Menangkal Urbanisasi dengan Ekonomi Lokal

Mohammad Ghazi
03/4/2016 11:54
Menangkal Urbanisasi dengan Ekonomi Lokal
(Antara)

TIGA wanita keluar dari Galeri Produk Unggulan di Pantai Wisata Talang Siring, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (1/4). Mereka menjinjing tas plastik berisi sejumlah makanan yang dijual di galeri itu.

Ketiga wanita itu merupakan pengunjung lokasi wisata Pantai Talang Siring yang menyempatkan diri masuk dan membeli oleh-oleh di tempat penjualan oleh-oleh khas Pamekasan itu.

Galeri itu berada persis di pintu masuk, menyatu dengan ruangan lain yang menjadi kantor Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pengelola objek wisata yang berada di Desa Montok itu. Di dalamnya, terpajang beberapa produk makanan kering, mentahan, dan yang sudah siap konsumsi. Sebagian berada di etalase dan sebagian lainnya terpasang di rak kayu. Selain merek dan jenis makanan, pada sebagian makanan, terdapat tulisan 'Kelompok Binaan UPK Larangan'.

"Memang sebagian besar produk yang dijual di sini ialah produksi kelompok usaha binaan UPK dari seluruh desa di Kecamatan Larangan," kata Dedis Syakir Fauzi, ketua UPK (Unit Pengelola Kegiatan) Larangan.

UPK merupakan sebuah lembaga yang dibentuk melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Peningkatan usaha ekonomi bagi masyarakat desa diyakini mampu menjadi daya tangkal bagi masyarakat desa untuk hijrah ke kota. Melibatkan mereka dalam kegiatan ekonomi produktif setidaknya membuat masyarakat miskin tidak melirik kota. Banyak masyarakat desa miskin ke kota justru menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Produk-produk tersebut diproduksi menggunakan potensi unggulan di tiap-tiap desa dan tenaga kerja masyarakat setempat. "Karena tujuan kami, bagaimana desa di Kecamatan Larangan menjadi sumber penghidupan bagi warganya sehingga warganya tidak perlu lagi bekerja di kota atau ke luar negeri sebagai buruh," kata Dedis.

Upaya yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya ialah melakukan identifikasi masalah dan potensi yang dimiliki melalui kajian-kajian partisipatif di tingkat dusun dan desa. Hasilnya menjadi bahan perumusan rencana kegiatan yang akan difasilitasi UPK.

Untuk menindaklanjuti hasil kajian itu, pihaknya menggandeng beberapa pihak, di antaranya Pusat Pelatihan dan Keterampilan (PPK) Sampoerna di Kabupaten Pasuruan untuk program pelatihan pemanfaatan potensi lokal serta Pokdarwis di bidang pemasaran.

"Materi pelatihannya disesuaikan dengan potensi yang bisa dikembangkan di desa. Misalnya, pengolahan tomat, pisang, nangka, sukun, talas, ubi, singkong, jagung, dan lainnya menjadi produk kemasan yang bisa dipasarkan ke toko-toko modern," urai Dedis.

Peserta pelatihan itu difasilitasi modal usaha dan pendampingan sampai usaha mereka benar-benar berkembang dan mereka mampu merekrut tenaga kerja dari warga sekitar yang belum memiliki kegiatan usaha.

Ketua Lakpesdam NU setempat, Taufikurrahman Khafi, mengatakan sebagian besar masyarakat di daerah itu, terutama yang tinggal di perdesaan, memiliki kecenderungan bekerja di kota karena kondisi alam yang tandus dengan area pertanian tadah hujan yang tidak bisa diandalkan sebagai sumber penghidupan.

Usaha produktif
Untuk menanggulangi tingginya angka urbanisasi di daerahnya, ia harus melakukan penguatan ekonomi melalui pelatihan-pelatihan dan pengembangan usaha produktif berbasis potensi lokal.

Pelatihan semacam pelatihan perbengkelan, jahit-menjahit, dan pelatihan sejenis, menurutnya kurang mampu menanggulangi tingginya urbanisasi. Pelatihan semacam itu dinilainya kurang produktif dan tidak berimbas pada pengembangan potensi lokal.

"Selain berdampak pada pengembangan ekonomi, hasil dari pelatihan semacam itu juga berdampak pada pengembangan potensi lokal," katanya.

Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, mengatakan, pihaknya sudah meminta pemerintahan desa memprioritaskan program penguatan ekonomi berbasis potensi lokal dalam pemanfaatan dana desa.

Dana desa dengan nilai ratusan juta untuk tiap-tiap desa itu, jelas Syafii, bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang mampu membangkitkan ekonomi masyarakat melalui program-program pemberdayaan.

"Sudah saatnya desa tidak lagi memandang pembangunan melalui program infrastruktur perdesaan, melainkan pada program pemberdayaan," kata Bupati.

Jika program yang dirintis PNPM Mandiri Perdesaan dilanjutkan pemerintahan desa melalui pengelolaan dana desa yang baik, ia yakin desa akan menjadi tumpuan ekonomi nasional dan mampu mengurangi tingkat urbanisasi. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya