasiswa juga mengemuka, seperti tidak meratanya kualitas pendidikan antara perkotaan, perdesaan, dan daerah terpencil.

''Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang ada di pelosok sana? Tentu saja pendidikan berpengaruh pada daya saing bangsa Indonesia di era MEA,'' ujar Rizki, mahasiswa Fakultas Pertanian Unej.

Ya, masih banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan, tetapi seperti kata sang Bapak Bangsa, generasi muda tak boleh berhenti bergerak.

''Dunia sekarang laksana dunia yang terbelah dua, yang satu hendak bertempur dan satu sama lain desak-mendesak. Bangsa Indonesia jikalau tidak beweging, tidak ber-beweging, tidak menunjukkan activiteit, bangsa Indonesia akan hancur di dalam perjuangan perebutan ini.

Bangsa Indonesia akan laksana mentimun terhimpit oleh desakannya buah durian yang keras dan kuat. Tentu akan mati terhimpit laksana cempe, anak kambing di dalam himpitan perebutan hidup dua gajah yang besar yang berjuang satu sama lain." Jadi, yuk siap-siap!(M-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya