Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BISAKAH membuat jembatan dengan tarian? Bisa saja, tapi tentu yang dijembatani bukanlah antartepian sungai ataupun lerengan tebing. Justru yang hendak disentuh ialah antardua budaya, dua beda, dua sama, dan dua lainnya. Tujuh penari bergantian memasuki panggung. Ada yang masuk sendiri, berdua, dan berkelompok. Terkadang mereka diam, tetapi tak jarang mereka berputar. Tubuh mereka dilenturkan sedemikian rupa untuk mencapai gerak estetik, gerak sendiri, lalu berbareng, gerak bersama, lalu berdiam. Jenis gerak yang dilakukan memang tidak selalu punya makna. Yang dituju ialah kesatuan gerak dengan musik. Hal itu diterangkan koreografer John Heginbotham. “Jadi, biasanya tarian diinspirasikan dari musiknya,” terang John sesuai kelompok penari kontemporer asal Amerika Serikat, Dance Heginbotham, tampil di Komunitas Salihara, Jakarta, Kamis (7/4). Ini merupakan program tahunan
dari Dance Motion USA yang menghadirkan seni tari kontemporer Amerika Serikat ke seluruh dunia. Dalam kunjungannya kali ini, mereka melibatkan cukup banyak komunitas yang ada di Indonesia. Semua gerakan dimulai dari musik. Bukan musik yang menyesuaikan gerak, justru gerak yang mengikuti musik. Malam itu, pemusik Nathan Koci duduk manis di depan piano klasik. Itu merupakan tari awal yang dimainkan, lalu den ting alat musik tekan itu menggema ke penjuru ruangan. Bunyian inilah yang terkadang membuat gerak bertempo pelan, kadang pula bertempo cepat. Semua bergantung harmonis pada musik. Tugas Nathan tidak gampang. Ia seolah menjadi penjaga jiwa dari tarian yang dimainkan. “Yang paling utama ialah dari musik yang menginspirasi setiap karya. Apa gerakan yang cocok dan karakter apa yang paling cocok,” sambung John.
Ruang interpretasi baru Irama yang tak berbentuk bukan lagi menyasar akal dan otak. Musik akan membidani gerak yang sangat terbuka. Artinya, bermacam gerak bisa menjadi bagian dari tarian. Gerak yang terkesan acak bakal membuat penonton seperti diajak untuk memasuki pemaknaan baru. Inilah yang membuka ruang interpretasi baru terhadap gerakan. Tentu itu dilakukan dengan pemicu berupa gerak dari para penari. “Makna tariannya tidak harfiah. Bukan literal menceritakan satu cerita yang sifatnya narasi. Jadi, terbuka untuk ruang interpretasi masing-masing dari audience,” imbuhnya. Dance Heginbotham berpentas di Teater Salihara pada 4 April 2016. Beberapa karya Dance Heginbotham ialah Waltz Ending (2008), Diamond (2015), Rockefellers (2013), dan Easy Wind (2015). Tarian terakhir dipersembahkan untuk ibu John, yakni Jeanie Heginbotham, kala merayakan ulang tahunnya ke-70-nya. Tarian itu banyak memasukkan gerak balet, mulai loncatan, putaran, hingga lambaian tangan.
“Seperti tarian Easy Wind (2015) yang terinspirasi dari tarian balet klasik,” tambah salah seorang penari, Weaver Rhodes. Dance Heginbotham merupakan lembaga yang turut dalam program Dancemotion USA. Program itu merupakan salah satu program Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang bertujuan pertukaran budaya. Tidak hanya Indonesia, mereka juga melakukan tur ke beberapa negara Asia, seperti Laos dan Filipina. Sebelumnya, kelompok tari asal Amerika itu juga sempat mampir untuk melakukan pertunjukan karya di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta. Selain itu, mereka mengadakan pelatihan dan kelas untuk para penyandang disabilitas. Mereka juga sempat melakukan aktivitas performatif di Festival Budaya Jailolo, Ternate. (Abdillah M Marzuqi/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved