Garang meski tidak Menderu

Siti Retno Wulandari
10/4/2016 09:00
Garang meski tidak Menderu
(MI/ARYA MANGGALA)

KAP bagian belakang mobil berwarna merah jambu dibiarkan menggantung dengan badan berupa boks kontainer. Di sisi lain, ada mobil Volkswagen Dakota warna merah dengan garis putih bersanding dengan meja-meja dan payung kerucut. Itulah sebagian tampilan kafe nyentrik bernama Carburator Spring Cafe di kawasan Veteran, Bintaro. Memasuki ruangan dalam, suguhan otomotif semakin kental terasa, mulai pajangan motor gede (moge) hingga pelat nama berbagai jalan terkenal di dunia. Sang pemilik kafe, Ignatius Hendra, memang seorang pecinta otomotif sekaligus arsitek. Di tempat yang biasanya dijadikan panggung, terkadang juga digunakan sebagai tempat reparasi beberapa mobil. Namun, sesuai dengan nama kafe itu, motor dan mobil yang ditangani di sana hanya yang masih menggunakan sistem injeksi karburator.

Membawa pesona otomotif untuk kenik­matan santap dan kongko itulah yang dilakukan pria yang akrab disapa Bingky tersebut. Bahkan bangunan kafe pun menggunakan boks bekas kontainer. Total ada 12 boks kontainer yang ia gunakan sebagai badan bangunan kafe, bengkel, dan kantor. “Lebih banyak sih menggunakan barang bekas, kontainer itu lebih kuat, yang saya beli ini sudah 20 tahun terombang-ambing di lautan, padahal laut itu kan biangnya karat. Saya ingin menghadirkan tempat yang menarik tetapi dengan pengeluaran minim, yang datang pun tidak akan pusing memikirkan harga,” tukas pria gondrong itu kepada Media Indonesia, Kamis (31/3). Untuk furnitur kafe itu, Bingky memang tidak sepenuhnya menggunakan bekas elemen otomotif. Namun, keseluruhan tampilan tetap senada dan garang dengan material yang banyak menggunakan unsur metal. Contohnya ialah drum bekas yang digunakan sebagai meja. Modifikasi pun dibuat sederhana saja, yakni dengan dengan tam­bah­an kaca bulat berlogo kafe itu. Untuk menemani drum yang berfungsi sebagai meja, Bingky membuat desain kursi kayu dengan bantalan duduk bulat dan memiliki pijakan anak tangga untuk tempat menaruh kaki. “Kalau enggak bikin sendiri, mendayagunakan yang ada, ya, enggak punya ciri khas. Rencana berikut saya ingin cari karburator yang sudah tidak dipakai untuk ditaruh meja dan disisipkan lampu,” tambah Bingky soal gaya interior dan furniturnya.

Tanpa tebang pohon
Meski duduk di luar ruangan ataupun di dalam, kesejukan tempat itu terus terasa. Kami pun betah berlama-lama di kawasan seluas 2.500 meter persegi ini. Tidak mengherankan jika kafe tersebut memang berlimpah dengan naungan pohon. “Kawasan ini enggak terlalu panas, pohon-pohon besar dan rimbun saya pertahankan supaya bisa memberikan kesejukan dan kesegaran sekaligus. Yang terpenting sirkulasi udara diperhatikan,” tambah pria berusia 61 itu.
Tidak melulu soal otomotif, ada pula sudut yang memamerkan ‘kegarangan’ fesyen. Bingky menyediakan sebuah area untuk butik sepatu bot asal Spanyol yang kerap dipakai grup band rock ternama seperti Rif. Maka kafe ini pun bisa jadi surga bagi mereka penyuka otomotif sekaligus fesyen yang antimainstream.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya