Demi Lenggok dan Senandung Bangsa

MI/GINO F HADI
17/4/2016 05:32
Demi Lenggok dan Senandung Bangsa
(MI/GINO F HADI)

DENGAN ditemani ayahnya, Afi fah berlari tergopoh-gopoh memasuki Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Sabtu itu ia dan sekitar 500 anak lainnya akan menari massal (fl ashmob) untuk memperingati Hari Gizi Nasional. Namun, sebenarnya bukan hari itu saja Afi fah datang menari. Sekolah tari dan musik gratis itu telah enam bulan digelar dengan mengkhususkan tarian Betawi. Sekolah serupa juga dibuka di Museum Nasional, Jakarta. Bedanya, di sekolah yang baru saja diresmikan itu, program dikhususkan pada tari Bali. Meski gratis, sekolah-sekolah itu dijalankan serius dan penuh cinta. Relawan pengajar datang dari berbagai lapisan, bahkan seorang warga Jepang yang merupakan alumnus Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta. Virus yang mempersatukan mereka berasal dari seorang perempuan muda. Dialah Diah Kusumawardani Wijayanti, pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Yayasan Balantara Budaya Indonesia (BBI).

Hari itu Diah juga berbaur di tengah anak-anak. Dengan berdiri di tengah lingkaran anak, perempuan hitam manis itu mencontohkan gerakan tari dengan anggun. Jari-jarinya melengkung lentik. Diah yang merupakan mahasiswa Pascasarjana Arkeologi Universitas Indonesia miris melihat kuatnya invasi budaya Barat yang membanjir di televisi dan pusat-pusat perbelanjaan. Selain itu, ia juga prihatin melihat museum-museum yang sepi pengunjung. Jadilah dua kegetiran itu ia coba obati dengan sekolah tari dan musik gratis. Harapannya, tidak hanya anak-anak bangsa yang belajar mencintai lenggok dan senandung Tanah Air, tetapi juga menghidupkan museum. Nyatanya, kebahagiaan bukan hanya berbinar di mata Diah. Sekolah itu juga menyematkan harapan baru bagi anak-anak kurang mampu seperti Afi fah. Sang putri loper koran itu sekarang bisa bercita-cita menari di hadapan orang-orang terkenal, bahkan hingga ke luar negeri. Lebih jauh, Diah berharap murid-murid kecilnya itu dapat pula menjadi agen perubahan yang menyebarkan cinta Indonesia di lingkungan masing-masing. Demi itu semua, Diah pun rela membiayai sekolah itu dengan uang pribadinya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya