Aneka Kompetisi Banyak Sahabat di IDEFest

TEPUK tangan dan sorak sorai ratusan muda-mudi menggema saat Ketua Umum Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI), Herwindra Aiko, memasuki ruang Amerta, kompleks Kuil Myoganji, Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat. Sudah sejak sekitar 1 jam mereka menunggu kedatangan Aiko di ruangan itu untuk mengumumkan pemenang IDEFest. IDEFest merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan Majelis Nichiren untuk mewadahi kreativitas generasi muda mereka. Berbagai kompetisi diadakan dalam arena kompetisi ini, mulai kuliner, pidato humor, tim komedi, fi lm pendek, paduan suara, tari, band, foto hingga sembilan kompetisi olahraga, yaitu bulu tangkis, tenis meja, futsal, renang, voli, kasti, catur, basket, dan hula hoop. IDEFest berlangsung selama sepekan dan diikuti sebanyak 500 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka berusia antara 12 hingga 20 tahun. Sesaat sebelum pengumuman pemenang dibacakan, para peserta kompetisi yang merasa sudah masuk ke tahap final menempati karpet merah yang digelar di depan panggung Amerta. Suasana mendadak hening. Beberapa peserta mengaku berdebar-debar. Kebanyakan dari mereka berharap menjadi pemenang dalam kompetisi itu. “Juara umum IDEFest tahun ini jatuh pada daerah Jawa Timur 1 atau Surabaya,” seru Aiko, sapaan akrab Ketua Umum MNSBDI. Sorakan diiringi dengan tepuk tangan ratusan peserta kembali riuh memenuhi seantero ruangan Amerta. “Sedangkan juara umum kompetisi sport ialah DKI Jakarta 1,” lanjut Aiko lagi yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan para peserta. Beberapa peserta dari daerah yang disebut sebagai pemenang meloncat-loncat girang. Mereka bersalaman, berpelukan, dan berangkulan. Setelah piala IDEFest diserahkan kepada pemenang, ada pula
peserta yang menitikkan air mata yang mengungkapkan rasa haru setelah berjuang meraih kemenangan.

Dikatakan Aiko, anak muda merupakan energi luar biasa bagi sebuah bangsa. Kehadiran pemuda mempunyai peran penting dalam perjalanan sejarah. Generasi muda juga menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan cita-cita bangsa. “Tidak dimungkiri, tidak sedikit pemuda yang terjebak oleh pergaulan kurang baik. Ada yang melakukan tawuran, narkoba, hamil di luar nikah. Semua gejala itu bisa jadi akibat kreativitas mereka tidak terwadahi. Karena itu, menyelenggarakan acara IDEFest agar anak muda BDI khususnya, dan anak muda Indonesia umumnya mampu menuangkan bakat di acara tersebut,” ujar Aiko. Sebelum mengikuti kompetisi, ratusan anak muda itu telah mempersiapkan diri cukup lama supaya bisa menampilkan yang terbaik dan menarik perhatian dewan juri. Mereka juga belajar bekerja sama dengan pihak lain. Umpamanya mencari pelatih, membuat kostum, mencari dana, dan mengelola waktu. Semua bagian proses persiapan yang panjang itu dilakukan di daerah. “Mengatur waktu sebaik mungkin sangat penting karena sebagian besar peserta tidak hanya mengikuti satu kompetisi, tapi beberapa kompetisi,” ujar Humas MNSBDI, Suprapti. Menurut Suprapti, dalam setiap kompetisi, peserta membutuhkan persiapan yang serius. Mereka harus menghadapi persaingan dari daerah-daerah lain yang tentu tidak mudah. Karena itu, diperlukan keseriusan dari tiap-tiap peserta. Bagi daerah yang kurang serius dalam mempersiapkan kompetisi dan latihan, sudah dipastikan mereka akan tertinggal dari daerah lain.

Dikatakan, kompetisi tidak bisa dianggap enteng. Pihak panitia juga telah menghadirkan juri profesional di bidang itu, antara lain Nanang Hape (dalang urban), Oni Krisnerwinto (composer, arranger, band leader), dan Adella (penari dan pengajar). “IDEFest ialah ajang untuk kreativitas sekaligus arena kompetisi bagi generasi muda,” ujar Suprapti. Pada IDEFest kali ini kompetisi sport paling banyak diminati. Sejumlah 280 orang anak muda mendaftar menjadi peserta kompetisi sport. Kompetisi itu merupakan kompetisi pertama yang digelar, pada IDEFest sebelumnya belum pernah ada. IDEFest ditutup dengan gelaran musik dari DJ Raka. (M-1)