Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SOBAT Medi, kamu masih suka main sepedaan,lari-lari di taman, atau jalan kaki kalau ingin main ke rumah temanmu enggak? Ternyata nih, aktivitas fisik itu sangat dibutuhkan anak-anak seperti kita agar pertumbuhan tubuh optimal dan terhindar dari kegemukan. Pesan tentang pentingnya aktivitas fisik buat anak-anak itu memang sudah sering kita dengar dan ternyata kembali dikampanyekan pada Hari Ginjal Sedunia yang tahun ini diperingati pada 10 Maret 2016 lalu. “Para orangtua juga harus mempunyai pengetahuan mengenai deteksi dini penyakit ginjal dan membiasakan anak untuk melakukan berbagai aktivitas fi sik sehingga kesehatan anak tetap terjaga dengan baik,” ujar Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Dr Dharmeizar SpPD-KGH dalam konferensi pers peringatan Hari Ginjal Sedunia. Pak Dokter Dharmeizar menjelaskan, menurut data Unicef, organisasi PBB untuk anakanak, dalam World Children Report 2012, anak-anak obesitas di Indonesia mencapai 12,2%, urutan pertama se-ASEAN. Obesitas merupakan istilah bagi kondisi di saat terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga melebihi batas yang baik untuk kesehatan. Bila dibandingkan dengan Malaysia, angka tersebut dua kalinya. Di negeri jiran itu, persentase anak obesitas hanya 6%.
“Angka tersebut tentunya bukanlah angka yang menggembirakan karena dengan tingginya tingkat obesitas pada anakanak dan remaja, berarti secara tidak langsung akan meningkatkan angka potensi pengidap penyakit ginjal pada masa yang akan datang,” kata Pak Dokter Dharmeizar. Obesitas, lanjut dokter ahli kesehatan ginjal itu, berperan sangat besar dalam berbagai penyakit dalam, termasuk ginjal. “Harusnya sebisa mungkin, diusahakan senormal mungkin, orangtua membantu anak-anak menurunkan berat badan anak-anak mereka agar mencegah penyakit ginjal tersebut,” tambah Pak Dokter.
Ginjal anak
Topik tentang kesehatan ginjal anak-anak, lanjut beliau, menjadikan Hari Ginjal Sedunia berfokus pada masalah tersebut. “Karena jika sudah terkena penyakit ginjal, otomatis penyakit-penyakit lain bisa datang. Makanya, anak-anak harus membiasakan hidup sehat.” Dokter Ahli Ginjal Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Sudung O Pardede SpA(K), yang juga hadir di acara yang sama, bahkan memperkirakan penderita gagal ginjal pada anak akan bertambah setiap tahunnya.
“Banyak orangtua salah kaprah dengan kondisi kesehatan anak mereka, menilai sehat tidaknya anak dari gemuk atau tidaknya. Mereka beranggapan gemuk menandakan sehat. Padahal, kelebihan berat badan anak dapat menyebabkan obesitas dan saat mereka dewasa akan meningkatkan potensi mengidap berbagai penyakit, termasuk ginjal.” Di kota-kota besar, kata Pak Dokter, bahkan 20%-30% anak mengalami obesitas.
Makan sehat
Jadi, yuk berkaca dari kisah Alifka. Pak Dokter Sudung bercerita anak berusia 12 tahun itu menderita penyakit ginjal, salah satunya karena ia kerap jajan sembarangan sehingga menderita berbagai penyakit yang kemudian berujung pada rusaknya ginal. Kini Alifka harus banyak istirahat dan tidak bisa berkegiatan selayaknya anak seumurannya. Alifka menderita diabetes, penyakit yang bersama hipertensi, infeksi, dan penurunan daya tahan tubuh menjadi pemicu gagal ginjal. “Kadar lemak pada makanan yang sembarangan bisa membuat ginjal anak kewalahan. Jika kemudian kondisinya makin parah, anak bisa sakit ginjal. Kalau sudah begitu, kualitas kehidupan anak akan turun karena harus melakukan cuci darah seminggu 2 hingga 3 kali. Obesitas memengaruhi tekanan darah dan menyebabkan kelainan ginjal dan obesitas, juga secara langsung membuat tidak stabilnya glukosa dan tekanan darah anak,” ujar Pak Dokter Sudung.
Pak Dokter Sudung bukannya ingin menakut-nakuti kita, lo, Sobat medi. Namun, penyakit ginjal kronis pada umumnya memang tidak bergejala. Namun, ketika ginjal telah parah, atau yang dikenal sebagai gagal ginjal, berbagai gejala dapat muncul, seperti mudah lelah, sesak napas, mual, penurunan daya konsentrasi dan nafsu makan, kulit menjadi gelap, serta perasaan gatal hingga mati rasa. “Jadi, yuk cegah! Orangtua harus memantau kegiatan anak, seperti pola makan, kurangi fastfood dan yang kadar lemaknya tinggi, serta bergaya hidup sehat! Enggak boleh jajan sembarangan dan yang pasti, minum air putih 1,5 liter.” (Finda Sabiel, LSPR Jakarta/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved