Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
LAYANAN streaming musik Spotify telah mematenkan teknologi yang memungkinkan untuk menganalisis suara dan menyarankan lagu berdasarkan emosi, jenis kelamin, usia, bahkan aksen si pengguna.
Paten yang mereka ajukan pada 2018 itu telah disetujui oleh lembaga paten pada 12 Januari 2021. Dengan itu, raksasa streaming tersebut dapat mengoperasikan teknologi untuk mempelajari tentang lingkungan dan emosi pengguna menggunakan teknologi pengenalan suara.
Spotify pun kemudian dapat memutar musik yang mencerminkan suasana hati pengguna atau bahkan lingkungan sosial mereka. Seperti ketika misalnya Anda sedang sendirian, bersama teman-teman, atau di tengah pesta. Jika diterapkan, fitur tersebut mungkin akan meningkatkan statistik streaming pada lagu milik Lesley Gore, It's My Party (And I'll Cry If I Want To).
“Biasanya aplikasi streaming menyertakan fitur yang memberikan rekomendasi media yang dipersonalisasi kepada pengguna,” jelas Spotify dalam keterangan yang dilansir BBC, Kamis (28/1).
Namun lanjutnya, pendekatan saat ini untuk membedakan selera pengguna tidak memuaskan, karena mengharuskan mereka memasukkan jawaban dengan teliti untuk berbagai pertanyaan tentang usia, jenis kelamin, dan band favorit mereka.
Fitur karaoke
Teknologi yang dipatenkan tersebut, menganjurkan pengenalan ucapan dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang usia dan jenis kelamin, sementara isyarat kontekstual seperti intonasi, stres, dan ritme akan memberikan petunjuk apakah pengguna bahagia, marah, sedih atau netral .
“Harus dipahami, contoh kategori metadata emosi, jenis kelamin, usia dan aksen di atas hanyalah contoh, dan banyak karakterisasi dan klasifikasi lain dapat digunakan,” lanjut keterangan Spotify.
Hasil metadata itu akan digabungkan dengan informasi lain, termasuk lagu yang diputar sebelumnya oleh pengguna, dan selera musik teman mereka - untuk meningkatkan rekomendasi. Teknologi ini adalah salah satu dari beberapa inovasi teknis yang dipatenkan Spotify selama setahun terakhir.
Pada September, Spotify mematenkan fitur seperti karaoke yang memungkinkan orang mengisi trek musik dengan vokal mereka sendiri. Sementara paten yang didapatkan awal minggu ini merupakan izin untuk mesin pemilihan konten media berbasis irama - yang menyesuaikan tempo musik dengan kecepatan berlari Anda. Tahun lalu, mereka juga melakukan studi tentang bagaimana ciri-ciri kepribadian seseorang memengaruhi preferensi musik mereka.
Layanan streaming yang memiliki 320 juta pengguna global ini juga telah diberikan paten yang memungkinkan mereka untuk memanfaatkan pengetahuan yang didapat untuk mempromosikan konten - termasuk musik, podcast, dan iklan - yang telah disesuaikan untuk menarik kepribadian pendengar.
“Dalam beberapa wujudnya, konten yang dipersonalisasi mencakup satu atau lebih pesan dengan komponen audio, perangkat elektronik mengubah nada suara untuk pesan untuk presentasi kepada pengguna. Misalnya, nada suaranya mungkin lebih ceria, bernada tinggi, atau menarik bagi pengguna yang telah diberi ciri kepribadian ekstroversi.”
Sementara teknologi pelacakan semacam itu tampak distopia, para tim peneliti di Spotify sendiri telah memperingatkan agar tidak menerapkannya tanpa mempertimbangkan implikasi etisnya.
"Kami menyadari, sejarah digital seseorang sangat pribadi dan sensitif. Kami menolak penelitian atau aplikasi di masa mendatang yang melanggar standar etika penggunaan data dan tidak transparan tentang privasi kepada penggunanya," jelas Spotify. (M-1)
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Riize merupakan grup idola K-Pop pertama yang berpartisipasi dalam program Radar di Spotify.
Lisa, anggota Blackpink, mengumumkan comeback solonya pada sebuh video yang viral pada Kamis (13/6).
Faktor yang membuat video podcast di Spotify semakin diminati antara lain format siaran tersebut memungkinkan pengguna layanan melihat ekspresi kreator dan respons narasumber.
Beberapa lagu dengan beat atau tempo cepat bisa membuat kalian semangat. Bahkan, untuk lagu galau biasanya memiliki tempo yang lambat atau lebih melow.
Album Cowboy Carter dari Beyoncé telah mencapai pencapaian luar biasa dengan melampaui satu miliar streaming di Spotify dalam waktu kurang dari dua bulan setelah dirilis.
Nadhif Basalamah membagikan pengalamannya selama proses penulisan lagu hit-nya, Penjaga Hati, serta apa yang mendorongnya untuk terus berkarya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved